Mengenal Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan
Mengenal Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan
Dipublikasikan pada 31 Oktober 2024
Apa itu briket?
Briket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari berbagai jenis biomassa seperti sekam padi, serbuk gergaji, tempurung kelapa, atau limbah pertanian lainnya yang mengandung karbon dan bernilai kalori tinggi. Bahan-bahan ini dipadatkan menjadi bentuk tertentu sehingga memiliki daya bakar yang lebih tinggi dan lebih efisien dibandingkan bahan bakar aslinya.
Briket Bioarang
Briket dapat dijadikan sebagai sumber energi alternatif yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti minyak, gas alam, dan batu bara yang jumlahnya terbatas serta tidak dapat diperbaharui.
Mengapa briket bisa dijadikan sebagai energi alternatif?
Briket sebelumnya dibuat dari bahan batu bara. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap sumber energi alternatif, briket pun mulai dibuat dari bahan ramah lingkungan dan bisa diperbaharui.
Selanjutnya, briket bioarang dibuat dari berbagai bahan biomassa. Jenis briket dari bahan biomassa atau briket bioarang saat ini dianggap bisa menjadi bahan bakar alternatif. Cara pembuatan briket tidak membutuhkan teknologi yang canggih. Pembuatan briket hanya membutuhkan bioarang yang dihaluskan sebagai bahan baku utamanya.
Bioarang adalah hasil pembakaran dari biomassa kering tanpa terkena udara secara langsung. Salah satu sumber biomassa kering yaitu limbah pertanian, seperti sekam padi. Pada saat pembuatan bioarang, limbah pertanian tersebut dibakar hingga membentuk arang. Biomassa tidak terbatas hanya dari limbah pertanian saja, karena biomassa merupakan bahan organik berasal dari jasad hidup. Bioarang dapat pula terbuat dari limbah kehuatanan seperti dedaunan, kayu patah, tempurung kelapa, bambu, dan lain sebagainya.
Biomassa kering sebenarnya juga bisa digunakan sebagai penghasil energi panas dengan membakarnya secara langsung. Namun, nilai kalor yang dihasilkan dari biomassa kering lebih rendah dibanding ketika sudah diubah menjadi bioarang.
Dari segi manfaat briket sebagai energi alternatif jelas cukup potensial. Terdpaat dua alasan yang mendasari mengapa briket bisa dijadikan sebagai energi alternatif. Pertama, briket bioarang memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan pembakaran biomassa biasa. Nilai kalor yang dihasilkan dari pembakaran biomassa kurang lebih 3.000 kal. Sedangkan pembakaran briket bioarang mampu menghasilkan energi hingga 5.000 kal bahkan lebih. Kalori briket dapat bertahan dalam waktu yang lama sehingga memungkinkan dijadikan sebagai sumber energi seperti pengganti kompor. Penggunaan briket juga lebih efisien. Kedua, bahan baku briket bioarang dari biomassa kini tersedia dalam jumlah besar. Selama masih ada biomassa, pembuatan briket tetap bisa dilakukan.
Fungsi briket
Briket merupakan bongkahan bahan yang mudah terbakar. Jika dibakar akan menyalakan api dalam jangka waktu yang lama dan bisa langsung dimanfaatkan untuk memanggang. Dari berbagai kelebihan briket berbahan biomassa atau briket bioarang, dapat disimpulkan bahwa fungsi briket sebagai pengganti bahan bakar adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan bakar alternatif dengan mengganti bahan bakar gas atau minyak yang digunakan pada kompor.
2. Sebagai bahan bakar yang lebih efisien dengan menghasilkan panas yang lebih tinggi dan tahan lama.
3. Sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan
4. Mengurangi limbah biomassa
Cara pembuatan briket
Cara membuat briket dengan bahan biomassa tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Bahan biomassa bisa dipadukan untuk mendapatkan nilai kalori yang lebih tinggi. Pembuatan briket bioarang memerlukan tempat bernama jobongan atau alat karbonisasi. Versi sederhananya bisa dibuat dengan menggali tanah lalu dimasukkan wadah tahan panas seperti drum bekas. Wadah tersebut dimodifikasi agar tertutup rapat dan memiliki cerobong asap dan lubang di beberapa bagian.
Pembuatan briket bioarang secara sederhana yaitu sebagai berikut:
1. Proses pengarangan
Pengarangan adalah proses pembakaran limbah biomassa menjadi arang. Semua bahan dimasukkan ke dalam wadah jobongan lalu dibakar. Saat sudah terbakar, segera tutup wadah dengan rapat dan bagian yang berlubang dibiarkan terbuka. Pembakaran selesai jika arap cerobong sudah menipis.
2. Pembuatan serbuk arang
Isi jobongan dikeluarkan dan dipisahkan antara arang dengan kotoran. Arang kemudian dihaluskan dan diayak untuk mendapatkan arang dengan tekstur yang lembut.
3. Penambahan bahan perekat dan pencetakan
Bahan perekat arang halus yaitu tepung tapioka cair. Caranya, tepung tapioka dicampur air sedikit demi sedikit sampai rata. Lalu, masak adonan tersbeut dengan api kecil sampai membentuk seperti lem. Adonan lem lalu dituang ke arang halus dan diaduk sampai rata. Adonan arang kemudian bisa dicetak dan ditekan agar adonan menajdi padat. Jemud briket sampai kering dan briket bisa langsung digunakan atau disimpan sebagai sumber energi alternatif.
Referensi
Hidayat, Ade Nurul, dkk. (2024). “Pengaruh Perbedaan Bentuk Briket Kubus dan Tabung Berongga Terhadap Laju Pembakaran”. Sains dan Edukasi Sains 7,no. 2: h. 112-117.
Lestari, Dwintha, dkk. (2024). “Pemanfaatan kembali Daun Bambu Kering menjadi Briket Arang yang Memiliki Nilai Jual”. Pengabdian Sosial 1, no. 11” h. 218-2121.
Marliana, Ema, dkk. (2024). “Strategi Kelayakan Pendirian Usaha Eco Briket yang Memanfaatkan Limbah Ampas Kopi”. Jekombis 3, no. 4: h. 170-175.
Nurdiansyah, dkk. (2024). “Inovasi Teknologi Briket Solusi Cerdas untuk Pengelolaan Limbah dan Energi Berkelanjutan”. Pengabdian Masyarakat Bangsa 2, no. 7: h. 2774-2780.
Syukri, Muhammad, dkk. (2024). “Pengaruh Variasi Ukuran Partikel pada Pembuatan Bio-Briket dari Pelepah dan Tandan Buah Kosong Kelapa Sawit”. Teknik Kimia USU 13, no. 2: h. 146-153