Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) adalah masa penting sejak bayi masih dalam kandungan hingga usianya mencapai dua tahun. Periode ini disebut masa emas karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Jika anak mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang selama periode ini, maka perkembangan otaknya akan optimal, daya tahan tubuhnya kuat, dan pertumbuhannya baik.
Sejak dalam kandungan, organ-organ penting seperti otak, jantung, hati, ginjal, paru-paru, dan tulang mulai terbentuk dan berkembang. Oleh karena itu, pencegahan stunting (kondisi anak pendek akibat kurang gizi dalam jangka panjang) harus dimulai sejak masa kehamilan. Setelah lahir, dua tahun pertama adalah waktu di mana anak mulai beradaptasi dengan lingkungan dan mengalami perkembangan pesat dalam berpikir serta belajar.
Jika pada masa emas ini anak tidak mendapatkan gizi yang cukup, maka dapat terjadi berbagai masalah seperti:
1. Pertumbuhan yang terhambat, sehingga anak berisiko menjadi pendek atau mengalami stunting.
2. Kecerdasan yang lebih rendah dibanding anak lain, sehingga kurang kompetitif di masa depan.
3. Daya tahan tubuh yang lemah, sehingga lebih mudah sakit.
✔ Saat hamil, ibu perlu makan makanan bergizi seimbang dan rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia.
✔ Mendapatkan informasi tentang ASI eksklusif dan manfaatnya bagi bayi.
✔ Mempersiapkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sehat dan bergizi setelah bayi berusia 6 bulan.
✔ Melakukan imunisasi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit.
✔ Memastikan anak mendapatkan asupan nutrisi yang beragam, seimbang, dan bergizi setelah lahir hingga usia 2 tahun.
✔ Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak serta memberikan stimulasi yang tepat.
Masa 1000 hari pertama kehidupan adalah investasi berharga bagi masa depan anak. Dengan perhatian yang baik dari ibu dan keluarga, anak bisa tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat!
Sumber :
cfns. 2024. Pentingnya Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas gadjah Mada https://cfns.ugm.ac.id/2022/10/24/pentingnya-seribu-hari-pertama-kehidupan-1000-hpk/. Diakses pada 31 Oktober 2025 pukul 13.37 WIB.
Anjani, D.A. dkk. 2024. PENTINGNYA KEBUTUHAN NUTRISI PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Vol. 4, no. 4.
Menurut WHO dan UNICEF, menyusui yang baik harus mengikuti aturan berikut:
1. Inisiasi menyusui dini (IMD): Bayi harus mulai menyusu dalam 1 jam pertama setelah lahir.
2. ASI eksklusif selama 6 bulan: Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman tambahan.
3. Menyusui hingga 2 tahun: Setelah 6 bulan, bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi sambil tetap menyusu hingga usia 2 tahun.
Berikut manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi dan ibu adalah sebagai berikut :
Mengoptimalkan perkembangan bayi, karena ASI mengandung asam lemak yang bermanfaat untuk perkembangan otak maupun fisik bayi.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh, ASI memiliki zat antibodi yang berperan dalam melawan virus dan bakteri penyebab penyakit dalam tubuh bayi
Meminimalisir munculnya alergi, pemberian ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Membantu mencapai berat badan ideal, . Pemberian ASI diketahui mampu mengontrol hormon leptin yang berperan dalam menjaga nafsu makan serta metabolisme lemak pada tubuh bayi.
Menurunkan risiko kanker payudara pada ibu
Memperkuat ikatan ibu dan anak, Ketika memberikan ASI eksklusif, ibu dan anak akan terbangun keintimannya. Sebab, kontak langsung, seperti bersentuhan kulit, antara ibu dan anak turut memperkuat ikatan batin. Buah hati juga bisa merasakan kehangatan dari tubuh ibu apabila menjalankan ASI eksklusif secara optimal.
Stunting atau kondisi anak yang mengalami pertumbuhan terhambat sudah menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Stunting biasanya terjadi pada anak usia 0-59 bulan (di bawah 5 tahun) dan penyebabnya bukan hanya karena kurang makan, tetapi sudah dimulai sejak ibu masih remaja. Jika seorang ibu mengalami kurang gizi dan anemia sebelum hamil, risiko anak mengalami stunting semakin besar.
Saat hamil, ibu perlu memperhatikan asupan gizi yang cukup. Jika ibu tidak mendapatkan makanan bergizi dan tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk, bayi dalam kandungan bisa mengalami gangguan pertumbuhan. Kurangnya zat gizi penting seperti zat besi (Fe), asam folat, dan hemoglobin dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, yang menjadi salah satu faktor risiko stunting.
Stunting dapat dicegah salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif, memberikan makanan yang bergizi, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik untuk menyeimbangkan antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi ke dalam tubuh, serta memantau tumbuh kembang anak secara teratur.
Sumber :
Efendi, S., Sriyanah, N., Cahyani, A. S., Hikma, S., & Kiswati, K. (2021). Pentingnya pemberian asi eksklusif untuk mencegah stunting pada anak. Idea Pengabdian Masyarakat, 1(02), 107-111.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/manfaat-asi-eksklusif
IMUNISASI
Imunisasi adalah upaya untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Imunisasi dilakukan dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Vaksin adalah virus atau bakteri yang telah dilemahkan, dibunuh, atau dimodifikasi. Imunisasi penting karena dapat mencegah penularan penyakit dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Beberapa manfaat imunisasi, di antaranya: Mencegah bayi dan anak-anak dari penyakit infeksi menular berbahaya, Mencegah kecacatan permanen, Mencegah wabah, Membantu anak tidak mudah sakit. Beberapa contoh imunisasi dasar, di antaranya: Hepatitis B, Polio, BCG, PCV, Rotavirus, Campak.
Imunisasi penting karena dapat mencegah penularan penyakit, menurunkan angka kesakitan, dan mengurangi kematian. Imunisasi juga dapat membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Berikut beberapa manfaat imunisasi:
Melindungi anak dari penyakit berbahaya
Membantu anak tumbuh kembang dengan baik
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
Membantu menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan kuat
Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang berfungsi membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit menular. Imunisasi penting dilakukan sejak dini, terutama pada bayi dan balita.
Jika anak terlambat imunisasi, segera datangi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi yang tertinggal.
Anak lebih rentan terkena penyakit seperti hepatitis, TBC, batuk rejan, dan difteri
Anak lebih rentan mengalami komplikasi penyakit yang bisa menyebabkan kecacatan atau kematian
Anak lebih rentan terkena masalah kesehatan lain akibat malnutrisi
Anak lebih rentan terkena penyakit yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka waktu lama
Anak lebih rentan terkena penyakit yang membutuhkan biaya tinggi untuk pengobatan dan perawatan
Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi
Campak
Gondong
Rubella atau campak Jerman
Difteri
Tetanus
Pertusis atau Batuk Rejan
TBC
Polio
Hepatitis B
Identifikasi Tanda-tanda Stunting
Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat, sehingga tinggi badannya lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Hal ini terjadi karena kekurangan gizi dalam jangka waktu lama, sering mengalami infeksi, serta kurangnya stimulasi psikologis. Biasanya, masalah ini sudah dimulai sejak bayi masih dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Faktor yang mempengaruhi stunting
Stunting bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetik. Beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan stunting antara lain:
✅ Kesehatan dan gizi ibu selama hamil
✅ Pola makan anak yang kurang bergizi
✅ Kebersihan lingkungan yang buruk
✅ Infeksi berulang pada anak
Meskipun faktor genetik juga bisa berpengaruh, tetapi penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi. Kabar baiknya, faktor lingkungan bisa diperbaiki, sehingga stunting dapat dicegah dan diatasi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, lingkungan yang bersih, serta pola asuh yang baik agar tumbuh kembangnya optimal
Ciri-ciri Anak Stunting :
Keterlambatan pertumbuhan
Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
Tanda pubertas terlambat
Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
Wajah tampak lebih muda dari usianya
Mudah mengalami penyakit infeksi
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh stunting :
Dampak jangka pendek : terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh
Dampak jangka panjang : menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, berisiko tinggi untuk muncul penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
Sumber :
Retnowati, Yuni. dkk. 2023. Edukasi Ibu Hamil (Edumil) Cegah Anemia dan Stunting. Borneo Community Health Service Journal. Vol. 3, No. 2.
https://rsudmangusada.badungkab.go.id/promosi/read/102/stunting
Upaya Penanganan Stunting
Stunting adalah suatu kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan usianya sebagai akibat dari masalah gizi kronis yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu yang lama. Kasus stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan besar yang memerlukan penanganan serius seluruh pihak, sehingga saat ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan program penanganan stunting sebagai program prioritas nasional yang memerlukan penanganan secara terintegrasi guna menekan peningkatan jumlah kasus.
Stunting bukan hanya masalah gangguan pertumbuhan fisik saja, namun juga mengakibatkan anak menjadi mudah sakit, selain itu juga terjadi gangguan perkembangan otak dan kecerdasan, sehingga stunting merupakan ancaman besar terhadap kualitas sumber daya manusia di Indonesia
Upaya penanganan stunting di Indonesia tentunya akan berbeda dengan penanganan stunting diberbagai negara. Hal ini dikarenakan faktor penyebab stuntingnya juga berbeda. Beberapa penyebab terjadinya permasalahan gizi pada anak di Indonesia termasuk stunting pada anak disebabkan karena kurangnya asupan gizi dan status kesehatan, akses sarana sanitasi lingkungan , pengetahuan orangtua.
Dalam rangka menurunkan stunting di Indonesia pemerintah telah menetapkan Strategi Nasional Percepatan penurunan stunting dalam waktu lima tahun ke depan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting diantaranya adalah sebagai berikut:
memperhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, hal ini bisa juga dilakukan dengan memperhatikan pola makan dengan mengomsumsi jenis makanan beragam dan seimbang;
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi dan balita;
mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak:
menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga;
memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak;
melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI.
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk pengobatan stunting jika anak sudah didiagnosa menderita stunting adalah sebagai berikut:
melakukan terapi awal seperti memberikan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi;
memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, Zinc, zat besi, kalsium dan yodium;
memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Sumber :
Rahman, hardiyanto. dkk. 2023. Upaya Penanganan Stunting di Indonesia. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK)
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/3012-stunting,-apa,-penyebab-dan-upaya-penanganannya.html