KARYA ILMIAH
Karya ilmiah yang ditulis dan diterbitkan laporan yang menyajikan hasil penelitian atau studi yang telah dilakukan oleh seorang individu atau tim untuk memenuhi aturan dan etika ilmu dikonfirmasi dan dipatuhi oleh komunitas ilmiah.
Di perguruan tinggi, khususnya S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan laboratorium, dan tesis (tesis). Tesis umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam.
Berikut ini merupakan definisi dari para ahli.
Menurut Eko Susilo, M.
Artikel yang diperoleh sesuai dengan sifat ilmiah dan didasarkan pada observasi, evaluasi, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan bahasa bersantun dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya / keilmiahannya.
Menurut Yamilah dan Samsoerizal
Menjelaskan bahwa keragaman karya ilmiah terdiri atasbeberapa jenis berdasarkan fungsi. Menurut kelompok, berbagai karya dikenal ilmiahseperti; makalah, tesis dan disertasi.
Wahyu
Mengatakan bahwa “sebuah esai ilmiah untuk mengatakan jika ia mengangkat keprihatinan dengan metode ilmiah”.
Brotowidjoyo
Mengatakan bahwa “monografi yang ditulis oleh ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”.
Dwiloka dan Riana
Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (dalam bentuk pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui literatur, koleksi pengalaman, penelitian.
Maryadi dalam Harun, dkk
Mendefinisikan karya ilmiah “kerja yang berisi dan menilai masalah tertentu dengan menggunakan kaidah ilmu”
Menurut Munawar Syamsudin
Penulisan ilmiah merupakan sebuah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi ilmiah tertentu, dengan memilih metode tertentu dari presentasi secara keseluruhan, pada teratur dan konsisten.
Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Makalah ilmiah telah ditulis diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
Foster etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya konsumen pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen (produsen) berpikir dan menulis di bidang ilmu pengetahuan.
Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk karya ilmiah yang bersangkutan setelah mendapat pengetahuan.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
Memperoleh kepuasan intelektual;
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Berikut ini merupakan ciri -ciri dari sebuah karya ilmiah.
Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Skripsi
adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif, baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
Tesis
adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis. Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki bobot orisinalitas tertentu.
Disertasi
adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu pendidikan.
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
PERTEMUAN KE-10
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka adalah daftar rujukan yang mencantumkan judul, nama pengarang, tahun terbit, dan sebagainya yang ditempatkan di halaman terakhir suatu karya tulis.
Sebuah daftar pustaka diperlukan sebagai sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data yang diambil. Dengan demikian, karya tulis yang kamu buat dapat dipercaya kebenarannya.
Selain itu, daftar pustaka juga digunakan sebagai ucapan terima kasih untuk penyumbang data penelitian.
Penulisan nama pengarang dimulai dari nama belakang/nama keluarga, kemudian diikuti tanda koma dan nama depan.
Penulisan untuk nama pengarang yang merupakan orang Tionghoa/Jepang/Korea tidak perlu dibalik, karena nama keluarganya memang ada di depan.
Jika kamu mengutip, nama pengarang yang ada pada kutipan tersebut wajib dimasukkan ke daftar pustaka secara lengkap.
Sebutan gelar tidak perlu dicantumkan.
Jika terdapat lebih dari satu pengarang, maka hanya nama pengarang pertama saja yang dibalik. Sisanya tidak perlu dibalik.
Daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad.
Jika terdapat lebih dari satu sumber daftar pustaka yang nama pengarangnya sama, maka nama pengarang tetap ditulis sebanyak jumlah sumber.
Jika sumber yang digunakan tidak ada nama pengarangnya, maka ditulis nama lembaga/instansi yang menerbitkan.
Batas tahun referensi pustaka yang digunakan maksimal adalah 5 tahun terakhir.
Jika mengambil sumber dari internet, untuk alasan kredibilitas, tidak diperbolehkan mengambil sumber dari blogspot, wordpress, atau wikipedia.
Penulisan nama judul harus dibedakan dengan diberi efek tebal/miring/garis bawah atau diapit tanda petik dua (“).
Lalu, bagaimana cara menulis daftar pustaka yang sumbernya bermacam-macam seperti buku, jurnal, atau internet?
Apa yang membedakannya?
Selengkapnya, simak tata cara penulisan daftar pustaka di bawah ini!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis daftar pustaka dari sumber buku. Namun, hal paling utama adalah memperhatikan urutan dan tanda bacanya. Berikut adalah urutan sebuah referensi dari buku.
Nama penulis ditulis paling awal. Ingatlah untuk selalu menuliskan nama belakang penulis terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan tanda koma (,) setelah itu cantumkan nama depan dan tengah penulis buku tersebut. Jika buku tersebut merupakan karya dari dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama yang urutan namanya dibalik. Penulis kedua dan seterusnya berada setelahnya dengan urutan yang sesuai nama aslinya. Jika pada buku tersebut nama penulis dicantumkan lengkap dengan gelar pendidikan atau gelar lain, gelar-gelar tersebut tidak perlu dituliskan.
Setelah nama, cantumkan tahun terbit dari buku yang teman-teman gunakan sebagai referensi. Jangan terkecoh pada angka tahun cetakan awal sebab bisa saja buku yang kamu pakai merupakan cetakan kedua, ketiga, ataupun terakhir.
Tuliskan judul bukumu secara lengkap. Jangan lupa, penulisan judul dibuat dengan italic (miring).
Bagian terakhir dalam penulisan daftar pustaka sebuah buku adalah mencantumkan kota penerbitan dan nama penerbit yang mencetak buku tersebut. Dahulukan penulisan nama kota, baru diikuti dengan nama penerbit yang dibatasi dengan tanda titik dua (:).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tanda batas dari tiap urutan. Pastikan teman-teman menggunakan tanda titik (.) untuk membatasi urutan nama, tahun terbit, judul buku, hingga kota dan nama penerbit.
Contoh Daftar Pustaka dari Buku
Data Buku:
Judul : Family Medical Care Volume 4
Penulis : Dr. John F. Knight
Penerbit : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2001
Cara Penulisan:
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia Publishing House.
Tidak berbeda jauh dengan penulisan dari sumber berupa buku, teman-teman pun perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, hingga kota dan nama penerbit. Hanya saja, ada perbedaan penulisan untuk beberapa urutan tersebut, yakni sebagai berikut.
Pastikan nama yang teman-teman tulis dalam daftar pustaka artikel tersebut adalah penulis artikelnya, bukan editor dari jurnal, koran, ataupun majalah yang menjadi sumber referensi.
Dahulukan penulisan judul artikel yang menjadi sumber referensi. Penulisan tidak dengan format italic, melainkan tegak lurus dengan pemberian tanda kutip (“) pembuka dan penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan penulisan sumber jurnal ataupun majalah yang memuat artikel tersebut. Penulisan nama jurnal, majalah, atau koran baru dicetak miring. Ikutkan di halaman berapa artikel tersebut dimuat yang ditulis dalam tanda kurung [(…)].
Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal
Data Artikel:
Judul Jurnal : Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1
Judul Artikel : Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang
Penulis : Umar Solikhan
Penerbit : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Terbit : Pangkalpinang
Tahun Terbit : 2013
Cara Penulisan:
Solikhan, Umar. 2013. “Bahasa Indonesia dalam Informasi dan Iklan di Ruang Publik Kota Pangkalpinang” dalam Sirok Bastra: Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Volume 1 (hlm. 123-129). Pangkalpinang: Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain artikel cetak, tidak jarang seseorang mengambil sumber tulisannya dari artikel-artikel di internet (dalam jaringan.daring/online). Untuk penulisan daftar pustaka dari internet seperti ini, urutannya adalah sebagai berikut:
Cara penulisan nama untuk artikel daring tidak berbeda dengan penulisan nama dari sumber buku maupun artikel cetak.
Tuliskan tahun penayangan dari artikel tersebut.
Judul artikel daring tidak ditulis secara italic, melainkan hanya diapit tanda kutip (“).
Jangan lupa menyalin alamat URL dari artikel tersebut agar dapat diakses jika ada yang ingin membuktikan kesahihannya.
Di bagian akhir, jangan lupa mencantumkan waktu pengambilan artikel daring itu secara lengkap, yakni tanggal dan jam saat kamu mengunduh ataupun menjadikannya referensi.
Selain urutan, masalah tanda batas dalam daftar pustaka artikel internet/daring agak berbeda dengan penulisan dari sumber cetak. Tanda titik (.) sebagai batas hanya berlaku untuk mengakhiri nama penulis dan tahun penayangan. Sementara itu, pembatasan dari judul ke URL dan dari URL ke waktu pengambilan data berupa tanda koma (,).
Contoh Daftar Pustaka dari Internet (Artikel Daring)
Data Artikel:
Judul : Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global?
Penulis : Jeko Iqbal Reza
Tanggal Tayang : 29 Agustus 2015
Waktu Akses : 10 Februari 2016, pukul 10.27
URL : http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global
Cara Penulisan:
Reza, Jeko Iqbal. 2015. “Inikah Dampak Mematikan Pemanasan Global”, http://tekno.liputan6.com/read/2304179/inikah-dampak-mematikan-pemanasan-global, diakses pada 10 Februari 2016 pukul 10.27.
Mengidentifikasi Struktur Karya Ilmiah yang Dibaca
Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap
bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Secara umum,
bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu bentuk
populer, bentuk semiformal, dan bentuk formal.
1. Bentuk Populer
Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer.
Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam
bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya
ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media massa, seperti koran
atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang
akrab, menyenangkan bagi populus (rakyat) atau disukai oleh sebagian
besar orang karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah
dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa
senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).
2. Bentuk Semiformal
Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:
a. halaman judul,
b. kata pengantar,
c. daftar isi,
d. pendahuluan,
e. pembahasan,
f. simpulan, dan
g. daftar pustaka.
Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam
berbagai jenis laporan biasa dan makalah.
3. Bentuk Formal
Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur
kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. Judul
b. Tim pembimbing
c. Kata pengantar
d. Abstrak
e. Daftar isi
f. Bab Pendahuluan
g. Bab Telaah kepustakaan/kerangka teoretis
h. Bab Metode penelitian
i. Bab Pembahasan hasil penelitian
j. Bab Simpulan dan rekomendasi
k. Daftar pustaka
l. Lampiran-lampiran
m. Riwayat hidup
Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai
berikut.
1. Judul
Judul dalam karya ilmiah dirumuskan dalam satu frasa yang
jelas dan lengkap. Judul mencerminkan hubungan antarvariabel.
Istilah hubungan di sini tidak selalu mempunyai makna korelasional,
kausalitas, ataupun determinatif. Judul juga mencerminkan dan
konsistensi dengan ruang lingkup penelitian, tujuan penelitian, subjek
penelitian, dan metode penelitian.
Contoh:
AKTIVITAS PERGAULAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif tentang Kecerdasan Emosi dan Intelektual)
Siswa SMA Labschool UPI Bandung
Dari judul di atas, dapat diketahui bahwa:
a. masalah yang diteliti : aktivitas pergaulan dan prestasi belajar siswa
b. ruang lingkup penelitian : kecerdasan emosi dan intelektual siswa
c. tujuan penelitian : mengetahui ada tidaknya hubungan antara aktivitas
pergaulan dengan prestasi belajar siswa
d. subjek penelitian : siswa SMA Labschool UPI Bandung
e. metode penelitian : deskriptif-komparatif
Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, dengan
menggunakan huruf kapital semua kecuali pada anak judulnya; kedua,
dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya.
Apabila cara yang kedua yang akan digunakan, maka kata-kata
penggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti
di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf
kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apa pun,
termasuk titik ataupun koma.
2. Pendahuluan
Pada karya ilmiah formal, bagian pendahuluan mencakup
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau kegunaan
penelitian. Selain itu, dapat pula dilengkapi dengan definisi operasional
dan sistematika penulisan.
a. Latar Belakang Masalah
Uraian pada latar belakang masalah dimaksudkan untuk
menjelaskan alasan timbulnya masalah dan pentingnya untuk
dibahas, baik itu dari segi pengembangan ilmu, kemasyarakatan,
maupun dalam kaitan dengan kehidupan pada umumnya.
b. Perumusan Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh
penulis, yang pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan
mengapa, bagaimana. Berangkat dari pertanyaan itulah, penulis
menganggap perlu untuk melakukan langkah-langkah pemecahan,
misalnya melalui penelitian. Masalah itu pula yang nantinya menjadi
fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut.
c. Tujuan (Penulisan Karya Ilmiah)
Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di
dalam penulisan karya ilmiah tersebut; berdasarkan masalah yang
telah dirumuskan. Dengan demikian, tujuan harus sesuai dengan
masalah pada karya ilmiah itu.
d. Manfaat
Perlu diyakinkan pula kepada pembaca tentang manfaat atau
kegunaan dari penulisan karya ilmiah. Misalnya untuk pengembangan
suatu bidang ilmu ataupun untuk pihak atau lembaga-lembaga
tertentu.
3. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.
Tercakup pula di dalam bagian ini adalah kerangka pemikiran dan
hipotesis. Kerangka teoretis dimulai dengan mengidentifikasi dan
mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan
hipotesis.
Di samping itu, dalam kerangka teoretis perlu dilakukan pengkajian
terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis
terdahulu. Langkah ini penting dilakukan guna menambah dan
memperoleh wawasan ataupun pengetahuan baru, yang telah ada
sebelumnya. Di samping akan menghindari adanya duplikasi yang
sia-sia, langkah ini juga akan memberikan perspektif yang lebih jelas
mengenai hakikat dan kegunaan penelitian itu dalam perkembangan
ilmu secara keseluruhan.
4. Metodologi Penelitian
Dalam karya tulis yang merupakan hasil penelitian, perlu
dicantumkan pula bagian yang disebut dengan metode penelitian.
Metodologi penelitian diartikan sebagai prosedur atau tahap-tahap
penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan,
sampai dengan pelaporannya.
Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing,
yang umumnya bergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Metodemetode
penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut.
a. Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya
menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa adanya
perlakukan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang
bersifat kuantitatif (statistika) ataupun fakta kualitatif.
b. Metode eksperimen, yakni metode penelitian bertujuan untuk
memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan
perlakuan.
c. Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan
untuk memperbaiki persoalan-persoalan yang terjadi pada kelas
tertentu, misalnya tentang motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
dalam kompetensi dasar tertentu.
5. Pembahasan
Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab pendahuluan. Data yang diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, dan sebagainya itu dibahas dengan berbagai sudut pandang; diperkuat oleh teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Sekiranya diperlukan, pembahasan dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik. Sarana-sarana pembantu tersebut diperlukan untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. Tabel dan grafik merupakan cara efektif dalam menyajikan data dan informasi. Sajian data dan informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan. Penyajian informasi dengan tabel dan grafik memang lebih sistematis dan lebih enak dibaca, mudah dipahami, serta lebih menarik daripada penyajian secara verbal.
Penulis perlu menggunakan argumen-argumen yang telah dikemukakan dalam kerangka teoretis. Pembahasan data dapat diibaratkan dengan sebuah pisau daging. Apabila pisau itu tajam, baik pulalah keratan-keratan daging yang dihasilkannya. Namun, apabila tumpul, keratan daging itu akan acak-acakan, penuh cacat. Demikian pula halnya dengan pembahasan data. Apabila argumen-argumen yang dikemukakan penulis lemah dan data yang digunakannya tidak lengkap, pemecahan masalahnya pun akan jauh dari yang diharapkan.
6. Simpulan dan Saran
Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan bagian dari simpul masalah (pendahuluan), kerangka teoretis yang tercakup di dalamnya, hipotesis, metodologi penelitian, dan temuan penelitian.
Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai unsur penelitian secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan pokok dari unsur-unsur di atas dengan meletakkannya dalam kerangka pikir yang mengarah
kepada simpulan.
Berdasarkan pengertian di atas, seorang peneliti harus pula melihat berbagai implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. Implikasi tersebut umpamanya berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan. Halhal tersebut kemudian dituangkan ke dalam bagian yang disebut rekomendasi atau saran-saran.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumbersumber lain dari internet. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum di dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Sebaliknya, sumber-sumber yang pernah dibaca oleh penulis, tetapi tidak digunakan di dalam penulisan karya ilmiah itu, tidak boleh dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Cara menulis daftar pustaka berurutan secara alfabetis, tanpa menggunakan nomor urut. Sumber tertulis/tercetak yang memerlukan banyak tempat lebih dari satu baris ditulis dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara sumber yang satu dengan yang lainnya adalah dua spasi.
Susunan penulisan daftar pustaka: nama yang disusun di balik; tahun terbit; judul pustaka; kota terbit; dan penerbit.
PERTEMUAN KE-12
PERTEMUAN KE-13
JAWABAN SOAL UJI KOMPETENSI 6
E 6. C 11. D 16. B 21. E
C 7. A 12. C 17. B 22. B
B 8. C 13. D 18. D 23. D
E 9. E 14. A 19. D 24. A
D 10.D 15. A 20. E 25. B
Kerjakan soal perbaikan hal 87, soal nomor 4 ( menyusun daftar pustaka )
Jawabam\n ditulis di kertas, difoto, dikirim lewat WA japri ke nomor saya.
Yang tidak mengerjakan soal uji kompetensi 6 pada tanggal 29 Maret 2021
Adha Tri Utami
Ahmad Halim
Farhan Wiratama
Farros Rofiq
Hafidz Abdilah
Muhammad Nur
Qonita Shafa
Revina
Wildan