GOLONGAN DEWA
ꦒꦺꦴꦭꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ꦢꦺꦮ
ꦒꦺꦴꦭꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ꦢꦺꦮ
Wayang golongan dewa umumnya berwatak baik. Ada golongan dewa yang jarang muncul karena selain berwujud manusia, juga ada yang berwujud binatang, misalnya Sang Hyang Antaboga yang berwujud naga. Ada dewa yang tidak pernah dimunculkan, namun keberadannya diakui sebagai penguasa tertinggi, yaitu Sang Hyang Wenang. Umumnya digambarkan secara khas: menggunakan sepatu dan pakaian dewa, misal bersurban.
Nama lain : Sang Hyang Manikmaya, Sang Hyang Caturbuja, Sang Hyang Nilakanta, Sang Hyang Trinetra
Tempat tinggal : Kahyangan Jonggringsaloka/ Kahyangan Suralaya
Ayah : Sang Hyang Tunggal
Istri : Dewi Uma
Anak : Bathara Sambu, Bathara Brama, Bathara Endra, Bathara Bayu, Bathara Wisnu, Bathara Sakra, Bathara Asmara, Bathara Mahadewa
Ciri khusus : Memiliki 4 tangan dan menaiki lembu Andini
Bathara Guru menjadi raja para dewai di Suralaya. Kedudukannya sangat tinggi, tetapi raja diwa ini kurang bisa menunaikan tugas dengan baik. Sebagai pemuka dewa, Bathara Guru sering bertindak menuruti hawa nafsunya. Ia mudah tergiur wanita cantik, mudah marah, iri hati, mudah terbujuk rayu atau tidak teguh pendirian, padahal ia memiliki kesaktian yang tinggi.
Ukuran : 54,5 cm x 23,8 m
Nama lain : Sang Hyang Narada, Kanekaputra
Tempat tinggal : Kahyangan Sidik Pangudal-udal
Ayah dan Ibu : Sang Hyang Tunggal (menurut Purwakandha), Maharesi Kasyapa dan Dewi Muni (menurut Kitab Mahabarata), Sang Hyang Caturkaneka dan Dewi Laksmi (menurut Serat Paramayoga)
Narada dikenal sebagai patih Bathara Guru, sekaligus merupakan sesepuh para dewa. Ia dilukiskan berwajah lucu, tetapi tidak dungu. Ia bahkan sering bersikap kebapakan, baik kepada sesama dewa maupun kepada manusia. Wajahnya selalu mendongak ke atas, perutnya buncit, dan pantatnya besar. Salah satu tangannya selalu memegang cupu azimat bernama Cupu Linggamanik, yang di dalamnya tersimpan Tirta Mahamahadi, air sakti yang dapat digunakan untuk mengobati segala macam penyakit.
Ukuran : 38,5 cm x 22,7 cm
Nama lain : Sang Hyang Nagasesa, Sang Hyang Anantaboga, Sang Hyang Basuki
Tempat tinggal : Kahyangan Saptapratala, lapisan ke tujuh dasar bumi
Ayah : Anantanaga
Ibu : Dewi Wasu
Istri : Supreti
Anak : (1) Dewi Nagagini (2) Naga Tatmala
Ia adalah dewa penguasa dasar bumi. Dalam keadaan biasa Sang Hyang Antaboga serupa dengan wujud manusia, tetapi dalam keadaan triwikrama tubuhnya menjadi ular naga besar. Nama Antaboga atau Anantaboga artinya (naga yang) kelokannya tidak mengenal batas. An artinya tidak, anta artinya batas, boga atau bhoga artinya kelokan. Dengan demikian antaboga atau anantaboga berarti yang kelokannya tidak mengenal batas, maksudny ular naga yang besarnya luar biasa.
Ukuran : 34,2 cm x 70 cm
Nama lain : Bathara Anila
Tempat tinggal : Kahyangan Panglawung
Ayah : Bathara Guru
Ibu : Dewi Uma
Istri : Dewi Sumi
Anak : Bathara Suwarma, Bathara Sudarma, Bathara Sangkara, Bathara Bismakara
Dalam pewayanga, Bayu dikenal sebagai dewa yang menguasai angin. Dewa inilah ayah Bima sesungguhnya. Itulah sebabnya Bima juga dikenal dengan nama Bayuputra, Bayusiwi, Bayusuta, yang semua nama itu berarti anak Bathara Bayu. Ada sembilan makhluk yang memiliki kemampuan memerintah angin, yang dua di antaranya adalah Dewa Bayu dan Bima. Tanda-tanda penguasa angin adalah berkain dodot poleng bang bintulu aji dan berkuku pancanaka. Selain menguasai angin, mereka juga sanggup berjalan secepat angin.
Ukuran : 74,3 cm x 40,8 cm
Ayah : Bathara Guru
Ibu : Dewi Uma/Bathari Durga
Tempat tinggal : Kahyangan Setra Gandamayit
Bathara Kala adalah sosok raksasa yang menyeramkan. Ia berasal dari kama Bathara Guru yang jatuh di samudra dan menjelma menjadi sosok bayi raksasa yang kian hari bertambah besar. Bathara Kala adalah satu "produk" yang salah. Lantaran kesalahan itu, meskipun ia anak dewa, Kala tumbuh menjadi raksasa yang suka memakan daging manusia.
Kala berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya waktu. Waktu ibarat pisau atau pedang yang sangat tajam. Jika tidak bisa menggunakannya dengan baik dan tepat, bisa jadi ia akan melukai diri sendiri. Ia akan terus belari, manusia pada saatnya akan mengalami kerugian apabila tidak mempergunakan dan menghabiskannya dengan baik.
Ukuran : 77,5 cm x 44,2 cm
Nama lain : Petraraja, Yamakingkarapati
Tempat tinggal : berpindah-pindah menurut kehendak pemiliknya
Ayah : Bathara Ismaya/ Semar
Ibu : Dewi Kanastri/ Dewu Kanastren
Istri : Dewi Mumpuni
Dalam pewayangan, ia dilukiskan berkepala raksasa. Ia adalah dewa pencabut nyawa, dewa kematian. Memiliki nama lain Petraraja atau Yamakingkarapati. Petra berarti neraka, atau rajanya neraka. Sebutan yang kedua, Yamakingkarapati berarti panglima para Kingkara, makhluk penjaga neraka.
Ukuran : 79,5 cm x 47,3 cm