Bisnis UMKM

Kerajinan Purun

Salah satu kegiatan unik yang dilakukan masyarakat adalah kegiatan membuat kerajinan tradisional berbahan dasar purun dengan cara menganyamnya. Tujuan kegiatan ini beragam, bisa hasil karyanya untuk kebutuhan pribadi atau bisa juga untuk penghasilan dengan cara dijual ke pengepul atau dijual secara pribadi.

Menganyam purun merupakan kegiatan tradisional yang menjadi salah satu khas suku banjar esistensinya masih terjaga hingga sekarang. Meanyam purun adalah kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu karya berupa tikar atau karya seni lain dengan menggunakan teknik menganyam dengan cara menyatukan beberapa bahan menjadi suatu pola yang memiliki nilai guna dan estetika. Bahan yang digunakan umumnya adalah tumbuhan air purun yang tumbuh subur hampir di seluruh Kalimantan Selatan.

Selain dimanfaatkan untuk keperluan hidup sebagai bahan baku anyaman, purun juga memiliki makna bagi perilaku manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan ini sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan inspirasi bagi kearifan budaya masyarakat Kalimantan selatan. Jenis purun yang tumbuh di Kalimantan Selatan terdiri atas dua macam yakni purun danau dan purun tikus.

Kegiatan menganyam purun ini sudah sangat lama dilakukan di desa Anjir Serapat ini, kegiatan ini dimana sudah seperti budaya turun-temurun di keluarga. Kegiatan tersebut untuk mengisi waktu luang setelah masa tanam padi.

Pada tahap pembuatannya tikar purun yaitu purun terlebih dahulu dicabut dari danau atau parit di daerah ladang padi. Setelah itu purun dibersihkan sebelum kemudian dijemur sampai kering. Lalu pada tahapan berikutnya purun akan ditumbuk hingga pipih. Selanjutnya purun yang sudah pipih tersebut di panat atau didiamkan selama dua hari hingga proses selanjutnya adalah proses penganyaman.

Untuk unsur estetikanya sendiri masyarakat sering menambahkan kreasi warna maupun motif pada tikar purun yang dibuat. Tikar tersebut akan diberi pewarna menggunakan pewarna tekstil atau orang banjar menyebutnya kasumba purun. Jenis tikar berwarana disebut tikar habang, dan jika tidak berwarna disebut tikar putih. Tikar dua sampit sering digunakan untuk menjemur benih padi atau sekedar untuk alas. Sedangkan tikar satu sampit sering digunakan untuk menjemur bahan makanan kerupuk dan sebagainya karena ukurannya lebih kecil.

Harga per satuan tikar bisa mencapai satu gabar/sambit seminal 25 ribu rupiah untuk tikar dua sampit, sedangkan untuk tikar satu sampit dihargai lima ribu rupiah perlembar tikarnya. Selain tikar masyarakat di desa anjir serapat juga sering membuat kerajinan lain yang juga berbahan purun seperti, bakul, topi, Kampil(kadut purun),dan sebagainya.

Contoh hasil dari kerajinnan purun dikerjakan oleh warga di desa Anjir Serapat Barat yaitu: