Sumber Foto: Media Indonesia
Budaya Panglo merupakan tradisi kerjasama dalam bercocok tanam dan mengelola lahan pertanian atau perkebunan antar sesama kaum ibu. Tradisi ini ditemukan di Desa Paya Kumer, Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues yang telah lama menerapkan budaya Panglo ini. Kegiatan Panglo ini biasanya dimulai sejak pukul 8 pagi sampai pertengahan siang. Dilakukan secara bergiliran diantara para kaum ibu yang bekerja secara berkelompok di ladang-ladang perkebunan.
Panglo dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi terhadap produksi tanaman walau sebenarnya warga masyarakat Kampong Paya Kumer di Gayo tidak mengerti mengenai apa itu perubahan iklim. Namun, mereka bisa melihat gejala-gejala yang terjadi pada kualitas produksi tanaman seperti yang dikatakan salah satu warga, bahwa lima tahun lalu buah coklat masih cukup besar dan banyak untuk satu pohon, namun sekarang ini mulai menurun, karena memang iklim tidak menentu. Saat baru berbuah, tiba-tiba hujan.
Tradisi Panglo menyelematkan lahan dan ladang warga agar tetap produktif dan terjaga kesuburannya. Wilayah yang dahulu terbengkalai sudah terolah menjadi perkebunan yang makmur. Secara tidak langsung tradisi Panglo berperan dalam pelestarian keanekaragaman hayati.