SEDEKAH

oleh Edi Martani, M.Pd.I

Kisah Tamu Yang Kelaparan


Mereka lebih mementingkan kepentingan orang lain dari pada kepentingan keluarganya. Allah kagum dengan perbuatan mereka, betapa anak-anak, istri dan keluarganya sangat membutuhkan makanan itu, demi menghormati tamu-tamu Rasulullah Saw. direlakan dirinya, anak-anak, istri dan keluarganya kelaparan demi menyenangkan orang lain. Kisahnya pada suatu hari ada seorang laki-laki datang ke rumah Rasulullah Saw. Tamu itu berkata kepada Rasullah Saw. ” Wahai Rasul, aku datang kepadamu dalam keadaan lapar dan lemas.

Rasulullah Saw. bukanlah seorang utusan bergelimang harta sekalipun beliau menduduki jabatan yang tinggi di Madinah. Rasulullah Saw. mendatangi istrinya untuk mencari sesuatu untuk di berikan kepada peminta-minta yang kelaparan. Salah satu istri beliau yang dikunjungi berkata ” wahai Rasul, di rumah tidak ada secuil makanan, hanya ada minuman. Kemudian Rasulullah Saw. keluar mendatangi istri yang lain untuk mendapatkan secuil makanan. Namun jawaban masing-masing istri beliau sama dengan jawaban istrinya yang di datangi pertama. Setelah itu Rasulullah Saw. keluar menemui para sahabat dan bertanya ” siapakah yang bisa menjamu tamu ini, pasti Allah akan merahmatinya”. Di antara para sahabat itu ada seorang sahabat dari Anshor, dia berkata begini ” ya Rasulullah, akulah yang menjamu tamu tuan” Kemudian tamu itu dibawa ke rumahnya, sesampai di rumah sahabat anshor berkata pada istrinya ” adakah makanan untuk tamu Rasulullah Saw. ini” istrinya menjawab ” secuilpun tidak ada makanan untuk persiapan kita sendiri, kecuali ada beberapa makanan untuk anak-anak kita. Lelaki anshor berkata ” tidurkan anak-anak kita lalu siapkan makanan untuk tamu yang hanya cukup untuk tamunya. Jika makanan sudah siap dimakan matikan lampu dan aku akan berpura-pura makan bersamanya” Akibat menjamu tamu Rasulullah sahabat anshor, istri dan anak-anaknya semalam tidak makan karena sudah dihidangkan pada tamunya. Kemudian sahabat anshor datang ke rumah Rasulullah, dan Rasullah Saw. tersenyum.

Kisah teladan yang diambil dari buku The Fact History, Keajaiban Sedekah hal 89-90