Feature

SMKN 1 SAPTOSARI

 

Anggota :

1.  Nabila Putrie (XI TE A)

2.  Novia Shafa Khalida (XI TJKT B)

3.  Ika Selviana (XI APHP A)

 

Guru Pendamping :

      1. Dionysius Hananda W.K.,S.Pd.

Sub Tema

Literasi digital: Optimalisasi Penggunaan Gawai Pada Generasi Muda dalam Meningkatkan Minat Baca.

Judul Karangan

Buku dalam Showcase

           Kalangan remaja saat ini menggunakan gadget untuk hal hal yang kurang baik.  Saat ini sedang maraknya trend remaja melakukan judi online seperti bermain slot dan juga melakukan pinjaman online secara illegal. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut?

Cay (42)  salah satu Guru Bahasa Inggris di SMK N 1 Saptosari yang lahir pada tanggal 24 Februari 1981, Cay seorang ibu rumah tangga sekaligus guru yang memiliki tanggung jawab mengurus suami dan anaknya serta melakukan pekerjaan rumah, beliau juga memiliki tanggung jawab untuk mengajar siswa siswinya di sekolah. Beliau mengajar di SMKN 1 Saptosari dari tahun 2004 hingga saat ini.

Suatu ketika Cay bersama suami dan anaknya pergi ke Jogja City Mall, saat memasuki daerah mall tersebut beliau melihat minuman yang dipajang dalam showcase. Beliau membayangan bagaimana jadinya jika minuman minuman tersebut diganti menggunakan buku. Beliau teringat  dengan tingkat kesadaran siswa siswinya yang minim atas minat baca.

Saat matahari berganti menjadi bulan, malampun kian datang. Pada malam tersebut Cay bermimpi tentang buku buku yang sedang berkelahi dengan gadget. “Karenamu aku saat ini sudah tidak dibutuhkan lagi.” Ucap buku kepada gadget. “Jangan salahkan aku, salahkan saja manusia manusia itu yang lebih memilihku daripada kamu. sekarang dunia semakin modern, banyak manusia yang dapat mengakses apapun melaluiku dengan mudah. Lagi pula saat ini minat baca manusia sangat rendah.” Timpa gadget dengan sombongnya. Cay lari ketakutan melihat kejadian tersebut pasalnya kejadian tersebut diluar nalar manusia. “Tolonggg…..Tolonggg….Tolonggg…..” Cay berlari menjauh dari buku dan gadget yang sedang berkelahi tersebut, namun ternyata di depan Cay sudah ada sebuah buku besar yang menghalangi Cay berlari. “Brukkk…” Cay menabrak buku besar tersebut lalu buku tersebut berkata, “Hei kamu! Seorang guru harusnya membuat siswa siswinya agar gemar membaca, tetapi kenapa anak Gen Z saat ini tidak memiliki minat baca yang tinggi? Padahalkan buku adalah sumber ilmu.” Cay semakin ketakutan mendengar ucapan buku tersebut. Di dalam mimpi Cay berpikir sejenak  bagaimana caranya agar Gen Z memiliki minat baca kembali. Setelah kejadian tersebut Cay memikirkan suatu inovasi agar manusia kembali memiliki minat  membaca meski hanya melalui gadget. Seperti itulah mimpi yang terjadi kepada Cay ditengah malam yang sangat mencekam menurutnya itu.

Pagi pagi buta saat fajar memunculkan sinarnya disambut dengan kokokan ayam serta hembusan angin pagi yang menyejukan. Di depan teras rumah terlihat kabut pagi menyelimuti lingkungan sekitar. Tepatnya pada 18 Maret 2023, Cay teringat dengan mimpi yang semalam terjadi. Beliau bercerita tentang mimpi buruk yang dialaminya semalam kepada Tanto yaitu seorang pria paruh baya dengan kerutan didahinya serta kebiasaannya yang selalu menggunakan celana hitam disetiap harinya, dengan keseharian berwirausaha suami dari Cay. Setelah beliau menceritakan semuanya, Tanto memberi masukan kepada istrinya tersebut untuk membuat suatu program yang dimulai dari tempat istrinya bekerja yaitu sebuah web yang berisikan karya karya literasi dari siswa siswinya. Cay menerima pendapat tersebut lalu bersiap untuk  pergi bekerja.

Sesampainya di SMKN 1 Saptosari beliau berdiskusi dengan Bu Sri Sudiasih, Bu Wulaningrum, dan Bu Ika Sundari di Perpustakaan Udyana Pustaka Tama. Cay bercerita tentang keinginannya untuk membentuk suatu tim yang beranggotakan 48 siswa siswi, tim tersebut akan menjalankan suatu program umtuk meningkatkan minat  baca siswa siswinya. Mereka berempat mendiskusikan nama untuk program tersebut. Atas kesepakatan mereka berempat maka dibentuklah sebuah Tim yang bernama Litera Skatusa.

Bel sekolah berdering menandakan waktu ujian telah selesai, pada saat itu bertepatan dengan penilaian akhir semester. Sebelum pulang, ada tembahan informasi untuk siswa siswi yang terpilih untuk menjadi Tim Litera Skatusa. Siswa siswi tersebut berkumpul di ruang D6, yaitu ruang kelas bagian timur lapangan upacara. Dimana sesi diskusi tersebut diselimuti dengan hawa dingin dipadukan dengan suara gemricik air hujan. Saat berdiskusi antara Cay dan siswa siswi tersebut mengadakan persetujuan untuk bergabung dalam Tim Litera Skatusa. Setelah semua menyetujuinya, mereka bersepakat akan mengadakan pertemuan yang kedua kalinya pada tanggal 20 Maret 2023 untuk membahas seperti apakah isi dari Program Litera Skatusa.

Di ruangan ber AC itu, mereka akan membahas seperti apa isi dari Program Litera Skatusa. Mereka dibagi menjadi berberapa kelompok untuk mendiskusikan pendapat masing masing anggota lalu Cay meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah mereka buat.

Setelah semua kelompok mempresentasikan, Cay mengapresiasi hasil dari diskusi siswa siswinya tersebut. Ternyata hasil dari pemikiran siswa siswinya sangat luar biasa dan diluar ekspetasinya. Kemudian Cay menceritakan seperti apakah Program Lietra Skatusa. Mereka berdiskusi untuk menentukan struktur Tim Litra Skatusa. Hasil keputusan mereka yang pertama yaitu, Martasa siswa dari kelas 12 Perhotelan sebagai ketua. Siswa dari jurusan TJKT bertugas membuat web Litera Skatusa yang bisa diakses oleh seluruh elemen masyarakat, dan siswa lainnya berbagi tugas untuk membuat puisi, pantun, cerpen, esay, kuis, dan playlist music yang akan menjadi isi dari web Litera Skatusa.

Cay mengemukakan pendapatnya akan seperti apakah isi web Litera Skatusa. “Didalam web ini pada bagian pertama akan ada tampilan profil SMKN 1 Saptosari yang dilanjutkan dengan karya siswa siswi yang akan dikemas dalam bentuk showcase. Pada tampilan selanjutnya akan ada showcase seperti rak minuman namun isinya adalah karya karya dari siswa. Cara mengaksesnya  adalah dengan memilih karya mana yang akan kita baca. Setiap bulan nantinya akan ada undian bergilir untuk setiap kelas yang mendapatkan tanggung jawab mengisi showcase tersebut.” Ucap Cay menceritakan apa yang ada dipikirannya. Siswa siswi pun mengangguk, menandakan bahwa mereka paham seperti apakah gambaran showcase yang akan mereka buat.

Pertemuan ketiga kalinya terjadi pada tanggal 25 Maret 2023 yang bertempatkan di musholla SMKN 1 Saptosari. Dipertemuan kali ini mereka telah membuat karya karyanya lalu menunjukannya kepada Cay. Setelah semua siswa menunjukan karyanya, Cay memberikan masukan kepada setiap karya siswa.

 Tanpa disadari banyak cara untuk melestarikan literasi pada siswa siswi SMKN 1 Saptosari. Salah satu caranya adalah membuat program Litera Skatusa Showcase, yang dapat  menumbuhkan minat  baca bagi siswa siswi dan elemen masyarakat. Ternyata penggunaan gadget dalam kehidupan sehari hari dapat digunakan untuk hal hal positif semua tergantung pada penggunaannya, marilah kita optimalkan gadget untuk membaca.