Kota Baubau adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, pernah menjadi pusat Kerajaan Buton yang kuat dan berpengaruh di masa lalu.
Kota ini resmi memperoleh status sebagai kota pada 21 Juni 2001 berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2001, meskipun hari jadi kota ini diperingati pada 17 Oktober 1541, yang menandai transformasi pemerintahan Kerajaan Buton menjadi Kesultanan Buton. Luas wilayah Kota Baubau mencapai 295,07 km² dengan jumlah penduduk sekitar 167.519 jiwa berdasarkan data tahun 2018.
Kota Baubau memiliki struktur pemerintahan yang terdiri dari tujuh kecamatan dan 43 kelurahan. Wali Kota saat ini adalah Drs. A.S. Tamrin, M.H., dengan wakil wali kota yang masih kosong. Dalam hal demografi, mayoritas penduduk beragama Islam (96,10%), diikuti oleh Kristen (Protestan dan Katolik), serta agama lainnya.
Ekonomi Kota Baubau didominasi oleh sektor perkebunan, pertanian, dan jasa. Komoditas unggulan di sektor perkebunan meliputi kakao, kopi, kelapa, cengkeh, jambu mete, dan lada, sementara sektor pertanian mengandalkan jagung dan ubi kayu. Sektor pariwisata juga berkembang pesat dengan berbagai objek wisata budaya dan alam yang menarik.
Kota ini dilengkapi dengan infrastruktur transportasi yang memadai, termasuk Bandara Betoambari dan Pelabuhan Bau-bau yang mendukung konektivitas lokal dan regional. Selain itu, Kota Baubau dikenal dengan potensi wisatanya yang kaya, termasuk pantai-pantai indah seperti Pantai Kamali dan Pantai Nirwana serta berbagai situs sejarah seperti Benteng Wolio.
Dengan motto "Baubau Kota Semerbak," kota ini mencerminkan kekayaan budaya dan sejarahnya yang beragam serta berupaya untuk terus berkembang dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Kota Baubau juga sedang dalam proses menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Buton setelah terbitnya Surat Keputusan tentang pembentukan daerah persiapan otonomi baru, yang diharapkan dapat mempercepat perkembangan investasi dan perekonomian daerah.