GOLONGAN ABDI
ꦒꦺꦴꦭꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ꦲꦧ꧀ꦢꦶ
ꦒꦺꦴꦭꦺꦴꦁꦔꦤ꧀ꦲꦧ꧀ꦢꦶ
Golongan abdi terbagi atas beberapa kelompok, antara lain abdi pria tokoh protagonis, abdi pria tokoh antagonis, abdi wanita, serta abdi seorang begawan/pandhita. Watak dari abdi ini umumnya baik, meski kadang atau sering nakal/sembrana, dan ada juga yang wataknya mengikuti watak tuannya.
Nama lain : Ki Lurah Bagong, Bawor, Carub, Cepot, Astrajingga
Tempat tinggal : Padhukuhan Karang Kalobotan
Ayah : Semar
Istri : Bagnawati
Bagong berwatak pamomong, bisa bergaul, memahami, dan mengasuh. Dia berpegang teguh pada prinsip untuk membela yang benar. Bagong kadang-kadang memberi petuah-petuah kebajikan kepada kesatria yang ia asuh walaupun hanya menirukan ucapan orang lain.
Sebagai seorang pelayan, ia hanya mau mengabdi pada kesatria yang berwatak baik. Bagong juga seorang yang sering menari, menyanyi, dan suka bercanda. Watak Bagong yang paling menonjol adalah pemberani, lantang bersuara tetapi kadang sok tahu (terlihat bodoh) dan kurang penurut.
Ukuran : 38,2 cm x 18 cm
Nama Lain : Ki Lurah Petruk Kanthong Bolong, Doblajaya, Dawala, Dhadhung Pinedhot, Beladho
Tempat tinggal : Padhukuhan Karang Tumaritis
Ayah kandung : Gandarwa Rajabali/ Begawan Salantara
Ayah angkat : Semar
Petruk berwatak pamomong, bisa bergaul, memahami, dan mengasuh. Dia berpegang teguh pada prinsip untuk membela yang benar. Petruk juga selalu memberi petuah-petuah kebijakan kepada satria yang ia asuh.
Sebagai seorang pelayan, ia hanya mau mengabdi pada kesatria yang berwatak baik. Di sisi lain, ia seorang yang sering menari, menyanyi, dan bercanda. Watak yang paling menonjol adalah pemberani dan lantang bersuara.
Ukuran : 58 cm x 24,6 cm
Nama lain : Ki Lurah Nala Gareng, Cakrawangsa, Cekruktruna, Pancalpamor, Pegatwaja
Tempat tinggal : Padhukuhan Blukuktiba
Ayah Kandung : Gandarwa Rajabali/ Begawan Sukskadi
Ayah Angkat : Semar
Istri : Saradewati/Sariwati
Anak : Nalawati
Gareng berwatak pamomong, bisa bergaul, memahami dan mengasuh. Dia berpegang teguh pada prinsip untuk membela yang benar. Gareng juga selalu memberi petuah-petuah kebajikan kepada kesatria yang ia asuh walaupun isi petuah tersebut menirukan ucapan Semar.
Sebagai seorang pelayan, ia hanya mau mengabdi pada kesatria yang berwatak baik. Di sisi lain ia juga seorang yang sering menari, menyanyi, dan suka bercanda. Watak Gareng yang paling menonjol adalah sikap penakut dan suka membantah (ngeyel)
Ukuran : 37,4 x 18 cm
Limbuk adalah abdi/dayang-dayang istana dalam setiap pertunjukan wayang kulit. Tugas utamanya adalah melayani keperluan keluarga raja. Selain itu, mereka juga berkewajiban menghibur tuannya apabila dalam kondisi susah. Kewajiban itu diwujudkan dengan cara menari atau menyanyi. Dalam pertunjukan wayang kulit, adegan tersebut disebut limbukan. Adegan Limbukan dilakukan setelah adegan pertama dalam suatu cerita.
Ukuran : 49,8 cm x 26 cm
Cangik adalah abdi/dayang-dayang istana dalam setiap pertunjukan wayang kulit. Tugas utamanya adalah melayani keperluan keluarga raja. Selain itu, mereka juga berkewajiban menghibur tuannya apabila dalam kondisi susah. Kewajiban itu diwujudkan dengan cara menari atau menyanyi. Dalam pertunjukan wayang kulit, adegan tersebut disebut limbukan. Adegan Limbukan dilakukan setelah adegan pertama dalam suatu cerita.
Ukuran : 40,5 cm x 10 cm
Emban Ayu adalah abdi/ dayang istana dalam setiap pertunjukan wayang kulit. Tugas utamanya adalah melayani semua kebutuhan raja beserta keluarganya. Dalam setiap pertunjukan wayang kulit klasik, Emban Ayu selalu menjadi tokoh pertama yang tampil.
Peran Emban Ayu selain sebagai dayang istana, kadang juga berperan ganda (srambahan). Ia sering berperan sebagai penggambaran figur wanita dari desa, tokoh pelayan di sebuah pertapaan, dan juga sering digunakan sebagai pengganti tokoh wayang yang jarang dijumpai dalam seperangkat wayang. Tokoh-tokoh wayang itu adalah Emban Suwareh, Nyai Sagopi, istri Petruk, Gareng, dsb.
Ukuran : 35 cm x 20,9 cm