Hadis & Qur'an Center
- Hidayati, MA -
- Hidayati, MA -
Pusat Kajian dan Informasi Seputar Hadis dan Al-Qur'an
APA ITU TAKHRIJ HADIS?
Takhrij hadis adalah usaha menemukan matan dan sanad hadis secara lengkap dari sumber-sumbernya yang asli, yang dari situ akan bisa diketahui kualitas suatu hadis secara lansung karena sudah disebutkan oleh kolektornya maupun melalui penelitian selanjutnya. Sekarang mentakhrij hadis sudah sangat mudah dengan metode digital, salah satunya dengan aplikasi Maktabah Syamilah.
KLIK DI SINI UNTUK MELIHAT TUTORIAL LENGKAP MENTAKHRIJ HADIS ------->
KEDUDUKAN HADIS TERHADAP AL-QUR'AN
Hadis memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan Al-Quran. Sebab, keduanya sama-sama sebagai sumber utama ajaran Islam. Selain sebagai sumber ajaran Islam kedua, Hadis berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat umum (mujmal). Tanpa Hadis, ayat-ayat Al-Quran yang bersifat umum, akan sulit diimplementasikan dalam kehidupan manusia, baik berkaitan dengan ibadah maupun muamalah. Oleh karenanya keduanya tak terpisahkan dalam ajaran Islam.
Perempuan dan Ruang Publik Perspektif Al-Qur'an dan Hadis
Perempuan sebagai makhluk ciptaan Tuhan, memiliki potensi yang sama untuk berusaha dan menunjukkan dirinya di hadapan Sang Pencipta sebagai sebaik-baik hamba. Peran perempuan di ruang publik sudah ada pada masa awal Islam, sebagaimana yang dicontohkan oleh perempuan generasi awal, yang memainkan peran penting dalam peradaban Islam. Seperti Khadijah binti Khuwailid (pebisnis handal, donator utama awal dakwah Islam), Aisyah binti Abu Bakar (perempuan cerdas, gurunya para sahabat Nabi), Khaulah binti Tsa’labah (pejuang keadilan), Nusaibah binti Ka’ab (tameng Rasulullah Saw. saat Perang Badar), dan Rufaidah binti Sa’ad al-Anshariyyah (dokter perempuan pertama dalam Islam).
Metode tafsir bi al-ma’thu>r masih relevan untuk diterapkan dalam menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hal duniawi salah satunya tentang ekonomi. Meskipun banyak hadir metode penafsiran baru, bukan berarti tafsir bi al-ma’thu>r harus ditinggalkan dan diabaikan, namun metode tafsir tersebut mesti dipertimbangkan khusunya dalam menafsirkan ayat-ayat tentang ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya ditemukan penafsiran bi al-ma’thu>r dalam karya tafsir Indonesia yang tergolong tafsir pemikiran, seperti tafsir Al-Mishbah serta Al-Qur’an dan Tafsirnya Departemen Agama RI. Kedua tafsir tersebut memadukan metode tafsir bi al-ma’thu>r dan bi al-ra’yi dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an tentang ekonomi.
Dokumentasi Kegiatan HQC