Globalisasi adalah proses mendunia segala aspek kehidupan. Aspek tersebut meliputi segala pencapaian yang harus diikuti perkembangannya oleh seluruh umat manusia yang menghuni bumi ini. Berbicara mengenai globalisasi, faktor penting yang menjadi acuan adalah adanya dampak yang mengelaborasi terhadap diri manusia itu sendiri.
Kebijakan publik yang menggema di media saat ini adalah booming-nya istilah Revolusi Industri 4.0. Secara teoritis, kebijakan itu mengajak kepada masyarakat secara luas untuk mampu bersaing dan bersinergi dalam ajang dunia yang mengglobal. Hal ini menjadi isu yang harus dibincangkan. Sedemikian itu, sememangnya kita harus waspada dan bijak dalam menyikapi era revolusi ini.
Sebagai seorang mahasiswa, aktivitasku tidak hanya belajar melainkan aku aktif dan berkecimpung di dunia organisasi. Selain itu, aku juga aktif mengikuti ajang atau event kedutaan mahasiswa. Bagiku, pemantapan karier dapat diperoleh dari memanfaatkan skill and ability dalam pengembangan kemampuan diri. Di sisi lain, tujuan ini aku lakukan untuk menambah daftar curriculum vitae yang aku miliki.
Saat ini, aktivitasku adalah sebagai seorang musyrifah atau seorang manager. Maksud dari jabatan itu adalah aku menjadi pengurus di salah satu asrama kampus yang dikemas seperti pesantren yang diberi nama Ma’had al-Jami’ah. Di sinilah aku berdiri tegak, mengeksplor segala kemampuan, dan menggali pengalaman. Tugas dari seorang musyrifah adalah mengajar mahasiswa dalam bidang” tahfizh, tahsin, praktik pengalaman ibadah (PPI), dan tajwid. Amanah ini aku emban sejak semester 5.
Diriku yang sesungguhnya adalah diriku yang akan bersaing dalam era revolusi. Sebagaimana dikatakan oleh pakar kesehatan bahwa sebelum kita menjadi manusia kita sudah bersaing. Persatuan sperma antara Ayah dan Ibu kita dengan persaingan jutaan sperma hanya satu yang berhasil menjadi janin dan itulah diri kita.
Kaitannya dengan hal itu, kita sudah selazimnya mengikuti persaingan yang memang harus kita hadapi.
Perubahan gaya hidup di era globalisasi ini telah memengaruhi kebiasaan makan seseorang dan memaksa untuk mengonsumsi makanan cepat saji berkalori tinggi, seperti junk food. Karena itulah terjadi peningkatan penyakit obesitas di negara berkembang. Makanan yang tidak sehat, tinggi kalori, dan tinggi lemak adalah faktor penting dalam kontribusinya.
Pilihan makanan dan pasar makanan terus berubah beberapa dekade ini. Hal tersebut sebagai tanggapan terhadap kenyamanan, keterjangkauan, dan kegembiraan berdasarkan preferensi konsumen. Konsumen menunjukkan reaksi positif terhadap keragaman pilihan makanan tersebut. Mereka bisa memilih makanan yang mereka sukai. Hal ini membuat intake diet mereka didominasi oleh komposisi makanan yang mereka sukai saja.
Konsumen yang memilih diet sesuai dengan preferensi mereka tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisi dapat menimbulkan masalah kesehatan. Diet yang tidak seimbang ini mengarah pada munculnya penyakit, seperti aterosklerosis, obesitas, diabetes, hipertensi, dan osteoporosis. Kemungkinan terjadinya penyakit tersebut dapat dicegah dengan menerapkan pola diet seimbang.
Diet seimbang yang dimaksud adalah diet yang memiliki kandungan nutrisi yang seimbang. Kebutuhan nutrisi untuk setiap orang pun berbeda-beda berdasarkan kondisi tubuh masing-masing. Biasanya kebutuhan gizi tergantung pada faktor usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan.
Penerapan gaya hidup sehat dengan memilih makanan dengan nutrisi seimbang dapat mencegah terjadinya penyakit di masa datang. Sehat itu adalah aset yang harus dijaga sejak dini. Tubuh yang sehat dapat menghasilkan sumber daya manusia yang lebih produktif. Oleh karena itu, pola hidup sehat perlu digalakkan di zaman yang serbainstan
Virus Corona atau lebih dikenal dengan Covid-19 memiliki dampak yang besar terhadap perubahan tatanan kehidupan manusia. Tidak hanya merugikan di bidang kesehatan, dampak Covid-19 ini turut memengaruhi perekonomian negara-negara di dunia termasuk Indonesia.
United Nation Development Program memperkirakan bahwa pandemi Covid-19 ini dapat meningkatkan kemiskinan dan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Apabila dampak ekonomi ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat berakibat meningkatkan penderitaan global serta membahayakan kehidupan dan mata pencaharian selama bertahun-tahun yang akan datang.
Di Indonesia pemerintah mencoba menerapkan berbagai usaha untuk menekan dampak virus covid-19 ini terhadap perekonomian negara. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan bekerja dari rumah. Bahkan sekolah-sekolah pun juga belajar dari rumah. Karena hal tersebut, banyak industri-industri yang merumahkan karyawannya.
Selain itu, adanya Covid-19 ini meningkatkan penggunaan uang digital. Seperti diketahui bahwa virus corona dapat menempel di benda, salah satunya uang. Sehingga masyarakat beralih menggunakan uang digital untuk menekan penyebaran virus. Di sisi lain, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan di bidang ekonomi seperti menanggung pajak penghasilan, kelonggaran membayar kredit, dan melakukan subsidi listrik.
Jadi, adanya Covid-19 ini memiliki dampak positif dan negatif. Meskipun demikian, dampak negatif dari covid-19 perlu segera diatasi supaya tidak menimbulkan efek negatif panjang di tahun-tahun berikutnya.