Formalin pada Makanan: Kenali Ciri-Cirinya
Formalin pada Makanan: Kenali Ciri-Cirinya
Dipublikasikan pada 17 Desember 2024
Perdagangan bahan pangan berformalin masih sering ditemukan beredar di tengah masyarakat. Mayoritas formalin ditemukan dalam produk pangan dengan tujuan sebagai pengawet. Formalin adalah larutan gas formaldehida dalam air. Zat ini umumnya digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi atau mayat. Namun, karena sifatnya yang dapat mengawetkan makanan, formalin sering disalahgunakan oleh produsen makanan yang tidak bertanggung jawab.
Bahaya Formalin pada Makanan
Penggunaan formalin pada makanan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Formalin dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, mata, hidung, dan tenggorokan. Paparan formalin dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker nasofaring, otak, dan darah. Formalin dapat merusak organ-organ vital seperti hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Formalin dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang.
Makanan yang Sering Mengandung Formalin
Beberapa jenis makanan yang sering ditemukan mengandung formalin antara lain:
Ikan: Terutama ikan asin dan ikan segar yang dijual di pasar tradisional.
Tahu dan tempe: Formalin sering digunakan untuk membuat tahu dan tempe menjadi lebih kenyal dan awet.
Mie basah: Mie basah yang dijual di pinggir jalan juga sering mengandung formalin.
Bakso: Bakso yang dibuat dari daging olahan yang kurang berkualitas sering ditambahkan formalin.
Ciri-Ciri Fisik Makanan Mengandung Formalin
Makanan yang mengandung formalin seringkali memiliki ciri fisik yang khas dan berbeda dari makanan segar atau yang diawetkan dengan cara yang lebih alami. Berikut adalah beberapa ciri fisik yang umum ditemukan pada makanan berformalin:
1. Tekstur
Makanan seperti tahu, bakso, atau ikan segar yang diberi formalin cenderung lebih kenyal dan keras dibandingkan dengan yang segar. Selain itu, makanan ini juga seringkali tidak mudah hancur atau sobek ketika dipotong atau digigit.
2. Warna
Warna makanan yang berformalin terlihat lebih cerah dan mengkilap dari biasanya. Misalnya, daging ayam akan terlihat lebih putih bersih, ikan akan terlihat lebih segar, dan buah-buahan akan terlihat lebih mengkilat. Warna makanan terlihat tidak alami atau terlalu sempurna.
3. Bau
Makanan yang seharusnya memiliki bau khas, seperti bau amis pada ikan segar, justru tidak berbau atau baunya sangat lemah. Dalam beberapa kasus, makanan berformalin bisa mengeluarkan bau yang menyengat dan tidak sedap.
4. Umur simpan
Makanan berformalin memiliki umur simpan yang jauh lebih lama dibandingkan dengan makanan segar. Mereka dapat bertahan beberapa hari hingga beberapa minggu tanpa mengalami kerusakan atau busuk. Selain itu, makanan berformalin cenderung tidak dihinggapi lalat atau serangga lainnya karena formalin bersifat racun bagi serangga.
Cara Menguji Makanan yang Mengandung Formalin
Berikut adalah beberapa cara sederhana untuk mengidentifikasi formalin pada makanan:
1. Uji dengan Kertas Lakmus
Rendam sampel makanan dalam air bersih, kemudian celupkan kertas lakmus ke dalam air rendaman. Jika kertas lakmus berubah menjadi warna merah, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung formalin. Formalin bersifat asam dan akan mengubah warna kertas lakmus menjadi merah.
2. Uji dengan Bunga atau Daun yang Mengandung Antosianin
Beberapa bunga atau daun seperti bunga telang, kubis ungu, atau bunga mawar merah mengandung zat warna alami bernama antosianin. Rendam sampel makanan dalam air, lalu teteskan beberapa tetes air rendaman ke bunga atau daun tersebut. Jika warna bunga atau daun berubah menjadi merah atau merah muda, kemungkinan besar makanan mengandung formalin.
3. Uji dengan Kentang
Iris tipis-tipis kentang, lalu rendam dalam air rendaman sampel makanan. Jika kentang berubah menjadi berwarna kecoklatan atau menghitam lebih cepat daripada kentang yang direndam dalam air bersih, kemungkinan besar makanan mengandung formalin.
4. Uji dengan Susu
Campurkan sedikit susu dengan air rendaman sampel makanan. Jika susu menggumpal atau terpisah, kemungkinan besar makanan mengandung formalin.
Cara Mencegah Konsumsi Makanan yang Mengandung Formalin
Untuk menghindari konsumsi makanan yang mengandung formalin, Anda dapat melakukan beberapa hal berikut:
Pilih makanan segar: Sebisa mungkin, pilihlah makanan segar dan hindari makanan olahan yang sudah dikemas.
Perhatikan aroma dan tekstur: Makanan yang mengandung formalin biasanya memiliki aroma yang menyengat dan tekstur yang kenyal tidak alami.
Beli makanan di tempat yang terpercaya: Belilah makanan di tempat yang sudah memiliki izin edar dan menerapkan standar kebersihan yang baik.
Laporkan ke pihak berwajib: Jika Anda menemukan makanan yang diduga mengandung formalin, laporkan segera ke Dinas Kesehatan atau pihak berwajib lainnya.
REFERENSI
Andriani, Disa dan Nastiti Utami. “Efek Konsumsi Boraks dan Formalin dalam Makanan Bagi Tubuh”. JPPM 7, no. 1: h. 49-55.
Fauzi, Muhammad, dkk. 2024. “Pemanfaatan Kunyit dan Getah Pepaya untuk Analisis Formalin dan Boraks Secara Sederhana”. Kolaborasi Masyarakat 1, no. 1: h. 13-18.
Hastuti, Rini Tri dan Youstiana Dwi Rusita. “Deteksi Sederhana Boraks dan Formalin pada Makanan Jajanan Anak dengan Bunga Terompet Ungu (Ruellia Tuberosa)”. Empathy 1, no. 1: h. 1-14.
Supriyatin, dkk. 2023. “Pengaruh Waktu Perendaman Ikan Teri dalam Air Panas Terhadap Kadar Formalin”. Anestesi 1, no. 1: h. 119-130.
Taupik, Muhammad, dkk. 2024. “Uji Kandungan Formalin dan Boraks pada Sampel Ikan Asin”. Jamb. J. Chem 6, no. 1: h. 57-67.
Wijiastuti, dkk. 2020. “Identifikasi Boraks dan Formalin pada Jajanan Sekolah dengan Menggunakan Metode Sederhana dan Efeknya bagi Tubuh”. E-Dimas 11, no. 2: h. 1-12.