Hortatory exposition is a type of text that aims to persuade the readers or listeners to do or not to do something. It presents arguments and recommendations to encourage the audience to take a particular action or adopt a certain attitude. This type of exposition is commonly found in persuasive essays, speeches, and advertisements. Hortatory exposition typically begins with a thesis or statement of the issue, followed by arguments supporting the author's position. These arguments are often supported by evidence, examples, and expert opinions. The text then concludes with a recommendation or call to action, urging the audience to follow the author's advice. Hortatory exposition is characterized by its persuasive language, use of rhetorical devices, and clear structure, making it an effective tool for influencing the audience's opinions and behavior.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 1 mengemukakan bahwa seorang Guru adalah pendidik yang memiliki tugas pokok dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini hingga Pendidikan Menengah. Untuk menjalankan tugasnya dengan baik, seorang guru perlu secara berkelanjutan meningkatkan kompetensi dan kinerjanya melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru. Oleh karena itu, saya menyambut dengan baik penerbitan modul ini sebagai panduan bagi semua pihak dalam melaksanakan program PKB.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran menjadi fokus utama Kementerian Agama, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) dalam meningkatkan kualitas madrasah melalui pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi, kontekstual, dan terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman. Program PKB dilaksanakan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan ketidakmerataan kualitas pendidikan, sehingga upaya peningkatan pendidikan dapat berlangsung secara menyeluruh, merata, dan tepat sasaran.
Modul ini dikembangkan sesuai dengan arah kebijakan Kementerian Agama yang menekankan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dan terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman. Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling mendasar. Sementara itu, nilai-nilai keislaman diintegrasikan dalam pembelajaran sebagai kurikulum tersirat sehingga diharapkan dapat tercipta generasi yang unggul secara akademis dan spiritual, serta berakhlak mulia.
Sasaran dari Program PKB ini adalah semua guru di seluruh wilayah Indonesia yang tergabung dalam komunitas guru sesuai dengan bidang tugas mereka masing-masing. Komunitas guru tersebut mencakup kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK). Model pembelajaran yang diterapkan dalam modul ini adalah melalui pertemuan Tatap Muka In-On-In, sehingga guru dapat tetap menjalankan tugas utamanya di madrasah sebagai pendidik tanpa harus meninggalkannya.
Semoga modul ini dapat dimanfaatkan dengan baik sesuai keperluannya dan dapat memberikan inspirasi kepada para guru dalam merancang materi dan melaksanakan proses pembelajaran. Kami mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kecerdasan yang telah diperlihatkan oleh para penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan modul ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan mempermudah segala upaya yang kita lakukan. Aamiin.
Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kecerdasan masyarakat, oleh karena itu perlu dijalankan dengan penuh profesionalisme. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 ayat (1) menegaskan bahwa seorang guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi ini merupakan bagian integral yang menyusun identitas seorang guru yang profesional. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seorang guru perlu secara bertahap meningkatkan kompetensi dan kinerjanya melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Strategi pelaksanaan PKB bagi guru madrasah yang dijalankan oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah adalah melalui kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) di tingkat lokal, serta melalui kegiatan yang diorganisir oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kementerian Agama Pusat. Untuk mendukung program ini, diperlukan modul sebagai salah satu sumber belajar alternatif bagi guru, yang membantu mereka dalam memahami materi, merencanakan pembelajaran, mengembangkan materi ajar, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar.
Penyusunan modul ajar yang digunakan pada pelatihan Meningkatkan Kompetensi Pedagogis dan Kompetensi Profesional Guru melalui kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam konteks hortatory exposition didasari oleh beberapa pertimbangan penting. Pertama, hortatory exposition merupakan jenis teks yang penting dalam kurikulum bahasa Inggris karena memberikan panduan dan argumen untuk membujuk pembaca atau pendengar agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kedua, guru perlu memiliki pemahaman yang baik tentang hortatory exposition agar dapat mengajar dengan efektif dan membantu siswa dalam memahami dan menghasilkan teks tersebut. Ketiga, PKB merupakan bagian integral dari tuntutan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menekankan pentingnya guru meningkatkan kompetensinya secara berkelanjutan. Oleh karena itu, penyusunan modul ini diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas dan sistematis bagi guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogis dan profesional mereka dalam mengajar hortatory exposition.
1. Meningkatkan kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional guru melalui kegiatan PKB.
2. Meningkatkan Hasil Assessmen Kompetensi Guru (PKG).
3. Memfasilitasi sumber belajar guru dan peserta didik dalam mengembangkan kurikulum, mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik
Manfaat yang ingin dicapai:
1. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam melaksanakan PKB untuk mencapai target kompetensi pedagogis dan kompetensi profesional.
2. Sebagai sumber belajar bagi guru dalam mengembangkan kurikulum, persipan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik.
3. Sebagai bahan melakukan asesmen mandiri bagi guru dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
4. Sebagai sumber dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
5. Sebagai sumber belajar bagi peserta didik untuk mencapai target kompetensi dasar
Adapun sasaran modul ini adalah:
1. Fasilitator nasional, provinsi, dan kabupaten/kota
2. Pengawas Madrasah
3. Kepala Madrasah
4. Ketua KKG/MGMP/MGBK
5. Guru
6. Peserta didik.
Target kompetensi guru didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Unit Pembelajaran ini, target kompetensi yang ditekankan hanya berkaitan dengan kompetensi pedagogis dan profesional.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
3.9 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait pandangan/pendapat mengenai topik yang hangat dibicarakan umum, argumentasi pendukung, serta saran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.9 Teks hortatory exposition
4.9.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual. 4.9.2 Menyusun teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.
7. Kompetensi Pedagogik Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya
3.9 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait pandangan/pendapat mengenai topik yang hangat dibicarakan umum, argumentasi pendukung, serta saran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
4.9 Teks hortatory exposition
4.9.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual. 4.9.2 Menyusun teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.esional
1. Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
2. Menjelaskan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
3. Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
4. Menyusun teks hortatory exposition dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai.
5. Mempresentasikan kesimpulan berdasarkan hasil temuan penggaliannya dari beberapa sumber belajar terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks teks exposition.
Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian kompetensi sebagai acuan bagi guru untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar. Dalam rangka memudahkan guru menentukan indikator yang sesuai dengan tuntunan kompetensi dasar, indikator dibagi menjadi tiga kategori, yaitu indikator pendukung, indikator kunci, dan indikator pengayaan sebagai berikut:
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.9 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait pandangan/pendapat mengenai topik yang hangat dibicarakan umum, argumentasi pendukung, serta saran, sesuai dengan konteks penggunaannya.
IPK Pendukung:
3.9.1.1 Menjawab pertanyaan terkait gambar
IPK Inti:
3.9.2.1 Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
3.9.2.2 Menjelaskan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
3.9.2.3 Menentukan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition.
IPK Pengayaan:
3.9.3.1 Mendiagramkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hotatory exposition
4.9 Teks hortatory exposition
4.9.1 Menangkap makna secara kontekstual terkait fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual.
4.9.2 Menyusun teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.
IPK Pendukung:
4.9.1.1 Menentukan makna kata
4.9.2. 1 Menyusun kata menjadi kalimat utuh
4.9.2.2 Menyusun kalimat menjadi paragraph utuh
IPK Inti:
4.9.1.1 Menentukan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual
4.9.1.2 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual
4.9.1.3 Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks hortatory
exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual
4.92.1 Menentukan tema teks hortatory exposition.
4.9.2.2 Membuat outline teks hortatory exposition.
4.9.2.3 Mengembangkan outline/kerangka teks
4.9.2.4 Mengedit penulisan teks hortatory exposition.
4. 9.2.5 Menilai penulisan teks hortatory exposition.
4.9.2.6 Mendemontrasikan hasil penyusunan teks hortatory exposition.
IPK Pengayaan:
4.9.2.7 Menampilkan teks hortatory exposition dalam bentuk podcast dan diunggah di sosial media instagram
Melalui pembahasan materi yang terdapat pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untukk mengajarkan materi yang sama dan/atau yang sejenis ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik.
Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompentensi, soal – soal sebagai acuan dalam menyusun soal sejenis, lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru maupun peserta didik. Komponen – komponen dalam unit ini dikembangakan dalam tujuan agar dengan mudah memfasilitasi peserta didik memahami fungsi sosial,struktur teks dan unsur kebahasaan teks hortatory exposition.
Soal– soal yang dikembangkan pada unit pembelajaran ini terkait dengan pembahasan teks hortatory exposition lisan dan tulis, terkait isu aktual, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.
Teks hortatory exposition dalam pembahasan modul ini banyak dijumpai dalam literasi sehari hari. Misalnya dalam diskusi, pidato atau kampaye bahkan pada iklan maupun surat editorial dan pendapat pembaca di koran atau majalah.
Text ini adalah jenis teks yang menyajikan argumen atau alasan untuk mendukung pendapat. Hal ini bertujuan untuk memengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu atau bertindak dalam hal tertentu. Dalam Hortatory Exposition, penulis mencantumkan beberapa pendapat mengenai hal tertentu untuk memperkuat ide pokok dari teks tersebut. Tujuan dari teks Hortatory Exposition sendiri adalah mengajak, membujuk pembaca atau pendengar untuk menyetujui dan melakukan tindakan yang direkomendasikan dalam teks.
1. Bahan Bacaan 1: The social function, text structure and langauge features.
a. Introduction
Hortatory Exposition Text is a kind of English text that belongs to the argumentative texts. The text represents the author’s attempt to influence the reader to do something or act in a particular way. In Hortatory Exposition Texts, the authors give some opinions about certain things to reinforce the main idea of the text.
Unlike Analytical Exposition Text, a Hortatory Exposition Text presents Recommendation in the end of the paragraph. In this Recommendation, the author tries to invite and persuade the readers to do something. This is very different from the Analytical Exposition which puts Reiteration or rewrites the main idea of the text as the closing of the text without invitation or recommendation.
b. Social Fuction
The text is aimed at persuading readers or listeners to agree to do the actions recommended in the text. (the word “aim” isi usually used with “at”, not “aim to", so the sentences should be: The text is aimed at persuading readers or listeners to agree to do the things recommended in the text.).
c. Text Stucture
1. Thesis statement
This part states the author’s point of view (thesis), preview of the arguments that will follow in the next section, and a question or emotional statement to get the audience’ attention.
2. Arguments
This part contains a series of arguments to convince the audience which contain significant facts to support the thesis statement
3. Recommendation
A way out or offered solution to solve the problem d. Language Feature
1. Simple Present sentence
2. Conditional Clauses
3. Modals
4. Vocabulary, grammar, speech, stress, and intonation
d. Topic
Actual issues found in school and outside school.
2. Bahan Bacaan 2: Common Grammatical Patterns in Hortatory Exposition
a. Simple Present Tense
1. The simple present (also called present simple or present indefinite) is a verb tense which is used to show repetition, habit or generalization.
2. The simple present is just the base form of the verb. Questions are made with do and negative forms are made with do not.
Look at the following examples:
Statement: You speak English.
Question: Do you speak English?
Negative: You do not speak English.
3. If the subject is a third person singular, the suffix -s or -es is added. Questions are made with auxiliary verb “does” (in verbal sentences) and “to be” (in nominal sentences), and the negative forms are made by adding “not” after the auxiliary verbs.
Study the examples below:
Statement: He speaks English.
Question: Does he speak English?
Negative: He does not speak English.
(Source: https://www.englishpage.com/verbpage/simplepresent.html) b. Type 1 Conditionals
1. Type 1 conditionals refer to a possible condition and its probable result. They are based on facts, and they are used to make statements about the real world, and about particular situations.
2. In a Type 1 conditional sentence, the tense in the ‘if’ clause or condition is the simple present, and the tense in the main clause or result is the simple future.
Study the following examples.
Condition (If Clause) Result (Main Clause)
1) If you don’t leave, I’ll call the police.
2) If you drop that glass, it will break.
3) If I have time, I’ll finish that letter.
4) What will you do if you miss the plane?
5) If you study hard, you will pass your exams.
c. Modals
In hortatory exposition text, we use modals to show if we believe something is certain, possible or impossible.
Look at the examples below:
1) My keys must be in the car (certain)
2) It might rain tomorrow (probable)
3) That can't be Peter's coat. It's too small (impossible)
D. Aktivitas Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Topik 1: Membedakan fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan beberapa teks hortatory exposition
a. Kegiatan In Service Training-1 ( 2 JP)
Aktivitas ini dilakukan secara tatap muka bersama fasilitator dan teman sejawat untuk mengkaji materi dan melakukan kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah Kegiatan:
1) Membaca bagian pendahuluan modul untuk memahami tujuan pembelajaran dan target kompetensi guru dan peserta didik.
2) Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok.
3) Melakukan telaah kurikulum dan hasil UN untuk mempetakan kompetensi yang diperlukan peserta didik, merancang aktivitas peserta yang akan dilakukan pada kegiatan on, menelaah LKPD, dan membuat instrumen penilaian proses maupun hasi belajar. Jika memungkinkan, dalam aktifitas in-1 dapat dirancang Penelitian Tindakan Kelas.
4) Jika diperlukan, peserta dapat melakukan simulasi pembelajaran atau mengerjakan/mempraktikkan LKPD.
5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil telaahnya.
b. Kegiatan On the Job Learning ( 2 JP)
Pada kegiatan ini, setiap guru mempraktikkan pembelajaran terhadap peserta didik di madrasah masing-masing sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah disempurnakan pada kegiatan in-1. Contoh model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model Guided Inquiry Learning dengan sintak:
1. Melakukan pengamatan (Observing)
2. Mengajukan pertanyaan (Questioning)
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban (Hypothesizing)
4. Mengumpulkan data (Collecting data)
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data (Generalizing)