Tema dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu setelah memahami KD yang akan diintegrasikan, atau menentukan tema terlebih dahulu barulah menghimpun KD yang dapat diintegrasikan dalam tema-tema tersebut. Untuk itu, hal ini memperkuat pentingnya pendidik memahami KD mata pelajaran yang diintegrasikan.
Tema mengacu pada silabus pembelajaran tematik terpadu, yang terpenting adalah sesuai dengan prinsip pemilihan tema. Tema ikut menentukan keterpaduan mata pelajaran dan berbagai konsepnya. Keterpaduan dalam tema ini tentu memiliki tujuan, yaitu melibatkan peserta didik dalam belajar dan mengaktifkannya dalam rangka memberi pengalaman langsung serta tidak nampak adanya pemisahan antarmata pelajaran satu sama lain.
Sebenarnya tema dan sub tema sudah dituliskan dalam silabus, hanya saja di kurikulum revisi, kembali diberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk menentukan tema sendiri atau menggunakan yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Silabus tematik terpadu berperan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan materi dalam tiap tema dan sub tema, sehingga amat menentukan merancang kegiatan pembelajaran. Penentuan tema dalam satu tahun ajaran merupakan langkah pertama dalam merancang pembelajaran tematik.
Selanjutnya, kita akan mencoba memetakan KD dalam satu tahun. Bukalah rumusan pada kelas yang Saudara ajar saja (misalnya kelas 1, atau 2, dan seterusnya).
Sebelum memetakan KD, marilah kita identifikasi dan coba turunkan dalam sebuah tabel tersendiri jumlah KD yang terdapat pada berbagai mata pelajaran. Sebagian orang tidak memerlukan tabel jumlah KD ini, tetapi bagi saya, saat guru membaca dan mengetahui jumlah KD-KD tersebut, maka guru akan lebih mengenal dan dapat memperkirakan penyebaran KD tersebut dalam jejaring tema.
Baiklah, mari kita mengeksplorasi dengan cara membuka Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar mata pelajaran. Kita akan menghitung jumlah masing-masing KD mata pelajaran yang kita ampu di kelas. Ada berapakah … ?
Kompetensi Spiritual (KI-1)
Kompetensi sosial (KI-2)
Jumlah KD pengetahuan (KI-3) dalam satu (1) tahun dari beberapa mata pelajaran yang termasuk tematik.
Jumlah KD keterampilan (KI-4) dalam satu (1) tahun dari beberapa mata pelajaran yang termasuk tematik
Kemudian, mari kita mencoba memetakan berbagai KD mata pelajaran tersebut. Pemetaan KD dilakukan agar pendidik memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh, terutama berkaitan langsung dengan Kompetensi Inti, KD mata pelajaran serta Indikator. Karena kita menggunakan pendekatan tematik, maka dalam memetakan KD ini perlu dipadukan dalam sebuah tema dan sub tema agar lebih mengikat dan pemetaan ini menjadi lebih bermakna.
Selain mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai mata pelajaran, pemetaan KD juga berguna dalam mengidentifikasi KD setiap mata pelajaran yang diajarkan, menjabarkan KD ke dalam indikator, sekaligus menganalisis keterhubungan tema-tema dengan KD dan indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas tersebut.
Pemetaan KD juga dilakukan untuk mengintegrasikan beberapa pembelajaran. Webbing (jejaring) pemetaan KD sudah tersedia di buku guru. Dalam buku edisi Revisi 2016, Pemetaan KD dilakukan per subtema, selanjutnya lebih dirincikan dalam tiap Kegiatan Belajar (KB). Contoh Webbing yang terdapat pada buku guru kelas 1 - tema 2 - subtema 1:
Dengan menggunakan Buku Guru sebagai panduan, mari kita berlatih melakukan pemetaan KD dalam Tema dan subtema
Dari pemetaan inilah kita dapat menghubungkan materi-materi pokok dari tiap mata pelajaran yang kita peroleh dari bunyi Kompetensi Dasar (KD) nya, untuk kemudian dihubungkan dalam sebuah jejaring atau yang biasa dikenal sebagai spider web.
Setelah KD selesai dipetakan, selanjutnya adalah melakukan webbing. Webbing yaitu membuat jaringan tema dari semua mata pelajaran. Di sini kita hendak memadukan berbagai mata pelajaran dan memusatkannya pada satu tema agar nampak hubungan antarKD tersebut.
Jaringan tema menggambarkan pola hubungan antara tema tertentu dengan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan tema diharapkan peserta didik dapat memahami satu tema tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin berbagai bidang ilmu pengetahuan. dan mampu berpikir secara integratif dan holistik.
Teknik menyusun jaringan tema antara lain adalah menentukan tema terlebih dahulu, kemudian menginventarisasi KD yang sesuai dengan tema tersebut, selanjutnya menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi dari KD yang sesuai dengan tema dalam mata pelajarannya masing-masing, barulah menghubungkan materi-materi tersebut dalam suatu struktur jejaring tema yang jelas.
Jejaring tema merupakan bagan penghubung antarKD beserta Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)nya dari berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Jejaring tema berlaku untuk satu tema yaitu antara 3 sampai dengan 4 minggu. Berikut contoh format jaringan tema.
Jejaring tema kemudian di breakdown dalam Jejaring Subtema.
Di tahap kedua ini, Saudara akan mengurai jaringan tema tadi ke dalam sub-subtema. Sebagaimana kita ketahui, bahwa satu tema dapat diselesaikan dalam waktu 1 bulan, dan selama itu, tema yang sifatnya masih luas tadi kemudian dibreakdown ke dalam beberapa subtema, ada yang terdiri dari 3 atau 4 subtema.
Satu (1) subtema dilaksanakan dalam satu minggu, dan setiap hari kegiatan belajar dilaksanakan dalam memenuhi berbagai perpaduan KD Mata pelajaran tersebut. Untuk itu, tahap ini penting dalam menentukan penyebaran KD di setiap minggunya. Berikut contoh jaringan KD untuk subtema (saudara bisa lihat di setiap awal subtema pada buku guru).
Seperti yang kita fahami, bahwa penyebaran KD untuk 1 minggu itu, harus kita pecah menjadi harian. Hal ini guna memastikan penuntasan KD terlaksana dengan baik. Selain itu, aktifitas belajar lebih terarah kepada penuntasan kompetensi sekaligus menjadikan guru fokus terhadap materi dan kegiatan yang akan dilakukannya dalam penuntasan KD tersebut. Berikut contoh jejaring harian.
Demikianlah alur berpikir jejaring (webbing) tematik. Setelah Pemetaan KD kemudian membuat jejaring tema -> jejaring subtema -> dan jejaring harian. Pada jejaring harian itulah kemudian dikembangkan menjadi aktifitas-aktifitas pembelajaran.
Terdapat 3 pokok bahasan yang akan mempengaruhi penyusunan perencanaan tahunan (prota) dan perencanaan semester (prosem), yaitu Kalender pendidikan, penyusunan program tahunan dan program semester. Ketiganya saling berhubungan. Untuk lebih jelasnya uraian tentang hal ini silakan Saudara membuka file berikut.