Merkuri pada Skincare
Merkuri pada Skincare
Dipublikasikan pada 09 April 2024
Memiliki kulit wajah putih dan cerah menjadi dambaan kaum hawa saat ini. Di era teknologi yang canggih seperti sekarang sudah banyak produk skincare dipasarkan mulai dari harganya elit maupun yang murah. Tidak banyak yang ingin memiliki kulit wajah putih dengan instan dengan iming harga produk yang murah. Bahkan tanpa memperhatikan kandungan berbahaya pada produk tersebut. Kebanyakan masyarakat khususnya kaum hawa yang tidak sengaja menggunakan skincare berbahan merkuri, hanya mengetahui dampak positif dari penggunaanya tanpa mengetahui dampak negatifnya. Banyak dipasaran produk skincare yang ilegal serta mengandung bahan kimia seperti merkuri.
Apa itu merkuri?
Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai massa molekul relatif (MR=200,59). Merkuri adalah air raksa atau hydrargyrum yang merupakan elemen kimia dengan simbol Hg dan termasuk dalam golongan logam berat dengan bentuk cair dan berwarna keperakan.
Bagaimana sih cara kerja merkuri pada kulit?
Mekanisme kerja senyawa merkuri dalam memutihkan kulit berbeda-beda tergantung dari jenis senyawanya. Salah satunya senyawa merkuri amido klorida memiliki aktivitas menghambat kerja enzim tirosinase yang berperan dalam proses pembentukan melanin. Melanin adalah pigmen coklat tua yang dihasilkan oleh melanosit dan disimpan dalam sel-sel epidermis kulit. Sehingga kadar melanin akan berkurang dan kulit tampak lebih cerah. Tirosinase merupakan salah satu glikoprotein yang membutuhkan proses N-glikosilasi sebelum menjadi enzim yang aktif. Setelah pemangkasan oleh glukosidase, tirosinase glikosilasi akan terlipat. Tirosinase yang terlipat tadi benar-benar siap aktif melalui akuisisi dua Cu²+ di Golgi dan diangkut ke melanosom.
Sifat merkuri
Merkuri bersifat racun kumulatif yang dapat diserap melalui kulit dan dapat menyebabkan kondisi gangguan kulit terlokalisasi yang serius. Umumnya, merkuri ini memasuki tubuh dapat melalui udara, air atau makanan yang terserap dalam jumlah yang bervariasi. Sementara itu tubuh manusia tidak dapat mengolah bentuk-bentuk dari metil merkuri sehingga merkuri tetap berada dalam tubuh dalam waktu yang relatif lama dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Waktu paruh merkuri anorganik dalam tubuh adalah sekitar 30-60 hari dan kadar merkuri dalam tubuh meningkat dengan pemakaian krim yang mengandung merkuri setiap hari.
Efek penggunaan Merkuri
Merkuri termasuk logam berat berbahaya yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun. Pada pemakaian merkuri dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, paru-paru, ginjal, menggangu perkembangan janin, serta dapat menimbulkan manifestasi gejala keracunan pada sistem saraf berupa gangguan penglihatan, tremor, insomnia, kepikunan, dan gerakan tangan menjadi abnormal (ataksia). Toksisitas lain dari merkuri ialah ketika merkuri kontak langsung dengan kulit akan menyebabkan reaksi iritasi yang berlangsung cukup cepat diantaranya dapat membuat kulit terbakar, menjadi hitam dan bahkan dapat berkembang menjadi kanker kulit.
Referensi:
Trisnawati, dkk. "Identifikasi Kandungan Merkuri pada Beberapa Krim Pemutih yang Beredar di Pasaran (Studi dilakukan di Pasar DTC Wonokromo Surabaya)". Pharmacy and Science 2, no.2 (2017): h. 1-6.
Lamakarate, dkk. "Gangguan Kesehatan Akibat Merkuri Dalam Kosmetika". Gorontalo. Poltekes 1, no. 2 (2022): h. 1-13.
Haerani, dkk. "Identifikasi Kandungan Merkuri (Hg) Pada Krim Pemutih Wajah yang Dijual Di Pasar Andir dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)". Jawa Barat. Sains dan Ilmu Farmasi 7, no.1 (2022): h. 1-10.
Haryanti, dkk. "Efek Toksik Merkuri dalam Krim Pencerah Wajah dari Perspektif Klinis". Sumedang. Farmasi Klinik Indonesia 9, no. 3 (2020): h. 245-254.
Sari, dkk. "Analisis Kualitatif Kandungan Merkuri pada Krim PemutihWajah Mahasiswa Biologi". Indonesia. Sains dan Teknologi (2017).