ABSTRAK Sampai saat ini, pengaruh langsung orientasi kewirausahaan (OK) terhadap kinerja perusahaan (KP) dari penelitian terdahulu masih hangat diperdebatkan. Sementara itu fenomena bisnis dari usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki banyak kelemahan yang bersumber pada ketidak-mampuan UKM dalam melakukan antisipasi berbagai perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis. Studi ini mengkonstruksi kapabilitas antisipasi integratif (KAI) yang akan mengisi gap penelitian hubungan OK dan KP dengan KAI sebagai pemediasi. Studi ini menggunakan 212 UKM kerajinan seni di Gianyar-Bali sebagai sampel penelitian. Data yang terkumpul dari survei dengan kuesioner, diolah dengan pendekatan model persamaan struktural (SEM) yang menggunakan program Amos versi 22. Hasil studi menunjukan bahwa agar kinerja UKM yang mengadopsi strategi OK dapat meningkat, maka UKM tersebut harus memiliki dan meningkatkan KAI mereka. Studi ini membuktikan bahwa; 1) OK berpengaruh positif pada peningkatan KAI. 2) OK berpengaruh tidak langsung dalam meningkatkan KP. 3) Intensitas pembelajaran organisasional (IPO) tidak memiliki pengaruh yang langsung pada KP. 4) IPO memiliki pengaruh positif terhadap KAI. 5) Fleksibilitas sumberdaya pemasaran (FSP) berpengaruh positif pada peningkatan KP. 6) FSP berpengaruh positif pada peningkatan KAI. 7) KAI berpengaruh positif pada peningkatan KP dan 8) KAI mampu menjadi pemediasi yang signifikan dalam hubungan OK dan KP.Kata kunci: Orientasi kewirausahaan, kapabilitas antisipasi integratif, intensitas pembelajaran organisasional, fleksibilitas sumberdaya pemasaran dan kinerja perusahaan.