Menu
Menu
Pendahuluan
Materi Pembelajaran
Evaluasi
Pengukuran
Mengukur merupakan kegiatan penting dalam kehidupan dan kegiatan utama di dalam IPA. Contohnya, jika kamu hendak menjelaskan suatu benda, kemungkinan besar kamu akan menyertakan tinggi, massa benda, lebar, usia dan lain-lain. Tinggi, massa benda, usia, dan lebar merupakan sesuatu yang dapat diukur. Sedangkan segala sesuatu yang digaunakan untuk menyatakan hasil pengukuran tersebut di sebut dengan satuan.
Contohnya adalah masyarakat suku sasak menggunakan satuan seperti sesata (jarak dari ujung jari tengah hingga siku tangan), sedepa (jarak dari ujung jari tengah lengan kanan hingga ujung jari tengah lengan kiri terbentang) dan seperunjung (jarak dari telapak kaki hingga ujung jari tengah tangan) untuk menunjukkan panjang dan tinggi. Selain itu, suku sasak juga menggunakan sekobok, sejai, sekeraro dan setakah untuk menunjukkan massa dan sebalit, setaun dan sejelo untuk menunjukkan waktu. Namun hasil pengukuran yang didapatkan dari pengukuran tersebut menghasilkan data yang tidak sama untuk setiap orangnya, ini berakibat menyulitkan dalam pengukuran, sebab sedepa antara orang satu dengan orang lainnya tidak sama.
Berbagai bentuk rumah adat sasak di Dusun Sade, Desa Rembitan yang dahulunya menggunakan ukuran satuan tak baku dapat dilihat pada video berikut. Video ini juga memberikan informasi berbagai kearifan lokal masyarakat suku Sasak yang dijaga kelestariannya hingga kini.
Adapun pengertian satuan tak baku sesata, sedepa, dan sprunjung yang biasa digunakan oleh masyarakat suku Sasak sejak zaman dahulu kala adalah sebagai berikut.
Keterangan:
Angka 1 : Sesata (jarak dari ujung jari tengah hingga siku tangan).
Angka 2 : Sedepa (jarak dari ujung jari tengah lengan kanan hingga ujung jari tengah lengan kiri terbentang).
Keterangan:
Angka 3 : Sprunjung (jarak dari telapak kaki hingga ujung jari tengah tangan).
Misalnya, ada 3 temanmu melakukan pengukuran panjang meja yang sama, tetapi dengan jengkal masing-masing. Hasilnya, sebagai berikut.
Panjang meja = 3 sesata Andrian.
Panjang meja = 2,5 sesata Edo.
Panjang meja = 2 sesata Emi.
Mengapa hasil ketiga pengukuran itu berbeda? Jelaskan.
Oleh sebab pengukuran harus memberikan hasil yang pasti untuk setiap orang, harus ditentukan dan juga dilakukan penetapan satuan yang bisa berlaku secara umum. Usaha yang dilakukan oleh para ilmuwan lewat berbagai pertemuan membuahkan hasil yaitu suatu sistem yang bisa berlaku di semua negara manapun (baku) yang di sebut dengan satuan internasional (SI). Jadi, satuan di bedakan menjadi satuan baku dan tidak baku, dimana satuan baku adalah satuan yang berlaku dan bernilai sama untuk semua orang yang mengukur sedangkan satuan baku memiliki hasil yang tidak sama untuk semua orang yang mengukur.
Selanjutnya, segala sesuatu yang dapat diukur disebut besaran. Dengan kata lain besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dengan angka, contohnya panjang, waktu, massa dan lain-lain.
Dalam satuan SI, setiap jenis ukuran memiliki satuan dasar, contohnya panjang memiliki satuan dasar meter. Untuk hasil pengukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari meter, dapat digunakan awalan-awalan. Penggunaan awalan ini untuk memudahkan dalam berkomunikasi karena angkanya menjadi lebih sederhana. Misalnya, untuk menyebutkan 20.000 meter dapat dipermudah menjadi 20 kilometer. Nilai kelipatan awalan tersebut menjangkau objek yang sangat kecil hingga objek yang sangat besar.
Kegiatan mengukur dengan satuan baku dan tak baku
Cobalah mengukur panjang meja menggunakan jengkalmu dan jengkal temanmu lalu bandingkan ukuran yang dihasilkan, Setelah itu cobalah mengukur panjang meja dengan menggunakan penggaris dan meteran lalu bandingkan hasilnya. Buatlah kesimpulan Apa perbedaan mengukur dengan satuan baku dan satuan tak baku.
Berikut adalah video contoh dari kegiatan mengukur menggunakan satuan baku dan satuan tak baku.