ASESMENT DIAGNOSTIK KELAS XI
Buka, pahami dan kerjakan asesment berikut ini dengan jujur dan penuh tanggung jawab
Hasil penilaian ini tidak akan mempengaruhi nilai anda, tetapi untuk memetakan kemampuan dasar sehingga bisa mempersiapkan pembelajaran yang lebih baik.
PEMBELAJARAN-1. HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI
A. Hukum-hukum Dasar Kimia
Hukum-Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoiser)
Antoine Laurent Lavoiser telah menyelidiki massa zat sebelum dan setelah reaksi. Lavoiser menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sesudah dan sebelum reaksi adalah sama. Lavoiser menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa. Menurut Lavoiser: “ Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.
Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam setiap senyawa adalah tetap”.
Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)
“Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac)
Dari hasil percobaan Gay Lussac mengemukakan hukum perbandingan volume yaitu: “Volume gas yang bereaksi dan volume-volume hasil reaksi,jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
Hukum Avogadro
Avogadro mengembangkan suatu hipotesis,yaitu suhu dan tekanan yang sama mengandung jumlah molekul yang sama pula. Kemudian Avogadro mengemukakan hukum Avogadro yaitu: “Pada suhu dan tekanan yang sama,semua gas yang volume nya sama mengandung jumlah molekul yang sama”
B. Perhitungan Kimia (Stoikiometri)
Pembahasan perhitungan kimia dalam sumber belajar ini ditekankan pada perhitungan kimia yang berhubungan dengan pemanfaatan koefisien pada reaksi kimia , konsep mol dan hukum-hukum yang berhubungan dengan sifat-sifat gas.
Pengertian Mol
Untuk menyederhanakan jumlah partikel yang luar biasa kecilnya digunakan konsep mol. Mol menyatakan satuan jumlah zat. Kata mol berasal dari bahasa latin moles yang artinya sejumlah massa.
1 mol = 6,02 x 1023 partikel.
Bilangan ini sama dengan jumlah partikel yang ada dalam 1 mol atom C-12. Dengan kata lain standar mol adalah 12 gram C-12,jadi satu mol tiap zat mengandung 6,02 x 1023 partikel.
Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel,massa dan volume zat
a. Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel
Jumlah mol X(n) = jumlah partikel X / bilangan Avogadro
Jumlah partikel X = Jumlah mol(n) x bilangan Avogadro
1) Mol mempunyai jumlah partikel (X) = 6,02 x 1023 = L
2) Mol mempunyai jumlah partikel (X) =2 x 6,02 x 1023 = 2L
b. Hubungan Jumlah Mol dengan Massa
Massa 1 Mol zat disebut Massa Molar (Mn) dengan satuan gram/mol (Ar= massa atom relatif, Mr = massa molekul relatif)
Jumlah mol X(n) = Massa Zat (gram)/ Massa molar (Ar/Mr)
Massa zat(gram) X = Jumlah molX(n) x Massa molar (Ar/Mr)
c. Hubungan Jumlah Mol dengan Volume Zat
1) Pada Keadaan STP
Volume molar adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan standar (STP) yaitu pada suhu 0oC (273) dan tekanan 1 atm (76 cmHg). 1 Mol gas pada STP volumenya adalah 22,4 liter.
Jumlah mol X(n) = volume gas X / 22,4 liter
Volume gas X = Jumlah mol X (n) x 22,4 liter
2) Pada Keadaan Bukan STP, menggunakan Persamaan Gas IdealVolume pada suatu gas bergantung pada suhu,tekanan,dan jumlah zat.
PV = n.R.T
Keterangan :
P = tekanan gas (atm)
V= jumlah gas (L)
N = jumlah mol zat (mol)
T = suhu (K)
R = tekanan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
3) Apabila 2 gas Suhu dan Tekanan yang sama (Hukum Avogadro)Pada (P,T) sama,gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama,sehingga perbandingan volume gas pada temperatur dan tekanan yang sama dengan perbandingan mol nya.
v1 / v2 = n1 / n 2
Keterangan :
V1 =Volume gas 1
V2 = Volume gas 2
n1 = Jumlah mol zat 1
n2 = Jumlah mol zat 2
Daftar Pustaka:
Hernanto, Ari dan Ruminten. Kimia: Untuk SMA/MA Kelas X. 2009. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hukum kekalan massa (Hukum Lavoisier)
Antoine Laurent Lavoisier ilmuan yang melalukan mengamati percobaan dan mengungkapkan bahwa massa total zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa zat hasil reaksi
Contoh 1:
Sebanyak 6 gram oksigen bereaksi tepat habis dengan 4 gram logam magnesium membentuk senyawa magnesium oksida. Berapakah massa nagnesium oksida yang dihasilkan?
massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi
massa magnesium oksida = massa oksigen + massa logam magnesium
10 gram massa magnesium = 6 gram massa oksigen + 4 gram massa logam magnesium
Contoh 2:
Sebanyak 4,0 gram cuplikan yang mengandung senyawa hidrokarbon dibakar sempurna dengan gas oksigen. Jika presentase (%) massa karbon dalam cuplikan tersebut adalah 30%, maka massa karbon dioksida yang dihasilkan dalam proses pembakaran tersebut adalah…. (Ar C = 12, O = 16)
maka hasil proses pembakaran dapat dihitung dengan cara menghitung massa karbon sebelum reaksi adalah:
% C = (massa C / massa cuplikan) x 100 %
30 % = massa C / 4 x 100 %
massa C = 1,2 gram (massa C sebelum reaksi )
dengan asumsi bahwa massa atom karbon sebelum reaksi dan sesudah reaksi sama, maka massa atom karbon sebelum reaksi sama dengan massa atom karbon dalam senyawa CO2 sebagai hasil reaksi
massa unsur = ( jumlah unsur x Ar ) / Mr x massa senyawa
1,2 gram = (1 x 12 ) / 44 x massa CO2
1,2 gram x 44 = 1 x 12 x massa CO2
52,8 gram = 12 massa CO2
massa CO2 = 52,8 gram / 12
= 4,4 gram (massa CO2 setelah hasil reaksi)
2. Hukum perbandingan tetap (Hukum Proust)
Joseph Louis Proust seorang ilmuan mengemukakan sifat penting dari senyawa yaitu perbandingan massa unsur dalam satu senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang sama dari mana pun asalnya akan memiliki perbandingan massa unsur yang sama.
Contoh:
air memiliki rumus kimia H2O perbandingan massa hidrogen dan oksigennya dalam air H:O = 2 : 16 dapat disederhanakan 1:8 Dimanapun air berasal maka perbandingannya adalah sama
yaitu antara hidrogen dan oksigennya 1:8
3. Hukum kelipatan perbandingan (Hukum Dalton)
John Dalton mengemukakan jika dua unsur membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika massa salah satu unsur menyusunnya tetap, maka perbandingan massa unsur yang lainnya dalam senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Contoh unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa adalah CO dan CO2, PCl3 dan PCl5, N2O, NO, NO2, N2O5 dan lain sebagainya.
Contoh: Bila unsur nitrogen dan oksigen di senyawakan dapat terbentuk
NO dimana massa N : O = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : O =14 : 32 = 7 :16
Jika massa nitrogen yang sama banyaknya maka perbandingan massa oksigen pada senyawa
NO : NO2 = 16 : 32 = 1 : 2
4. Hukum Perbandingan volume (Hukum Gay-Lussac)
Joseph Louis Gay Lussac mendasar pada hasil percobaannya mengemukakan bahwa volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
Percobaan sederhana yang dilakukan menghasilkan perbandingan volume hidrogen : oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2. Nampak bahwa perbandingan volume sesuai dengan perbandingan koefisien unsur atau senyawa pada persamaan reaksi setara, yaitu persamaan reaksi dengan jumlah atom di sebelah kiri sama dengan di sebelah kanan.
Reaksi pembentukan air: 2H2 + O2 → 2H2O
volume gas hidrogen : Oksigen : uap air = 2 : 1 : 2
Contoh: N2(g) + H2(g) ⇌ NH3(g) Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi tersebut secara berurutan adalah…
Berdasarkan Hukum Gay Lussac, pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi sebanding dengan koefisien dalam reaksi tersebut.
Reaksi pembentukan amonia setelah setara adalah sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) ⇌ 2NH3(g)
Sehingga perbandingan volume gas N2, H2 dan NH3 berturut- turut adalah 1 : 3 : 2
5. Hipotesa Avogadro
Amadeo Avogadro mengungkapan hasil penelitiannya dengan kesimpulan jika gas-gas yang volumenya sama jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama akan memiliki jumlah molul yang sama
Contoh : Pada reaksi pembentukan air
2 H2(g) + O2(g) ----> 2 H2O (g)
Reaksi pembentukan air
Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm sebanyak 10 L volume gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
volume H2 : volume O2 = koefisien H2 : koefisien O2
volume H2 : volume O2 = 2 : 1
volume O2 =volume H2 /2
= 10 L / 2
= 5 L
volume H2 : volume H2O = koefisien H2 : koefisien H2O
volume H2 : volume H2O = 2 : 2
volume H2 = volume H2O = 10 L
Jika gas oksigen memiliki jumlah molekul sebanyak x maka uap air akan memiliki jumlah molekul sebanyak 2x
Pengertian atom menurut teori atom Dalton adalah bagian terkecil dari suatu zat yang tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil. Saking kecilnya kita tidak memungkinkan untuk mengukur sebuah massa atom. Namun melalui percobaan dapat ditentukan massa satu atom relatif terhadap atom lainnya. Dibutuhkan satu jenis atom sebagai pembanding.
Massa atom relatif adalah massa suatu atom yang ditentukan dengan cara membandingkan dengan massa atom standar.
Massa atom relatif, disingkat dengan Ar. Berdasarkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) yang digunakan sebagai standar penentuan massa atom relatif adalah atom karbon. Lambang atom tersebut adalah C. Atom tersebut memiliki jumlah proton sebanyak 6 dan memiliki massa sebesar 12 satuan massa atom bisa ditulis 12 sma atau 12 amu (atomic massa unit). Atom karbon-12 ini digunakan untuk standar sehingga satu satuan massa atom didevinisikan sebagai suatu massa yang besarnya tepat sama dengan seperdua belas massa satu atom C-12.
1 sma = massa 1 atom karbon-12 / 12
Kemudian didapatkan rumus penentuan massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata unsur dengan satu perdua belas massa 1 atom C-12.
Ar unsur X = (massa rata-rata 1 atom unsur X ) / (1/12) massa 1 atom C-12
Karena massa 1 atom C-12 adalah 1 sma atau 1 amu maka diperoleh rumus sbb:
Ar unsur X = massa rata-rata 1 atom unsur X / 1 sma
Jika massa atom karbon dicari dalam tabel sistem periodik , nilainya bukanlah 12,00 sma tetapi 12,011 sma. Perbedaan ini terjadi karena adanya kelimpahan atom karbon yang memiliki isotop lebih dari satu.
Hal tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa karbon di alam ada dua isotop yaitu isotop karbon-12 dan isotop karbon-13. Kelimpahan dari karbon isotop C-12 adalah 98,90 % dan C-13 adalah 1,10 %. Massa atom karbon-13 adalah 13,00335 sma. Maka massa atom karbon rata-rata dapat dihitung sbb:
Ar C = (98,90% x 12,00000 sma) + (1,10% x 13,00335 sma)
= 11,868 sma + 0,143 sma
= 12,011 sma.
Jadi massa atom karbon 12,011 sma adalah nilai rata-rata massa atom C dari kedua isotop tersebut.
Contoh1
Massa 1 atom unsur X adalah 4.037 x 10-23 sedangkan massa 1 atom C-12 adalah 1.99268 x 10–23 gram. Berapakah massa atom relatif unsur X?
Jawab:
Ar unsur X = (massa rata-rata 1 atom unsur X ) / (1/12) massa 1 atom C-12
Ar X = 4,037 x 10-23 gram / (1/12) x 1,99268 x 10-23 gram
Ar X = 24,311
Maka Massa atom relatif unsur X adalah 24,311
Contoh 2
Unsur Cl di alam terdiri dari dua isotop dengan kelimpahan 75 % isotop Cl-35 dan 25% isotop Cl-37. Tentukan massa atom relatif unsur Cl
Jawab
Ar Cl = (% x Cl-35) +(% x Cl-37)
= (75% x 35 sma) + ( 25% x 37 sma)
= (0,75 x 35 sma) + ( 0,25 x 37 sma)
= 26,25 sma+9,25 sma
= 35,50 sma
Massa molekul relatif adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul terhadap 1/12 massa 1 atom C-12
Mr = massa rata-rata 1 molekul / (1/12) massa 1 atom C-12
Dalam satu molekul zat terdiri dari atom-atom penyusunnya. Misal satu molekul Ca(OH)2 terdapat 1 atom Ca, dua atom O dan dua atom H. Nilai Mr dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Mr = jumlah Ar
Contoh 1
Diketahui massa atom relatif C=12, H=1, O=16. hitiunglah massa molekul rata-rata senyawa CH3COOH
Jawab
Mr CH3COOH = 2 x Ar C + 4 x Ar H + 2 x Ar O
= 2 x 12 + 4 x 1 + 2 x 16
= 60
Contoh 2
Diketahui massa atom relatif (Ar) O=16, Al =27 dan S=32. Hitunglah massa molekul relatif Al2(SO4)3.
Jawab
Mr Al2(SO4)3 = (2 x Ar Al) + (3 x Ar S) + (12 x Ar O)
= (2 x 27) + (3 x 32) + (12 x 16)
= 54 + 96 + 192
= 342
Sumber
Chang Raymond, 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep Inti, Jakarta: Erlangga
Sudarmono Unggul, 2016. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X Jakarta: Erlangga
VIDEO LATIHAN SOAL KONSEP MOL/ STOIKIOMETRI
Contoh soal 1
Berapa jumlah mol tembaga yang terdapat dalam 6,02 x 10^24 atom Cu?
Penyelesaian:
Jumlah mol Cu= Jumlah partikel/bilangan Avogadro
= 6,02 x 10^24 molekul /6,02 x 10^23 molekul/mol
= 10 mol
Jadi, 6,02 x 10^24 atom Cu= 10 mol.
Contoh soal 2
Reaksi pembakaran yang sempurna menghasilkan gas karbon dioksida (CO2). Jika dalam satu jam sebuah bus rata-rata melepaskan 2 mol CO2 dalam emisi gas buangnya, berapa jumlah atom dari CO2 yang dilepaskan bus tersebut selama setengah hari?
Penyelesaian:
Setengah hari = 12 jam
Jumlah mol CO2 = 2 mol/jam x 12 jam
= 24 mol
Jumlah atom dalam satu molekul CO2 = 1 atom C + 2 atom O = 3 atom
Jumlah Molekul CO2 = 24 x 6,02 x 10^23 molekul
= 1,4448 x 10^25 molekul
Jumlah atom dari CO2 yang dilepaskan:
= 1,4448 x 10^25 molekul x 3 atom/molekul
= 4,3344 x 10^25 atom
Hubungan mol dengan massa dapat dirumuskan dengan cara sbb:
Menghitung massa unsur:
1 mol = massa/Ar
Maka massa unsur = mol x Ar
Menghitung massa senyawa:
1 mol = massa/Mr
Maka massa senyawa = mol x Mr
Massa molar adalah massa satu mol zat dalam satuan gram.
Massa molar berhubungan erat dengan Ar unsur atau Mr molekul.
Massa molar (Mm) = Ar atau Mr zat
Misalnya
1 mol K (Ar 39), massanya 1 x 39 gram, maka 1 mol K = 39 gram
1 mol H2O (Mr 18), massanya 1 x 18 gram, maka 1 mol H2O = 18 gram
1 mol H2SO4 (Mr 98), massanya 1 x 98 gram, maka 1 mol H2SO4 = 98 gram
Contoh soal
Berapa gram urea yang terdapat dalam 2 mol CO(NH2)2 ?
(ArH=1, ArC= 12, ArO=16, ArN=14)
Penyelesaian
Mr CO(NH2)2 = 1 Ar C +Ar O +2 Ar N + 4 Ar H
= 12 + 16 + (2 x 14) + 4 x 1
= 60
mol = massa/Mr
Massa = mol x Mr
= 2 x 60
=120 gram
Volume molar (Vm) adalah volume 1 mol gas yang diukur pada keadaan STP (Standart Temperature and Pressure) Diukur pada suhu 0^oC dan tekanan 1 atm sebesar 22,4 liter/mol
Hubungan mol dengan volume jika di ukur pada STP dapat dirumuskan dengan cara sbb:
Volume molar (Vm) = 22,4 liter/ mol
1 mol = 22, 4 liter
Contoh soal
Uap air diukur pada kondisi STP memiliki 11,2 Liter. Berapa massa uap H2O pada kondisi tersebut? (ArH=1, O=16)
Penyelesaian
Mr H2O = 2 x Ar H + Ar O
= (2 x 1) + 16
= 18
massa H2O = 11,2 L / 22,4 L/mol x 18 gram/mol
= 9 gram
Jika gas diukur dalam keadaan NON STP maka untuk menghitung volume menggunakan rumus gas ideal
P.V = n.R.T
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol (gram/Ar atau Mr)
T = suhu (K)
R = 0,082 (L atm /mol K)
Contoh Soal
Berapakah volume dari 56 gram gas N2 jika diukur pada suhu 25 oC dan tekanan 2 atm (Mr N2 = 28, R = 0,082 L atm/molK
Penyelesaian
P.V = n.R.T
V= n.R.T / P
n (mol) = massa / Mr
= 56 gram / 28
= 2 mol
V= 2 mol x 0,082 L atm/mol K x (25 +273) / 2 atm
V= 2 x 0,082 x 298 / 2
V = 24,436 liter
Jadi volume gas N2 adalah 24,436 Liter
Banyaknya zat yang terdapat dalam suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam molaritas (M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat dalam 1 L larutan.
Hubungan antara molaritas dan jumlah mol dinyatakan secara matematis melalui hubungan antara jumlah mol dan molaritas seperti persamaan berikut.
JUMLAH MOL ZAT TERLARUT TIAP LITER LARUTAN
M = n / V
n = massa / Mr
M = molaritas
n = mol
V = volume
Mr=massa molekul relatif
Contoh soal
Berapa gram NaOH yang harus ditambahkan ke dalam 500 mL air untuk mendapatkan larutan NaOH sebesar 0,2 M (Mr NaOH = 40)
Penyelesaian
M = massa/Mr x 1/V
Massa = M x Mr x V
= 0,2 mol/L x 40 gram/mol x 0,5 L
= 4 gram
Jadi NaOH yang harus ditambahkan sebanyak 4 gram
Sekian Semoga Bermanfaat
Sumber
Chang Raymond, 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1/Edisi ketiga, Jakarta: Erlangga
Sudarmono Unggul, 2016. KIMIA 1 untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga
PEMBELAJARAN - 2. HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
Senyawa karbon khusus dipelajari pada cabang ilmu kimia yaitu kimia organik. Kimia organik didasarkan pada awal perkembangan ilmu kimia karbon. awalnya senyawa karbon dianggap hanya dapat disintesis oleh tubuh mahluk hidup (organik) sehingga senyawa karbon dikenal juga dengan senyawa organik. Contoh senyawa organik karbohidrat, vitamin, protein dan lemak.
Pendapat ini bertahan hingga tahun 1828 Frederich Wohler dapat mensintesa urea di luar tubuh mahluk hidup dengann cara memanaskan amoniu sianat menjadi urea. Atas penemuan Frederich Wohler penggolongan senyawa organik dan senyawa anorganik tidak lagi didasarkan pada asalnya tetapi didasarkan pada sifat dan strukturnya.
Apakah perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik ?
Setelah mengetahui definisi dari masing-masing senyawa penyusun kehidupan di alam semesta, maka hal kedua yang perlu diketahui ialah mengenai perbedaan senyawa organik dan anorganik.
Secara umum, perbedaan senyawa organik dan anorganik yakni terhitung dari jumlahnya. Senyawa organik jauh lebih banyak dari jumlah senyawa anorganik.
Sementara itu, perbedaan senyawa organik dan anorganik yang selanjutnya adalah senyawa organik lebih banyak mengandung atom karbon hingga memiliki kemampuan untuk membentuk sifat-sifat yang lebih khas daripada senyawa anorganik.
Secara lebih spesifik, berikut perbedaan senyawa organik dan anorganik yang perlu diketahui:
Senyawa organik menunjukkan ikatan kovalen yang lebih dibandingkan dengan senyawa anorganik.
Sebagian besar dari senyawa organik tidak mudah larut dalam air.
Sebagian besar dari senyawa organik tidak memiliki warna yang khas selayaknya senyawa anorganik.
Secara umum, tersusun dari atom hidrogen C serta H.
Memiliki pengaruh pemanasan yang kurang stabil dan akan lebih mudah terurai pada suhu lebih dari 700 derajat Celcius.
Memiliki titik didih dan titik cair yang lebih rendah dari anorganik.
Umumnya akan berwujud gas dengan suhu kamar jika terjadi perubahan.
Senyawa organik akan lebih mudah larut dalam pelarut non polar jika dibandingkan dengan senyawa anorganik.
Dalam hal reaktif, senyawa organik jauh lebih lambat dan membutuhkan katalis.
Senyawa organik memiliki struktur yang lebih rumit dan kompleks.
Senyawa anorganik lebih menunjukkan ikatan ionik yang bersamaan dengan ikatan kovalen.
Sebagian besar senyawa organik dapat larut dalam air yang disebabkan oleh ikatan ion yang terjadi.
Sebagian besar senyawa anorganik lebih berwarna daripada senyawa organik.
Senyawa anorganik dapat terdiri dari berbagai atom kecuali C dan H.
Senyawa anorganik cenderung lebih stabil jika mendapatkan pengaruh dari pemanasan.
Memiliki titik didih dan titik cair yang lebih tinggi dari organik.
Umumnya akan berwujud kristal dengan suhu kamar jika terjadi perubahan.
Senyawa anorganik cenderung lebih mudah untuk larut dalam bahan pelarut polar.
Dalam hal reaktif, senyawa anorganik dapat bereaksi dengan lebih cepat dibandingkan senyawa organik.
Senyawa anorganik memiliki struktur yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Senyawa organik dan anorganik dapat diamati di berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh dari senyawa organik dan anorganik yang telah dikenal secara luas dalam dunia pengetahuan dan kimia.
Parafin
Gas asetilena
Bensin
Piridin
Fenol
Anilin
Tiofen
CaCo3 (Kalsium Karbonat)
SiO2 (Silikon Dioksida)
NaCI (Natrium Klorida)
NaOH (Natrium Hidroksida)
Identifikasi Senyawa Karbon
Untuk mengidentifikasi apakah suatu bahan mengandung senyawa karbon atau tidak dapat dilakukan dengan membakar bahan tersebut. Pembakaran tidak sempurna senyawa karbon akan menghasilkan zat sisa berupa arang atau jelaga, sedangkan pada pembakaran sempurna akan menghasilkan gas CO2. Adanya gas CO2 dapat di identifikasi dengan mengalirkan pada air kapur(larutan Ca(OH)2 atau air barit (larutan Ba(OH)2) apabila pembakaran mengahsilan CO2 maka air kapur atau air barit akan menjadi keruh.
Berikut reaksinya :
CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) ------> CaCO3 (s) + H2O (l)
Sumber Senyawa Karbon
a. Tumbuhan dan hewan : karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan berbagai senyawa yang tidak di jumpai di luar tumbuhan dan hewan
b. Batu Bara, hasil pelapukan tumbuhan yang berlangsung jutaan tahun yang lalu dengan tekanan dan temperatur yang sangat tinggi.
c. Gas alam dan minyak bumi, mengandung banyak senyawa karbon yang berperan penting dalam berbagai industri. Komponen utama dalam gas alam dan minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon
Banyaknya jenis dan jumlah senyawa karbon tidak terlepas dari sifat khas atom karbon yang dapat membentuk senyawa dengan berbagai unsur, dengan struktur yang bervariari.
Beberapa sifat khas atom karbon adalah :
A. Konfigurasi ataom karbon.
Atom karbon dengan nomor atom 6 dengan 4 elektron valensinya yang dapat membentuk pasangan elektron bersama / pasangan elektron ikatan (PEI) dengan atom lain membentuk ikatan kovalen.
B. Cara atom karbon berikatan.
Cara atom karbon berikatan dengan keempat PEI dapat membentuk rantai karbon dengan berbagai kemungkinan. Banyaknya kemungkina ikatan tersebut didasarkan pada
Jenis ikatan
Ikatan tunggal
ikatan rangkap dua
ikatan rangkap tiga
Bentuk rantai
Rantai terbuka (alifatis)
Rantai tertutup (siklis)
Posisi atom karbon dalam rantai karbon
Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang hanya mengikat secara langsung satu atom karbon lain.
Atom karbon sekunder, yaitu atom karbon yang hanya mengikat secara langsung dua atom karbon lain.
Atom karbon tersier, yaitu atom karbon yang hanya mengikat secara langsung tiga atom karbon lain.
Atom karbon kuarterner, yaitu atom karbon yang hanya mengikat secara langsung empat atom karbon lain.
HIDROKARBON
Hidrokarbon itu apa sih? Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang tersusun atas unsur utama yang terdiri dari atom karbon (C) dan hidrogen (H).
Atom karbon bergabung untuk membentuk suatu kerangka senyawa, kemudian atom hidrogen menempel dalam berbagai konfigurasi yang berbeda, seperti ini komponen keduanya: CxHy.
Selain senyawa hidrokarbon banyak terdapat pada materi yang telah disebutkan di pendahuluan, ada juga lho yang terdapat pada pohon atau tumbuhan. Misalnya struktur kimia yang terdapat pada karoten dalam wortel dan daun hijau, lihat struktur karoten berikut ini.
Klasifikasi senyawa hidrokarbon secara umum dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alifatik dan aromatik. Alifatik merupakan senyawa ini yang diperoleh dari lemak atau minyak.
Sedangkan, Aromatik merupakan senyawa yang diperoleh dari ekstrak tumbuhan yang menghasilkan bau harum. Hidrokarbon aromatik memiliki tingkat stabilitas yang lebih baik.
Senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi tiga, yaitu alkana, alkena, dan alkuna. Ketiganya dibedakan berdasarkan ikatan yang dikandungnya.
Alkana
Alkana adalah jenis hidrokarbon alifatik yang semua ikatannya tunggal. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8). dari ketiga contoh senyawa tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa penggalan akhir dari senyawa Alkana adalah –ana. Rumus umum Alkana adalah, CnH2n+2
Alkena
Alkena biasa juga disebut sebagai olefin adalah jenis hidrokarbon yang memiliki dua rangkap ikatan. Alkena dan alkuna masuk ke dalam hidrokarbon alifatik tak jenuh. Penggalan akhir dari senyawa Alkena adalah –ena. Rumus umumnya adalah, CnH2n
Senyawa hidrokarbon berikatan rangkap berikut yang dapat dipolimerisasi adalah senyawa hidrokarbon tak jenuh seperti Etena
Alkuna
Alkuna atau biasa disebut asetilena merupakan jenis hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap tiga. Penggalan akhir dari senyawa Alkuna adalah -una. Rumus umumnya CnH2n-2
Aromatik yang paling sederhana adalah Benzena (C6H6). Senyawa tersebut diperoleh dari degradasi kimiawi getah benzena, memiliki aroma yang dipancarkan dari pohon. Selain itu, ada juga toluena (C6H5CH3) yang berasal dari zat pada pohon Amerika Tengah dan biasa digunakan untuk wewangian.
Kedua senyawa tersebut menghasilkan aroma meskipun tidak berbau harum. Sehingga, istilah aromatik diartikan sebagai senyawa yang diturunkan dari benzena. Ikatan yang mengandung cincin disebut benzenoid dan yang tidak mengandung cincin disebut non-benzenoid.
Senyawa aromatik atau Arena mengandung cincin benzena. Selain benzena, contoh lain dari senyawa ini adalah toluena dan naftalena.
Berdasarkan ikatan yang trdapat pada rantai atom karbon, hidrokarbon dibedakan atas
a. hidrokarbon jenuh
Hidrokarbon yang pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal
b. Hidrokarbon tidak jenuh
Hidrokarbon yang yang pada rantai karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau tiga.
Senyawa hidrokarbon paling banyak digunakan sebagai sumber bahan bakar alami
Contohnya gas LPG, kerosin atau minyak tanah, solar, dan minyak pelumas. Elo tentu tau kalau minyak bumi termasuk hasil dari penguraian bahan-bahan organik dari tumbuhan dan hewan (makhluk hidup) di darat dan di laut yang telah berlangsung selama berjuta-juta tahun.
Di sinilah mikroorganisme pengurai berperan untuk mengubah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana atau menjadi hidrokarbon. Akibat tekanan dan pengaruh suhu, maka terbentuklah minyak bumi.
Zat plastik yang elo gunakan saat berbelanja atau menyimpan sesuatu merupakan monomer rantai panjang petrokimia yang termasuk dalam senyawa yang memiliki sifat berikatan dengan dirinya sendiri atau katenasi ini.
Aspal atau bahasa lainnya adalah bitumen, merupakan cairan kental berwarna hitam yang biasa digunakan untuk mengikat dan mengeraskan dalam pembangunan jalan. Aspal juga merupakan senyawa hidrokarbon dengan mengandung sedikit sulfur, oksigen, dan klor.
Lilin parafin adalah nama umum senyawa hidrokarbon alkana. Tadi elo udah belajar tentang rumus umum alkana, ‘kan? Molekul parafin yang paling sederhana adalah CH4 atau metana.
STRUKTUR DAN TATA NAMA ALKANA, ALKENA,ALKUNA