Dipublikasikan pada 10 Desember 2025
Petasan sering digunakan sebagai hiburan dalam berbagai perayaan, namun di balik efek cahaya dan suaranya, terdapat bahan kimia yang dapat berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Pembakaran petasan melepaskan gas pencemar, partikel halus, dan residu logam berat yang dapat mencemari udara, tanah, dan air.
Apa Itu Petasan?
Petasan merupakan bahan peledak berukuran kecil yang banyak digunakan sebagai hiburan dalam berbagai perayaan. Meskipun tampak sederhana, petasan tersusun dari kombinasi bahan kimia yang bereaksi cepat ketika dinyalakan. Reaksi kimia tersebut menghasilkan cahaya, suara ledakan dan asap yang menjadi ciri khas petasan. Namun, pembakaran petasan tidak hanya menimbulkan
efek visual dan akustik, tetapi juga melepaskan berbagai zat kimia yang dapat berdampak pada lingkungan sekitar. Secara umum, petasan tersusun dari campuran oksidator, bahan bakar, dan senyawa tambahan yang memungkinkan terjadinya pembakaran intensif dalam waktu singkat. Reaksi kimia ini menghasilkan energi dalam bentuk panas, cahaya, serta tekanan gas yang memicu suara ledakan khas petasan. Meskipun digunakan sebagai hiburan dalam berbagai perayaan, petasan tetap termasuk bahan peledak yang melibatkan proses kimia berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Komponen-komponen Pada Petasan:
Petasan tersusun dari campuran berbagai bahan kimia yang masing-masing memiliki peran penting dalam menghasilkan ledakan, cahaya, dan suara yaitu sebagai berikut:
Oksidator
Oksidator berfungsi menyediakan oksigen untuk mempercepat proses pembakaran bahan bakar. Beberapa oksidator yang umum digunakan meliputi:
a. Kalium nitrat (KNO₃) yang berfungsi sebagai oksidator dasar pada banyak jenis petasan tradisional. Ketika terurai, KNO₃ menghasilkan oksigen (O₂) yang mempercepat pembakaran sulfur dan arang.
b. Kalium klorat (KClO₃) ini memiliki sifat sangat reaktif karena mudah melepaskan oksigen saat terurai.
c. Kalium perklorat (KClO₄) juga lebih stabil dibandingkan KClO₃ namun tetap kuat sebagai oksidator.
Bahan Bakar
Bahan bakar bereaksi dengan oksidator untuk menghasilkan panas dan memicu ledakan.
a. Belerang (S) berfungsi menurunkan suhu penyalaan dan meningkatkan kecepatan reaksi.
b. Arang (C) ini menjadi bahan bakar utama dalam campuran hitam (black powder).
c. Aluminium (Al) dan Magnesium (Mg) ini digunakan untuk menghasilkan percikan terang dan panas tinggi.
Senyawa Pembentuk Warna (Garam Logam)
Warna pada petasan muncul dari emisi cahaya saat atom logam tereksitasi oleh panas.
a. Barium nitrat (Ba(NO₃)₂) → menghasilkan warna hijau
Selain oksidator, barium menghasilkan emisi hijau terang.
b. Stronsium nitrat (Sr(NO₃)₂) → menghasilkan warna merah
c. Tembaga klorida (CuCl₂) → menghasilkan warna biru
d. Natrium nitrat (NaNO₃) → menghasilkan warna kuning
e. Kalsium klorida (CaCl₂) → menghasilkan warna oranye
Pengikat (Binder)
Senyawa pengikat digunakan untuk menjaga campuran tetap stabil dan tidak mudah terurai.
a. Dextrin (C₆H₁₀O₅)n yang bersifat sebagai perekat alami dan tidak reaktif sehingga aman untuk campuran petasan.
Contoh Campuran Black Powder
a. Campuran dasar petasan tradisional umumnya terdiri atas:
75% KNO₃
15% C (arang)
10% S (belerang)
Cara Kerja Petasan:
Ketika petasan dinyalakan, panas dari sumber api memicu dekomposisi oksidator seperti kalium nitrat (KNO₃), kalium klorat (KClO₃), atau kalium perklorat (KClO₄) sehingga melepaskan oksigen dalam jumlah besar. Oksigen ini kemudian bereaksi cepat dengan bahan bakar seperti belerang, arang, aluminium, atau magnesium, menghasilkan panas tinggi dan tekanan gas secara tiba-tiba. Tekanan inilah yang menimbulkan suara ledakan khas petasan.
Pada saat yang sama, garam-garam logam yang ada dalam campuran turut tereksitasi oleh panas dan memancarkan cahaya berwarna sesuai jenis logamnya, misalnya barium untuk warna hijau dan stronsium untuk merah. Proses pembakaran yang berlangsung sangat cepat ini menghasilkan kombinasi energi panas, cahaya, dan gas yang keluar secara eksplosif sehingga menciptakan efek visual dan akustik yang dikenal pada petasan.
Dampak Petasan Terhadap Lingkungan:
Dampak terhadap Udara:
Pembakaran petasan menghasilkan gas seperti CO₂, CO, NOₓ dan SO₂.
Gas-gas tersebut menurunkan kualitas udara dan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan.
Partikulat halus PM2.5 dan PM10 meningkat signifikan selama perayaan, sehingga memperburuk kondisi penderita asma dan alergi.
Penggunaan petasan secara massal dapat memicu kabut asap lokal (smog) dalam waktu singkat.
Dampak terhadap Tanah
Residu pembakaran mengandung logam berat seperti barium (Ba²⁺), tembaga (Cu²⁺), timbal (Pb²⁺) dan stronsium (Sr²⁺).
Logam berat ini bersifat toksik, tidak mudah terurai dan dapat mengganggu mikroorganisme tanah.
Akumulasi logam berat dapat menurunkan kesuburan tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
Residu dapat terperangkap dalam lapisan tanah dan menimbulkan pencemaran jangka panjang.
Dampak terhadap Air
Saat hujan turun, sisa-sisa bahan kimia petasan larut dalam air dan terbawa ke sungai, danau, atau air tanah.
Logam berat seperti Ba, Cu, dan Pb dapat mencemari badan air dan bersifat toksik bagi organisme akuatik.
Kontaminasi ini dapat mengganggu sistem pernapasan ikan, merusak jaringan, dan menciptakan ketidakseimbangan ekosistem perairan.
Pencemaran air dapat berlangsung lama akibat sifat logam berat yang sulit terdegradasi.
Upaya Mengurangi Dampak Kimia Petasan:
Pembatasan Penggunaan Petasan
a. Mengurangi jumlah petasan yang digunakan dalam perayaan untuk menekan produksi gas pencemar dan partikel logam berat.
b. Penerapan peraturan daerah atau kebijakan tertentu dapat membantu mengontrol distribusi dan penggunaan petasan.
Pengembangan Petasan Ramah Lingkungan
a. Mengganti oksidator seperti KClO₃ dengan senyawa yang lebih stabil dan tidak menghasilkan residu berbahaya.
b. Pengurangan penggunaan garam logam berat (Ba, Cu, Pb) dan menggantinya dengan material pewarna yang lebih aman.
c. Pengembangan teknologi kembang api berbasis emisi rendah dan tanpa logam berat.
Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
a. Memberikan informasi tentang bahaya kimia petasan terhadap udara, tanah, dan air.
b. Mengajak masyarakat memilih alternatif hiburan yang tidak menghasilkan polusi.
c. Mendorong perilaku bertanggung jawab, seperti tidak menyalakan petasan di area padat penduduk atau dekat sumber air.
Alternatif Pengganti Petasan
a. Menggunakan laser show, drone show, atau pencahayaan LED sebagai hiburan visual yang lebih aman.
b. Memanfaatkan “silent fireworks” yang menghasilkan cahaya namun meminimalkan ledakan dan polusi suara.
Pengelolaan Residu Petasan
a. Membersihkan sisa pembakaran setelah perayaan untuk mencegah pencemaran tanah dan air.
b. Mengumpulkan residu logam berat dan membuangnya pada tempat sampah khusus untuk limbah berpotensi berbahaya.