B. MABADIUL KHOMSAH
As Shidqu
Kata " As Shidqu " ( الصدق ) mengandung arti kejujuran, kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran adalah satunya kata dengan perbutan dan ucapan dengan pikiran. Orang yang jujur selalu benar dalam semua perkataan dan tindakannya. Kejujuran menjadi sifat utama yang harus dimiliki oleh semua warga Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu kita harus selalu jujur pada diri sendiri dan kepada orang lain. Termasuk dalam pengertian As-Shidqu adalah jujur dalam bertukar pikiran, dalam persahabatan dan dalam melaksanakan tugas. Orang yang jujur selalu bersih dengan sungguh melaksanakan berbagai tugas dalam kehidupan sehari-hari baik yang berhubungan dengan Allah atau dengan sesama manusia. Apa yang dikehendaki dalam hati, yang dipikirkan, yang dikatakan dan yang dijalankan selalu sama dan tidak ada perbedaan. Satunya hati, pikiran, ucapan, dan tindakan merupakan ciri utama kejujuran.
Dalam Al Qur'an Surat At Taubah ayat 119 , Allah SWT berfirman :
Artinya : "Hai orang – orang yang beriman , bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu sekalian menjadi orang – orang yang jujur”.
AL AMANAH WAL WAFA BIL AHDI
Ada dua istilah yang saling terkait ya itu: sikap “Al Amanah (الامانه)” dan “Al Wafa bil 'Ahdi (اَلوَفَاءُ باِلْعَهْدِ). Kedua istilah tersebut dipadukan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang meliputi :
dapat di percaya, artinya dapat melaksanakan semua tugas, baik yang bersifat diniyah (keagamaan) maupun ijtimaiyah (kemasyarakatan). Dengan sifat ini seseorang tidak akan menyia-nyiakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Setia, Artinya kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan pimpinan atau penguasa sepanjang tidak memerintah untuk berbuat kemaksiatan.
Menepati janji, artinya melaksanakan semua perjanjian baik perjanjian yang dibuatnya sendiri maupun yang melekat karena kedudukannya, merupakan sifat utama yang harus dimiliki oleh setiap warga NU. Sifat tersebut harus diterapkan kapan saja dan kepada siapa saja.
Sebagai anggota masyarakat harus selalu menepati janji kepada sesama anggota masyarakat. Demikian juga antar sesama anggota keluarga dan antar teman sejawat. Jika mengikat janji, tepatilah karena menyalahi janji termasuk sifat orang munafiq.
Orang yang dapat di percaya, selalu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa pamrih. Melaksanakan dengan penuh pengabdian, tanpa harus di awali oleh siapapun dan menyadari bahwa yang mengawasi dirinya adalah Allah SWT.
Dalam Al Qur'an Surat An Nisa' ayat 58 , Allah SWT berfirman :
Artinya : " Sesungguhnya Allah memerintah kamu sekalian untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya."
Dapat dipercaya dan menepati janji harus dijadikan sebagai kepribadian dan mampu diterapkannya dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
3. AL ‘ADALAH
Kata Al-Adalah ( العدالة ) artinya adil, tidak memihak dan taat asas. Adil berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, memberikan hak dan kewajiban kepada seseorang sesuai dengan kedudukannya. Wujud sifat adil adalah taat pada aturan dan membuat keputusan sesuai dengan akal sehat. Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Hak adalah sesuatu yang bias didapatkan, sedang kewajiban adalah sesuatu yang harus dikerjakan. Adil adalah memberi hak dan kewajiban kepada seseorang sesuai dengan kedudukannya.
Dalam Al Qur'an Surat An Nahl ayat 90 , Allah SWT berfirman :
اِنَّ اللهَ يَأمُرُ بِاْلعَهْدِ وَاْلاِحْسَانِ
Artinya : "Sesungguhnya Allah memerintah kamu sekalian untuk berbuat adil dan berbuat baik."
Sebagai warga NU harus selalu menerapkan sikap adil dengan membiasakan diri untuk membiasakan melakukannya kepada siapapun. Sikap berat sebelah harus dihindari sehingga tidak timbul iri hati, sebab bermula dari sikap tidak adil, maka hasud, dengki, iri hati dan permusuhan akan terjadi. Oleh sebab itu berbuat adil harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. AT TA’AWUN
Nahdlatul Ulama’ mengajarkan bahwa saling tolong-menolong merupakan sendi utama dalam kehidupan bermasyarakat. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan pihak lain.sikap tolong-menolong itu disebut "At Ta’awun". "At Ta’awun" artinya sikap tolong menolong, setia kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan tawqa. "At Ta’awun" yang mengandung pengertian imbal balik dari masing – masing pihak untuk memberi dan menerima. Karena itu sikap At Taawun mendorong seseorang untuk gemar berusaha berusaha agar dapat memiliki sesuatu yang dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada kepentingan bersama.
Dalam Al Qur'an Surat Al Maidah ayat 2 Allah SWT befirman :
Artinya : "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
Berdasarkan ayat tersebut, maka setiap warga NU harus mampu menanamkan sikap At Ta’awun dalam diri masing-masing dan memiliki sikap saling membantu untuk mewujudkan kebersamaan. Dengan rambu-rambu “kebaikan dan taqwa". Dengan demikian warga NU dilarang tolong menolong dalam perbuatan dosa dan kemaksiatan, kemungkaran dan pelanggaran aturan. Warga NU harus selalu tolong menolong terutama kepada kerabat, teman, tetangga dan warga yang sangat membutuhkan atau mengalami kesulitan. Orang yang memiki sikap At Ta’awun akan memiliki banyak teman dan apabila banyak mengalami kesuitan tentu akan banyak yang menolong.
5. AL ISTIQOMAH
Sebagai warga NU yang setiap kepada ajaran Alussunnah wal Jama’ah harus selalu patuh dan tidak bergeser sedikitpun dari jalur yang benar sesuai ajaran Islam. Sikap kepatuhan ini disebut "Al Istiqamah" (الاستقامة) "Al Istiqamah" ( الاستقامة ) artinya tegar, berkesinambungan dan berkelanjutan. Tegar artinya tetap dan tidak bergeser dari aturan Allah dan Rasul-Nya. Tuntunan salafus shalih dan ketetapan yang disepakati bersama. Kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain dan antar masa yang satu dengan masa yang lain. Sehingga semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang. Sedangkan berkelanjutan maksudnya melaksanakan semua kegiaan secara terus menerus tanpa berhenti dan merupakan suatu proses kemajuan yang tidak hanya berjalan di tempat.
Dalam Al Qur’an surat Fushshilat ayat 30, Allah SWT berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu".
Membiasakan diri dengan kepribadian Al Istiqomah akan membuat kepuasan terutama bagi diri sendiri. Jika kita selalu bersikap istiqomah, maka semua perbuatan yang kita lakukan akan memperoleh hasil yang sempurna dan akan memperoleh kemuliaan.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda ;
Artinya : " Istiqamah itu lebih baik dari pada seribu kebaikan / kemuliaan .
Demikian lima kepribadian yang harus dimiliki oleh semua warga Nahdlatul Ulama’ . Dengan menerapkan kelima sikap tersebut kita akan menjadi orang shalih dan mushlih (dapat memperbaiki kehidupan masyarakat). Inilah yang menjadi cita-cita luhur Nahdlatul Ulama’ yaitu membangun “Khairah Ummah” (umat yang baik dan berkualitas lahir dan bathin) sehingga kehidupan masyarakat akan menjadi tentram dan harmonis, persaudaraan semakin terjalin dan setiap orang akan mempunyai harga diri sesuai dengan fitrahnya masing-masing.