Tahun Menjadi PT Penerima PMM : 2020, 2021, 2022
Kuota PMM 3 (Jenjang Akademik/S1) : 250
Daftar Mata Kuliah Ditawarkan
Program Studi Agribisnis : download
Program Studi Administrasi Publik : download
Program Studi Agroteknologi : download
Program Studi Akuntansi : download
Program Studi Arsitektur Lanskap : download
Program Studi Ilmu Komunikasi : download
Program Studi Manajemen : download
Program Studi Peternakan : download
Program Studi Pendidikan Biologi : download
Program Studi Pendidikan Guru SD : download
Program Studi Pendidikan Matematika : download
Program Studi Teknologi Industri Pertanian : download
Program Studi Teknik Kimia : download
Program Studi Teknik Sipil : download
Profil Perguruan Tinggi
Gambaran Umum
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi (UNITRI) adalah merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang berbentuk Universitas yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur Indonesia yang beralamatkan di Jalan Telaga Warna Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang 65144. Lokasi tidak jauh dari jalan raya tlogomas, sekitar 1 km dan bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Pada PMM-DN angkatan 1 tahun 2021 dan angkatan 2 tahun 2022, mahasiswa diarahkan mengambil bandara udara Juanda dikarenakan aksesnya lebih menjangkau nasional.
Adapun Jarak Universitas Tribhuwana Tungga Dewi dengan Juanda International Airport adalah 99 km, Jarak Universitas Tribhuwana Tungga Dewi dengan pusat kota Malang sekitar 8 km. Akses transportasi dari bandara Juanda International Airport Surabaya menuju Universitas Tribhuwana Tungga Dewi dan sebaliknya bisa menggunakan kendaraan milik kampus (Hiace dan Innova), kendaraan pribadi atau travel, dan tidak disarankan menggunakan kendaraan umum seperti bus antarkota.
Transportasi menuju kampus Universitas Tribhuwana Tungga Dewi jika dari bandara juanda surabaya yaitu menggunanakan kendaraan milik kampus (Hiace dan Innova) dan atau travel BUS (jika jumlah mahasiswa >50). Sedangkan Transportasi yang dipergunakan dalam kota Malang untuk menuju kampus Universitas Tribhuwanan Tungga Dewi yaitu berupa angkutan kota dengan kode angkutan ADL, dan AL. Berkembangnya teknoologi yang semakin maju, transportasi mulai beralih pada transprortasi online seperti Gojek, Grab, dan mode transportasi online lainnya, namun demikian untuk angkutan kota masih tetap beroperasi. Mahasiswa PMM3 akan kami jemput dan antar di Bandara Juanda Surabaya menggunakan Travel Bus dan hiace sama seperti yang telah kami lakukan pada mahasiswa PMM1. Pada PMM2 kami melakukan penjemputan dan pengantaran menggunakan Bus yang dilakukan 2 sesi. penggunaan Bus ini dikarenakan jumlah peserta PMM2 yaitu 114 orang. penjemputan dilakukan 2 sesi sore dan malam dikarenakan setiap peserta memiliki perbedaan tiap satu jam kedatangan, dimulai dari pagi sampai malam. sementara panitia menggunkan hiace untuk menunggu kedatangan mahasiwa pmm2. peserta pmm2 yang telah dijemput dari bandara dan tiba di Universitas Tribhuwana Tungga Dewi kemudian barang-barang peserta pmm2 diangkut menggunkan angkot menuju asrama mahasiswa. begitupun sebaliknya proses pengantaran mahasiswa dilaksanakan 2 sesi juga dikarenakan terdapat perbedaan jam keberangkatan anatara peserta pmm2.
Akomodasi Transportasi
Pada proses penjemputan mahasiswa outbound di bulan Oktober 2021, Unitri menyediakan fasilitas berupa mobil Hiace yang mampu menampung sekitar 12 mahasiswa dan berikutnya dengan mobil toyota Innova, adapun jika masih kurang maka akomodasi keberangkatan bisa dipesankan melalui rental atau mobil pribadi dari dosen modul nusantara atau dari PIC PMM2. Menurutpengalaman pada program PMM-DN, sewaktu kunjungan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dosen modul nusantara, transportasi utama yakni mobil toyota Hiace ini sudah cukup untuk menjangkaunya. PadaPMM2 kami melakukan penjemputan dan pengantaran menggunakan Bus yang dilakukan 2 sesi. penggunaan Bus ini dikarenakan jumlah peserta PMM2 yaitu 114 orang. penjemputan dilakukan 2 sesi sore dan malam dikarenakan setiap peserta memiliki perbedaan tiap satu jam kedatangan, dimulai dari pagi sampai malam. sementara panitia menggunkan hiace untuk menunggu kedatangan mahasiwa pmm2. peserta pmm2 yang telah dijemput dari bandara dan tiba di Universitas Tribhuwana Tungga Dewi kemudian barang-barang peserta pmm2 diangkut menggunkan angkot menuju asrama mahasiswa. begitupun sebaliknya proses pengantaran mahasiswa dilaksanakan 2 sesi juga dikarenakan terdapat perbedaan jam keberangkatan anatara peserta pmm2. Sementara untuk panitia menggunakan hiace untuk mengantar mahasiswa dibandara juanda surabaya.
Akomodasi Tempat Tinggal / Asrama
Penginapan sebagai akomodasi tempat tinggal utama terdapat 3 tempat, yaitu (1) asrama putri, (2) asrama putra, dan (3) rekanan. Asrama Putri Kapasitas 35 kamar dan daya tampung 105 yang dapat diisi 1-3 orang, asrama putra terdapat 33 kamar dan daya tampung 132 dapat diisi 1-4 orang. Tempat kos putri rekanan unitri terdapat 11 orang pemilik kos. Selain 3 tempat tinggal utama ini terdapat rekanan tempat kos lain jika peserta PMM3 seperti yang direncanakan yakni total 250 mahasiswa. Tempat tinggal tidak jauh dari lokasi kampus universitas tribhuwana tungga Dewi karena banyak masyarakat sekitar memiliki usaha tempat kos untuk mahasiswa. tempat tinggal yang akan ditempati oleh mahasiswa peserta pmm3 juga dekat dengan kebutuhan hidup dan kebutuhan untuk belajar, seperti warung makanan dan percetakan. kemudian untuk fasilitas umum yaitu, klinik, rumah sakit, masjid, gereja, pasar, toko dan lapangan olahraga.
Fasilitas kesehatan di kampus terdapat klinik Ratancha dengan kapasitas sekitar 10 orang, dan selalu dijaga oleh Dokter Hari Sukanto Adi. Adapun klinik tersebut dikepalai oleh Susmini, S.Kep, Ns., M.AP serta terdapat staff yaitu Sulasmini SKep Ns MAP. Klinik selalu buka setiap hari pada jam kerja, dan seringkali kegiatan mahasiswa keperawatan bertempat di klinik tersebut. Jika klinik tersebut kurang mencukupi maka ada fasilitas kesehatan di sekitar kampus yaitu :
Klinik BMCI, jarak 450 meter
Puskesmas Dinoyo, jarak 2,1 km
Rumah Sakit Unisma, jarak 1,6 km
Rumah Sakit UB, jarak 4,6 km
RSUD Dr. Syaiful Anwar, jarak 8,4 km
PERMATA SAKTI
Awal tahun 2020, kementerian pendidikan dan kebudayaan telah mengeluarkan 4 kebijakan tentang pendidikan tinggi. Salah satunya adalah hak belajar 3 semester di luar perguruan tinggi. Untuk mendukung hal tersebut, dirjen dikti melalui Direktorat Belmawa menyelenggarakan Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara – Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi (PERMATA-SAKTI) sebagai upaya penguatan kompetensi dan wawasan mahasiswa, cinta tanah air dan budaya.
Program PERMATA telah dilaksanakan sejak tahun 2014 dan terus disempurnakan dari tahun ketahun. Pada awalnya, program ini hanya melibatkan 3 perguruan tinggi yang saling melakukan kegiatan pengalihan angka kredit dari 33 mahasiswa peserta. Pada tahun 2015 jumlah mahasiswa yang terlibat meningkat menjadi 97 mahasiswa dari 17 perguruan tinggi yang terlibat, baik universitas umum, LPTK maupun politeknik, dan pada tahun 2016 telah melibatkan sebanyak 505 dari 109 perguruan tinggi.
Pada tahun 2020, Unitri mengikuti program PERMATA – SAKTI. Mata Kuliah berasal dari 4 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik dan Fakultas FISIP, dan penentuan mata kuliah ini berdasarkan penetapan dari Dekan Fakultas masing-masing dan diserahkan ke Pengelola Permata Sakti dengan Surat Keputusan Dekan. Mata Kuliah yang diarahkan untuk dipenuhi adalah 7 MK unggulan setiap PTS. Seleksi mahasiswa program Permata Sakti dilakukan ditingkat Program Studi. Dari jumlah 26 mahasiswa yang mendaftar yang lolos seleskti hanya 25 mahasiswa Outbond.
PMM1
Tahun 2021, Kemdikbudristek meluncurkan pertukaran mahasiswa bernama Pertukaran Mahasiswa Dalam Negeri (PMM-DN). Pertukaran Mahasiswa Merdeka adalah pertukaran mahasiswa selama satu semester dari satu klaster daerah ke klaster daerah lainnya yang memberikan pengalaman kebinekaan dan sistem alih kredit sebanyak 20 sks. Kegiatan mahasiswa Inbound PMM1 yang diikuti oleh 25 mahasiswa dari berbagai universitas dan Mahasiswa outbound atau mahasiswa yang lolos seleksi PMM-DN menuju PT penerima juga berjumlah 25 orang.
Pada bulan Oktober 2021, kegiatan diikuti oleh mahasiswa inbound penempatan/luring, mahasiswa mitra/daring, dan mahasiswa outbound. Mahasiswa inbound penempatan sejumlah 25 mahasiswa, beberapa diantaranya yaitu 15 mahasiswa telah diijinkan luring dan menuju Universitas Tribhuwana Tunggadewi yaitu pada tanggal 14-16 Oktober 2021. Mahasiswa inbound dijemput di Juanda International Airport, diberikan fasilitas menuju PT penerima dan saat ini telah tinggal di asrama atau rumah kos di sekitar PT penerima. Mahasiswa inbound luring juga sudah mulai mengikuti perkuliahan secara luring di PT penerima secara Pertemuan Tatap Muka Terbatas (PTMT) sehingga bertemu dengan rekan-rekan dari PT penerima. Pada tanggal 22 Oktober 2021 kami mengadakan acara pelepasan mahasiswa outbound dan penerimaan mahasiswa inbound Unitri dengan link:
https://youtu.be/WScI1mEtOM8 dan https://drive.google.com/file/d/1SCWG2o_Ck6GSGMQrT5Nqd-K6E2mcQenE/view?usp=sharing sebagai kegiatan penyambutan dan pembekalan mahasiswa yang datang dan akan berangkat dari unitri.
Kegiatan lain mahasiswa inbound adalah modul nusantara yang tersisipkan pada mata kuliah wawasan kebangsaan. Pada awal kedatangan, mahasiswa inbound telah dibimbing oleh dosen modul nusantara berikut mentor menuju lokasi sentra budaya seperti Museum Panji untuk mempelajari nilai local wisdom di Malang raya. Mahasiswa tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, dan banyak diabadikan di media sosial seperti tik tok ataupun youtube shorts dengan tagar #unitrimalang #modulnusantara #pmmdnluring. Di lain pihak, mahasiswa inbound penempatan yang tidak datang di unitri kebanyakan terkendala ijin orang tua, dosen atau kaprodi, atau bahkan terkena covid-19 sehingga harus isolasi mandiri. Beberapa mahasiswa inbound yang tidak datang di unitri cukup susah dihubungi, namun setelah berhasil dihubungi ternyata telah mundur dari program seperti mahasiswa atas nama Sofyan dari Universitas Tanjungpura. Begitupula mahasiswa inbound daring atau mitra. Semua dosen mata kuliah telah mengonfirmasi kepada koordinator jika semua masih tercatat aktif kecuali yang pada bulan 1 telah mengundurkan diri karena mata kuliah tersebut telah diambil sebelumnya. Berikutnya adalah mahasiswa outbound unitri yang juga berjumlah 25 mahasiswa, mereka terkendala tentang ketidakjelasan jadwal berangkat ke PT penerimanya, bahkan google form tiketing belum diberikan kepada mahasiswa tersebut.
Pada tanggal 29 Oktober 2021 – Universitas Tribhuwana Tunggadewi melakukan acara penyambutan bagi mahasiswa inbound dan mahasiswa outbound dalam agenda Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri. Saat itu acara dihadiri oleh jajaran Wakil Rektor, Dewan Kemahasiswaan (Dekan), Ketua Program Studi (KPS) dan beberapa jajaran struktural pada perguruan tinggi beserta puluhan mahasiswa inbound dan outbound.
Pada saat acara kegiatan berlangsung, ditengah kegiatan gedung rektorat diguncang dengan getaran gempa bumi, dengan skala ringan. Namun, tentunya guncangan tersebut cukup membuat kepanikan bagi setiap orang yang khususnya berada di dalam ruangan, mengingat acara tersebut bertempat di lantai empat pada gedung rektorat. Kocar-kacir pergerakan dan pelarian dari semua orang cukup membuat suasana menjadi tegang, namun juga menjadi sebuahn suasana yang penuh pengalaman.
Mengingat bahwa pada saat acara dilangsungkan, kegiatan juga diadakan secara virtual melalui zoom meeting bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti secara luring di Universitas Tribhuwana Tunggadewi, untuk tetap mengikuti kegiatan. Dan pada saat gempa menggoncang, teman-teman lain yang mengikuti kegiatan melalui zoom meeting juga menyaksikan kocar-kacir pelarian dari setiap orang yang ada di dalam ruangan.
Ketangguhan saat itu dilihat dari beberapa mahasiswa inbound yang saat itu dengan upaya tenang menghadapi goncangan gempa dan tetap santai dalam menyikapinya, namun kepanikan juga dilihat dari beberapa dosen yang dengan sigap langsung bergegas keluar akibat kepanikan. Wakil rektor satu pada saat itu adalah yang paling sigap dalam berlari karena merasakan kepanikan akan adanya goncangan gempa tersebut. Namun, hal lucu pun dirasakan oleh beberapa mahasiswa saat beliau kembali memasuki ruangan, dan kemudian berkata “Ya, beginilah keadaan disini, jadi kami disini telah terbiasa dengan adanya gempa, jadi tidak perlu heran dan usah panik.” Sedangkan pada saat gempa tersebut mengguncang secara ringan, beliau juga adalah orang yang paling cepat kabur dari ruangan, namun setelah balik beliau juga yang mengatakan bahwa tidak perlu panik.
Selesainya kegiatan, setelah berada diluar ruangan rektorat tersebut, beberapa mahasiswa pun melakukan gosipan serta menganggap kejadian tersebut akan menjadi kenangan yang tak akan terlupakan sepanjang masa di dalam kehidupan masing-
masing. Graha - (titik kumpul mahasiswa) Universitas Tribhuwana Tunggadewi pun menjadi saksi kisah cerita gosipan mahasiswa untuk saling menuangkan kesan pada saat kejadian yang disambut dengan goncangan gempa, yang padahal itu adalah hari pertama mahasiswa inbound berada di perguruan tinggi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
Contoh Salah Satu Kegiatan Modul Nusantara
Modul Nusantara Unitri Goes to Museum Panji
Kegiatan kunjungan pertama setelah para peserta Modul Nusantara sampai di Unitri yaitu kita goes to Museum Panji, yaitu museum yang didirikan oleh pemerhati sejarah dan budayawan asal Kota Malang, Dwi Cahyono. Museum yang sudah beroperasi sejak tahun 2015 memiliki luas hampir tiga hektare. Terletak di sebuah desa kecil yang berjarak sekitar sekitar 30 menit dari Kota Malang, yakni Desa Slamet, Tumpang, Kabupaten Malang. Begitu masuk ke kompleks museum, terdapat 4 kolam renang sebagai ilustrasi saat Panji mandi dari sumber mata air alami. ada diorama yang menggambarkan perang antar kerajaan Tumapel dan Kerajaan Kediri. Perang ini lantas dikenal sebagai 'Perang Genter'. Nama ini merujuk pada Desa Genter, lokasi peperangan.
Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, mengadakan kegiatan apresiasi budaya dalam rangka pelepasan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Gedung Olahraga (GOR), Senin 17/01. Acara pelepasan mahasiswa kampus merdeka tersebut, dihadiri oleh mahasiswa yang mengikuti program MBKM, mahasiswa program magang serta beberapa Dosen Unitri. Acara tersebut, dimeriahkan dengan beberapa penampilan. Baik dari mahasiswa MBKM maupun mahasiswa Unitri yang diluar kampus merdeka.
Sejumlah penampilan yang dibawakan yaitu bernyanyi solo, paduan suara dan beberapa tarian budaya seperti tarian Dayak dari Kalimantan Barat, tarian kataga dari Sumba (Nusa Tenggara Timur), serta tarian budaya nusantara yang ditampilkan oleh mahasiswa kampus merdeka. Rektor Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc. Menyampaikan rasa bangga dengan adanya program kampus merdeka. Mahasiswa yang mengikuti program kampus merdeka tersebut baik outbound dan inbound, memperoleh ilmu pengetahuan tidak hanya seputar kampus, melainkan juga memperoleh pengetahuan lingkup sosial budaya wilayah sekitarnya. “Mahasiswa yang asalnya dari luar pulau Jawa yang ikut program ini, awalnya mereka tidak tahu ruang lingkup pulau Jawa seperti apa, budayanya seperti apa, tapi dengan adanya program ini akhirnya dapat mengenal daerah dan budaya lain,” ungkapnya. Ia juga mengapresiasi terhadap berlangsungnya acara pelepasan yang bertema “Apresiasi Budaya” tersebut. Karena mahasiswa bebas mengekspresikan diri melalui penampilan menyanyi dan penampilan tarian budaya mahasiswa kampus merdeka.“Ternyata mereka termasuk mahasiswa pilihan yang kesini, karena tidak hanya sekedar belajar ilmu mereka juga mengekspresikan kemampuan dirinya dengan tarian budaya,” jelasnya. Eko berharap di tahun-tahun mendatang mahasiswa Unitri dapat mengikuti program MBKM dan kampus mengajar dengan jumlah yang meningkat. “Setiap kampus, pasti memiliki ciri khas yang berbeda-beda, nah itu bisa diikuti dan dipelajari. Mudah – mudahan ditahun ini mahasiswa yang ikut program kampus merdeka ini ada peningkatannya,” jelas Rektor satu tersebut.
Saat acara berlangsung, dua orang perwakilan mahasiswa kampus merdeka menyampaikan kesan dan pesan mereka selama mengikuti perkuliahan kampus merdeka. Salah seorang mahasiswa outbound dari kampus Unitri, Markus Kemon yang merupakan mahasiswa pertukaran ke Universitas Negeri Makassar (UNM). Merasa sangat bangga dengan program tersebut, karena dapat menjalin relasi dan mengenal orang baru. “Sangat luar biasa sekali karena teman – teman disana menyambut dengan baik sekali, dan perkuliahan juga sangat seru,” terang mahasiswa semester 5 tersebut.
Perwakilan mahasiswa inbound, dari Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong mengungkapkan, kesannya selama selama berkuliah di Unitri. Dia mengatakan bahwa Unitri adalah kampus kerakyatan yang beranekaragam budaya dan wilayah, hal tersebut perlu diapresiasi.“Kesan saya Unitri adalah kampus kerakyatan, berbagai macam perbedaan disini, berbagai wilayah yang berbeda, tentu sangat diapresiasi, semoga Unitri selalu menjaga, melestarikan, dan kompeten. Kami secara kelompok dan individu mengucapkan terima kasih banyak kepada Unitri, semoga ini adalah awal yang baik bagi kita semua,” tuturnya.
Penanggung jawab program MBKM di Unitri sekaligus penanggung jawab acara, Dr. Dian Noorvy Kh, ST., MT memaparkan terkait Program MBKM. Merupakan kegiatan kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), dan Seluruh Universitas yang ada di Indonesia yang memfasilitasi program tersebut. Beliau mengungkapkan, total mahasiswa yang mengikuti program kampus merdeka outbound berjumlah 25 orang dan inbound berjumlah 25 orang. Tetapi karena ada beberapa kendala, yang mengikuti perkuliahan luring dari luar yang masuk di kampus Unitri hanya berjumlah 15 orang. “Yang lainnya itu ada beberapa hal kendala, misalnya karena tidak disetujui oleh Universitasnya dan lain-lain,” jelasnya. Penanggung jawab acara Apresiasi Budaya tersebut, sangat mengapresiasi terhadap antusias dan kemeriahan kegiatan, dan bangga dalam pertukaran mahasiswa. Karena tidak hanya belajar akademik, tetapi juga memperkenalkan budaya.“Tidak hanya berinteraksi saja, namun juga pengalaman bagaimana interaksi memperkenalkan budaya antar budaya lainnya,” tambahnya. Diakhir wawancara, ia mengajak mahasiswa Unitri untuk mendaftarkan diri pada program selanjutnya dan pihak kampus mewadahi para mahasiswa. (Yovina Selin)
Sumber: https://lp3.unitri.ac.id/pelepasan-mahasiswa-inbound-unitri-gelar-apresiasi-budaya/
http://www.lpm-papyrus.com/2022/01/pelepasan-mahasiswa-inbound-unitri.html
Rekaman Youtube : https://youtu.be/eJbHw4CPqb4
Pada tanggal 17 Januari 2022, tepatnya di GOR Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, terjadi jatuhan tetesan air mata perpisahan antara mahasiswa inbound dan juga PIC serta beberapa jajaran yang ada di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Agenda pada tanggal 17 Januari 2022 tersebut merupakan agenda perpisahan dan pelepasan mahasiswa inbound dengan tema “Apresiasi Budaya – Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 1 Universitas Tribhuwana Tungga Dewi.
Apresiasi Budaya – Pertukaran Mahasiswa Merdeka tersebut juga selain diselenggarakan secara luring, tetapi juga disediakan alternatif daring bagi teman- teman mahasiswa inbound yang sejak dari awal tidak berangkat ke Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Selain daripada itu, keseluruhan keberlangsungan kegiatan Apresiasi Budaya tersebut juga dapat di akses melalui akun youtube Humas Unitri Malang – Apresiasi Budaya Pertukaran Mahasiswa Merdeka yang berdurasi 2.28.06.
Beberapa pertunjukkan juga ditampilkan pada Apresiasi Budaya tersebut. Termasuk Tarian Dayak Sanggau – Kalimantan Barat, Tarian Sumba, nyanyian lagu Jawa persembahan lagu-lagu Kalimantan dengan iringan musik sapeknya, sambutan dari Lp3 – Dr. Dian Noorvy Khaeruddin, M.T, Rektor Universitas Tribhuwana Tungga Dewi – Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, MSc serta pembukaan dari Warek tiga – Dr. Totok Sasongko, MM.
Pada kegiatan Apresiasi Budaya tersebut, terdapat pesan dan kesan dari Rektor, mahasiswa inbound dan outbound Universitas Tribhuwana Tungga Dewi. Rektor Universitas Tribhuwana Tungga Dewi – Prof. Eko Handayanto rasa bangganya dengan adanya program Kampus Merdeka tersebut. Prof. Eko juga menyampaikan bahwa melalui kegiatan Kampus Merdeka ini, baik Pertukaran Mahasiswa Merdeka maupun program yang lainnya, menjadikan mahasiswa lebih aktif dan lebih berkompeten melalui agenda-agenda yang dilaksanakan dan tidak terfokus hanya untuk dalam kelas semata-mata, namun juga mengenali serta memahami budaya-budaya yang ada di luar dan dapat berbaur langsung dengan sosial budaya masyarakat. “Mahasiswa yang asalnya dari luar pulau Jawa yang ikut program ini, awalnya mereka tidak tau ruang lingkup pulau Jawa seperti apa, budayanya seperti apa, tetapi dengan adanya program ini akhirnya dapat mengenal daerah dan budaya lain,” ungkapnya.
Prof. Eko juga mengapresiasikan keberlangsungan acara pelepasan mahasiswa inbound dengan tema “Apresiasi Budaya – Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 1 UNITRI” tersebut. Sebab ia juga sampaikan bahwa mahasiswa memiliki kebebasan dalam mengekspresikan diri, baik melalui nyanyian maupun tarian budaya mahasiswa kampus merdeka. Selain daripada itu, Eko juga menyampaikan harapannya agar dikemudian hari, ada lebih banyak mahasiswa UNITRI yang mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan kampus Mengajar serta beberapa program lainnya. Termasuk juga ia menyampaikan harapan untuk UNITRI agar di kemudian hari dapat menerima jumlah mahasiswa inbound yang bertambah lebih banyak.
“Ternyata mereka termasuk mahasiswa pilihan yang kesini, karena tidak hanya belajar ilmu, tetapi mereka juga mengekspresikan kemampuan dirinya dengan tarian budaya. Setiap kampus pasti memiliki ciri khas yang berbeda-beda, nah itu bisa diikuti dan dipelajari. Mudah-mudahan di tahun ini, mahasiswa yang mengikuti program kampus merdeka ini mengalami peningkatan,” jelas Rektor Universitas Tribhuwana Tungga Dewi tersebut.
Kemudian juga, pada kegiatan pelepasan mahasiswa inbound dengan tema “Apresiasi Budaya – Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 1” tersebut, perwakilan mahasiswa inbound juga turut mendedikasikan pesan dan kesannya selama mengikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka dengan penempatan pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang. Sebut saja namanya, Iwan Acuan Zakaria – mahasiswa inbound yang menjadi perwakilan dalam menyampaikan pesan dan kesan. Iwan menyampaikan bahwa kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi merupakan kampus yang spesial dan juga istimewa, berbagai macam perbedaan dapat kita jumpai dari berbagai kriteria mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda-beda di seluruh wilayah yang ada di Indonesia, bahkan juga termasuk yang dari luar Negara Indonesia, seperti Timor Leste dan yang lainnya, yang ternyata mahasiswanya dapat kita jumpai pada Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
“Kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi merupakan kampus kerakyatan, sebagaimana yang biasanya digunakan sebagai julukan bagi UNITRI, sebab berbagai perbedaan dapat dijumpai di Universitas tersebut. Tak hanya di situ, bahkan mahasiswa yang statusnya adalah WNA juga dapat kita jumpai, seperti dari Timor Leste dan juga lainnya. Dengan begitu seragamnya perbedaan yang ada di UNITRI, namun UNITRI tetap mampu merealisasikan perbedaan tersebut menjadi dasar kekokohan dalam perguruan tinggi,” ujar Iwan saat memberikan kesannya.
Kemudian, Iwan juga menitipkan pesan kepada Universitas Tribhuwana Tungga Dewi, agar tetap mempertahankan kekokohan solidaritas serta sikap toleransi yang ada pada UNITRI, baik melalui tenaga pengajar maupun dari mahasiswanya. Sikap toleransi yang tinggi tentunya membuat kami merasa betah saat berada di sini dengan status sebagai mahasiswa inbound. Kemudian Iwan juga menyampaikan harapannya, agar teman-teman semua yang ada di UNITRI mampu untuk terus membawa nama baik perguruan tinggi dan mengharumkannya, baik ditingkat nasional atau bahkan di tingkat internasional.
“Saya secara pribadi, mewakili teman-teman inbound lainnya juga hendak menyampaikan, bahwa agar kiranya teman-teman semua mampu mempertahankan jiwa solidaritas dan sikap toleransinya, serta juga mampu membawa nama baik UNITRI dan mengharumkannya, baik ditingkat nasional atau bahkan internasional. Saya juga sangat mengharapkan kedepannya, ada banyak mahasiswa yang berasal dari UNITRI yang mengikuti program daripada Kampus Merdeka, sebab ini adalah kesempatan belajar selain antara daerah dan budaya, juga antar perguruan tinggi maupun program studi,” ucap Iwan saat memberikan kesan kepada UNITRI. Kemudian dalam perwakilannya, mahasiswa outbound Universitas Tribhuwana Tunggadewi juga turut memberikan pesan dan kesannya, terutama selama menjadi mahasiswa inbound Universitas Negeri Makassar, dan lebih spesifikasinya menceritakan tentang kegiatan yang dilaksanakan melalui modul nusantara. Sebut saja namanya yaitu Markus Kemon. Markus merasa sangat bangga dengan kegiatan PMM-DN MBKM ini, karena dapat menjalin relasi dan mengenal orang-orang baru. Selain daripada itu, Markus juga sangat mengapresiasi dengan salah satu mata kuliah wajib yang diambil, yaitu Modul Nusantara, yang mana pada modul nusantara, kita berkesempatan untuk terjun dan datang langsung ke berbagai tempat dan wilayah bersejarah yang ada di kota atau tempat tersebut.
“Kegiatan ini (PMM-DN) sangat luar biasa sekali, dan juga sangat apresiasi sekali buat teman-teman yang ada di sana (Universitas Negeri Makassar), karena menyambut dengan baik kedatangan kami (mahasiswa inbound) dan juga suasana perkuliahan yang tentunya juga sangat menyenangkan,” ujar mahasiswa semester lima tersebut.
Di akhir kegiatan, mahasiswa inbound dan outbound beserta dosen-dosen turut berpartisipasi untuk berada di atas panggung menikmati nyanyian dari salah seorang mahasiswi Universitas Tribhuwana Tunggadewi, yaitu Pratiwi Ananda dengan berjoget bersama-sama. Namun, dipenghujung lagu, Pratiwi Ananda membawakan sebuah lagu yang berjudul perpisahan di januari, lagu tersebut membawakan banyak tetesan air mata dan pelukan perpisahan dari mahasiswa maupun para dosen, utamanya untuk mahasiswa inbound dan PIC Koordinator. Bagaimana tidak, lagu tersebut dinyanyikan dengan suara yang begitu senandung merdu dan juga lagu itu sangat mewakili aroma daripada perpisahan yang juga dilangsungkan pada bulan januari, lantunan suara merdu dan bahasa daripada lagu tersebut dengan sangat mudah mengundang tetesan air mata, baik itu tua maupun muda, baik itu pria maupun wanita semuanya tak mampu membendung air matanya.
Pengantaran Mahasiswa ke Airport
Mahasiswa Inbound secara keseluruhan pulang di tanggal 20 Januari 2022 namun terdapat beberapa kendala saat mereka tes Antigen untuk kelayakan terbang dengan pesawat khususnya Iwan Acuan Zakaria dan Fatur Rahman terindikasi positif covid-19 sehingga khusus mereka penerbangan di reschedule. Teman-teman yang lain tetap lanjut berangkat yang dibagi menjadi 2 kloter yaitu berangkat jam 1 malam menggunakan mobil hiace dan jam 6 dengan sewa mobil. Perjalanan didampingi oleh Bapak Fauzi hingga sampai keberangkatan di Bandara Internasional Juanda, sedangkan PIC tidak bisa mendampingi dikarenakan ada agenda Fakultas Pertanian yakni kunjungan kerja ke Bali. Jam keberangkatan pesawat juga random seperti saat kedatangan pada bulan Oktober 2021. Ada kisah unik pada salah satu mahasiswa atas nama Nining Kurnia yang mana tertinggal pesawat, karena faktor teknis saja. Sebenarnya mahasiswa tersebut sudah bersiap dari awal bahkan teman satu tujuan satu pesawat yaitu firmansyah sesuai jadwal. Nining diarahkan petugas bandara untuk antri di salah satu barisan namun ternyata tujuan kota lain sehingga harus antri dari awal, sedangkan tas dan barang bawaan telah sampai di daerah asal. Pak Fauzi yang mendampingi, berkoordinasi dengan pihak bandara untuk membeli tiket baru. Selebihnya acara pengantaran mahasiswa adalah momen paling sedih karena harus berpisah namun juga momen bahagia karena bisa berkumpul dengan keluarga kembali.
PMM 2
Pada ahun 2022 UNITRI kembali menerima mahasiswa inbound PMM2 sejumlah 114 orang dan mahasiswa outbound sejumlah 9 orang. Selain mengikuti pembelajaran mata kuliah diperguruan tinggi penerima, mahasiswa yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka juga akan mendapatkan pengalaman langsung berinteraksi dengan mahasiswa dari daerah lain dan mempelajari kebudayaan daerah lain melalui Modul Nusantara. Modul Nusantara ini senilai 2 sks dan wajib diambil oleh mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Modul Nusantara dilaksanakan di perguruan tinggi penerima. Modul Nusantara dibagi ke dalam empat jenis kegiatan yaitu kebinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial. Dalam pelaksanaan Modul Nusantara, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing modul nusantara dan dibantu oleh mentor.
Terdapat dua mekanisme, yaitu: 1. Mahasiswa didorong untuk mengambil keseluruhan 20 sks dari mata kuliah yang ditawarkan oleh perguruan tinggi penerima, termasuk di dalamnya 2 sks Modul Nusantara (wajib). Dalam skema ini, penentuan mata kuliah di perguruan tinggi penerima baru bisa dipilih, setelah proses perekrutan selesai dan mahasiswa ditempatkan di salah satu perguruan tinggi penerima. Maka, dalam proses pendaftaran melalui aplikasi MBKM, para mahasiswa tidak memilih mata kuliah apapun di aplikasi tersebut. 2. Mahasiswa dapat mengkombinasikan mata kuliah yang ditawarkan perguruan tinggi penerima (paling sedikit 8 sks mata kuliah dan 2 sks modul nusantara (wajib)) dengan mata kuliah dari perguruan tinggi lain (dilakukan secara daring), contoh: a. Jika ada mata kuliah wajib yang masih harus dituntaskan di perguruan tinggi asal; atau b. Jika mahasiswa tertarik untuk mengambil mata kuliah unggulan di perguruan tinggi lain. 5 Untuk kondisi di poin 2.b, maka mahasiswa dapat memilih mata kuliah yang ditawarkan di aplikasi MBKM.
Pelaksanaan perkuliahan dilakukan secara hybrid, yaitu daring dan luring. Mahasiswa dapat berjumpa dengan mahasiswa lain dari perguruan tinggi yang berbeda. Mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman langsung dan mempelajari kebudayaan daerah lainnya melalui pembelajaran Modul Nusantara. Mahasiswa dapat memperluas atau meningkatkan kompetensi akademiknya. Mahasiswa dapat mengembangkan kepemimpinan, percaya diri dan kepekaan social.
Pada tahun 2022 pertukaran mahasiswa semakin disempurnakan. Program ini masih menjadi salah satu dari 8 program flagship kementrian dengan nama Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2. Dengan mengusung konsep yang sama dengan tahun sebelumnya namun mengalami penyempurnaan dalam kegiatan dan keuangan. PMM2 mensyaratkan pertukaran antar pulau secara luring yang berbeda domisili dari asal perguruan tinggi dan alamat KTP, pembelajaran sebanyak 20 SKS dengan peningkatan SKS pada modul nusantara menjadi 4 SKS, memungkinkan distribusi dari PTN ke PTS dan sebaliknya, diikuti mahasiswa aktif semester 3, 5, dan 7, dan eksplorasi kegiatan modul nusantara dengan proporsi 1 dosen modul nusantara : 20 mahasiswa inbound : 1 LO. Perbedaan utama dengan PMM-DN, pada PMM2 ini mahasiswa dapat memilih PT penerima dengan ketentuan antar kluster pulau dan tidak ada PT mitra (daring). Adapun komponen yang terlibat adalah 16.000 mahasiswa dan 194 PT, yang terjadi peningkatan dari PMM-DN yaitu 11.464 mahasiswa dan 252 PT.
Kegiatan Modul Nusantara pada PMM2 masih berkaitan dengan Kebhinekaan (14 Kegiatan), Inspirasi (3 kegiatan), Refleksi (7 kegiatan), dan Kontribusi Sosial (1 kegiatan). Kegiatan ini membentuk hirarki yang saling mengerucut yang berawal dari kebhinekaan hingga ke kontribusi sosial dengan 3 tema yang berbeda yang dinahkodai oleh tiap dosen modul nusantara dan dibantu oleh LO.
Kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi merupakan miniatur Indonesia, meskipun berada di kota Malang, Jawa Timur namun distribusi asal mahasiswa terbanyak dari Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan, sedangkan dari pulau lain mengikuti seperti dari madura, aceh, maluku dan papua. Dari sisi agama, separuh mahasiswa Unitri juga berbeda dari mayoritas penduduk sekitar. Perbedaan asal, kebiasaan, budaya, ras dan agama ini sebenarnya menginspirasi bahwa kegiatan modul nusantara sebenarnya sudah dilakukan oleh unitri dari jauh hari tanpa PMM sekalipun tanpa disadari. Hal ini penting untuk saling mengenal keragaman dan kebudayaan Indonesia.
Testimoni PPM2
Testimoni ini berisi semua pihak yang terlibat di PMM 2, seperti Dosen Pembimbing Modul Nusantara, LO (Mentor), Mahasiswa Peserta PMM 2, dan civitas akademika di PT Penerima yang berhubungan langsung dengan mahasiswa Peserta PMM 2. Testimoni dapat berupa narasi dengan foto dan/atau link video (yang dapat diakses oleh tim program PMM 2).
Link youtube Apresiasi Budaya : https://www.youtube.com/live/UOgAeLZ8BWY?feature=share
Testimoni oleh mahasiswa inbound PMM2 diwakili oleh Kepala Suku yaitu Muhammad Abdullah Hasyim Musadi : https://youtu.be/UOgAeLZ8BWY?t=7591
Mahasiswa inbound merasa sangat bersyukur karena telah diterima dengan baik di Universitas Tribhuwana Tungadewi dan belajar di kampus yang indah ini. Di unitri sendiri terdapat mahasiswa dari beragam suku dan budaya layaknya ‘Indonesia kecil’. Selaku kepala suku yang menaungi dari 114 mahasiswa yang berasal dari tempat yang berbeda, tertawa bersama, menangis bersama, dan akan kembali di daerah masing-masing.
Testimoni oleh dosen Modul Nusantara diwakili oleh Swaidatul Masluhiya : https://youtu.be/UOgAeLZ8BWY?t=8540
Kegiatan PMM yaitu Modul Nusantara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif tentang kebhinekaan, wawasan kebangsaan dan juga cinta tanah air, tentunya ini sangat menarik untuk dikenalkan dan dikembangkan untuk generasi muda penerus bangsa. Kegiatan modul nusantara yang tiap minggu dilewati oleh dosen MN dan mahasiswa Inbound memberikan kedekatan. Dosen MN pun sebenarnya sama dengan mahasiswa inbound yang belum sepenuhnya explore di lokasi kegiatan, sehingga sama-sama belajar. Setiap kegiatan, mampu memberikan inspirasi bagi dosen dan mahasiswa.