Menurut Dja’far H Assegaf dalam bukunya “jurnalistik masa kini”yang dikutip dari Lyle Spencer dalam “editoril writing”, tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang ditajukkan tadi(Dja’far H. Assegaff : 1991).
Adapun tujuan teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang berkembang.
Adapun fungsi teks editorial yang diantaranya yaitu:
Fungsi tajuk rencana umumnya menjelaskan berita dan akibatnya pada masyarakat.
Mengisi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
Terkadang ada analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
‘
Interpretaive editorial, editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
Controversial editorial, editorial bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
Explantory editorial, editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengeidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masayarakat untuk memperhatikan suatu isu.
Adapun ciri-ciri teks editorial/opini yang diantaranya yaitu:
Tema tulisannya selalu hangat (sedang berkembang dibicarakan secara luas oleh masyarakat), aktual dan faktual.
Bersifat sistematis dan logis.
Tajuk rencana merupakan opini/pendapat yang bersifat argumentative.
Menarik untuk dibaca karna penggunaan kalimatnya yang singkat, padat dan jelas.
Struktur yang menyusun teks editorial/opini sama dengan struktur yang telah membangun teks eksposisi, 3 struktur teks editorial/opini:
Pernyataan pendapat (tesis), bagian berisi sudut pandang penulis mengenai masalah yang dibahas, biasanya sebuah teori yang akan diperkuat oleh argumen.
Argumentasi, alasan atau bukti yang digunakan guna memperkuat pernyataan dalam tesis, walau secara umum argumentasi diartikan untuk menolak suatu pendapat. Argumen bisa berbentuk pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.
Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian berisi penegasan ulang pendapat yang didorong oleh fakta di bagian argumentasi guna memperkuat/menegaskan, ada di bagian akhir teks.
Tidak jauh berbeda dengan kaidah kebahasaan yang dipakai di teks prosedur kompleks, di ciri kebahasaan teks editorial juga menggunakan verba material, berikut kaidah kebahasaan teks editorial:
Adverbia yakni ditujukan agar pembaca meyakini teks yang dibahas, dengan menegaskan menggunakan kata keterangan (adverbia frekuentatif), kata yang biasa digunakan yaitu, selalu, biasanya, sering, kadang-kadang, sebagian besar waktu, jarang dan lainnya.
Konjungsi yakni kata penghubung pada teks, contohnya, bahkan.
Verba material yakni verba yang menunjukkan perbuatan fisik/peristiwa.
Verba Relasional yakni verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B) dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
Verba Mental yaitu verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir) dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti), pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena.
PENILAIAN HARIAN BAB 3