Analisis Proses Pembelajaran Kimia di SMA Berdasarkan Prinsip Pendidikan Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM), Defi Martin Erishka, 2022.
1. Identitas Skripsi
Judul : Analisis Proses Pembelajaran Kimia di SMA Berdasarkan Prinsip Pendidikan Science, Technology,
Engineering, and Mathematics (STEM).
Penulis : Defi Martin Erishka
Tahun : 2022
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif, dan menggunakan desain studi kasus. Tujuannya untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai proses pembelajaran kimia di SMA berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan STEM.
3. Latar Belakang dan Tujuan
Perubahan global abad ke-21 menuntut kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan keterampilan teknologi. Namun, data PISA dan TIMSS menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia masih rendah dalam aspek ini. Salah satu solusi pendidikan adalah pendekatan STEM. Meskipun belum populer di Indonesia, sudah ada sekolah yang mulai menerapkannya. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran kimia di SMA berdasarkan prinsip pendidikan STEM, khususnya pada sekolah yang belum secara eksplisit menerapkan pendidikan STEM.
4. Struktur Penelitian
Struktur penelitian skripsi ini terdiri dari:
1. BAB I: Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dll)
2. BAB II: Landasan Teori (kajian teori, penelitian terdahulu, kerangka berpikir)
3. BAB III: Metodologi Penelitian (metode, subjek, instrumen, teknik analisis)
4. BAB IV: Hasil dan Pembahasan
5. BAB V: Penutup (kesimpulan dan saran)
6. Daftar Pustaka
7. Lampiran-lampiran
5. Instrumen Penelitian
Instrumen utama adalah peneliti itu sendiri. Instrumen tambahan meliputi:
- Lembar observasi, berdasarkan indikator prinsip pendidikan STEM
- Pedoman wawancara, dengan kategori pertanyaan terkait kegiatan kelas dan refleksi guru
- Dokumentasi, berupa rekaman video pembelajaran, RPP, media pembelajaran, lembar praktikum, soal evaluasi
6. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu memilih satu SMA swasta di Kota Tangerang Selatan yang memiliki fasilitas memadai untuk penerapan prinsip pendidikan STEM. Subjek yang diamati adalah kelas 11-A dan 11-B.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah:
1. Mengorganisasi data (transkrip video dan wawancara)
2. Membaca catatan penelitian
3. Mendeskripsikan data dalam bentuk kode dan tema (berdasarkan prinsip STEM)
4. Menafsirkan data
5. Menyajikan dan memvisualisasikan data (dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar)
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran kimia di SMA berdasarkan prinsip pendidikan STEM terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Prinsip pendidikan STEM yang muncul dalam tahap perencanaan dan penilaian pembelajaran di kelas 11-A dan 11-B yaitu prinsip praktik pedagogis yang tepat. Tahap pelaksanaan pembelajaran pada kelas 11-A dan 11-B memuat prinsip pengetahuan disiplin dan interdisiplin ilmu dalam konteks integrasi STEM, penggunaan konteks dunia nyata, prinsip penggunaan dan penerapan teknologi, serta praktik pedagogis yang tepat. Terdapat prinsip desain rekayasa/ teknik yang hanya ditemukan di kelas 11-A. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi prinsip pendidikan STEM pada proses pembelajaran kimia di kelas 11-A lebih lengkap dibandingkan dengan kelas 11-B.
Analisis Kendala Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Context Input Process Product (CIPP) di Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru, Widya Ulfa, 2023.
1. Identitas Skripsi
Judul : Analisis Kendala Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Context Input Process Product (CIPP) di
Madrasah Aliyah Swasta Kota Pekanbaru
Penulis : Widya Ulfa
Tahun : 2023 (1445 H / 2024 M)
Universitas : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan desain survei potong lintang (cross-sectional survey design).
3. Latar Belakang dan Tujuan
Pembelajaran kimia di Madrasah Aliyah Swasta sering menghadapi banyak kendala, seperti guru yang kurang kompeten, keterbatasan alat praktikum, metode pembelajaran yang monoton, dan kurangnya motivasi siswa. Hal ini berdampak pada efektivitas pembelajaran dan kualitas lulusan. Untuk menganalisis kendala pembelajaran kimia berdasarkan model CIPP (Context, Input, Process, Product) secara komprehensif di 6 Madrasah Aliyah Swasta di Kota Pekanbaru, sebagai langkah awal untuk mencari solusi yang tepat.
4. Struktur Penelitian
1. BAB I: Pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat)
2. BAB II: Kajian Teori (pengertian-pengertian, model CIPP, penelitian terdahulu, kerangka berpikir)
3. BAB III: Metodologi Penelitian (jenis, desain, populasi, sampel, instrumen, teknik pengumpulan dan analisis data)
4. BAB IV: Hasil dan Pembahasan
5. BAB V: Penutup (kesimpulan dan saran)
6. Lampiran-lampiran dan Daftar Pustaka
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah instrumen non-tes, terdiri dari:
- Observasi: untuk melihat langsung proses pembelajaran dan sarana prasarana
- Angket: diberikan kepada guru dan siswa
- Wawancara: dilakukan secara terstruktur
Instrumen ini dibuat berdasarkan aspek model CIPP (context, input, process, product).
6. Teknik Pengambilan Sampel
Menggunakan teknik random sampling dari guru dan siswa kimia di 6 Madrasah Aliyah Swasta di Pekanbaru, yaitu:
1. MA Muhammadiyah
2. MA Al-Munawwarah
3. MA Ummatan Washatan PTR
4. MA Cendikia Bangsa
5. MA Al-Ikhwan
6. MA Darel Hikmah
7. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan tahapan:
1. Memberikan skor pada jawaban angket
2. Menghitung skor total per indikator
3. Mengonversi skor ke dalam persentase menggunakan rumus:
NP = R/SM x 100%
4. Menafsirkan hasil berdasarkan kategori: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, sangat rendah
8. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala pembelajaran kimia dengan persentase tertinggi pada aspek process, ditemukan bahwa kendala dalam pembelajaran kimia pada guru yaitu pada indikator waktu pembelajaran dengan persentase 44,2% yang berada pada kategori “rendah”, sedangkan pada siswa indikator waktu pembelajaran dengan persentase 48% yang berada pada kategori “rendah”. Persentase kendala terendah pada guru yaitu aspek input pada indikator latar belakang pendidikan guru dengan persentase 30% dengan kategori “sangat rendah” sedangkan pada siswa indikator latar belakang siswa dengan persentase 26% dengan kategori “sangat rendah”. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa kendala pembelajaran kimia terjadi pada aspek process yang meliputi waktu pembelajaran dan motivasi siswa. Maka dari itu perlu adanya upaya yang dapat mengatasi permasalahan kendala tersebut baik dari guru, sekolah maupun siswa itu sendiri.