PENDAHULUAN
Jurnal refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 ini saya tulis merupakan Refleksi diri setelah mengikuti kegiatan Program Guru Penggerak secara daring yang telah saya laksanakan dua minggu ini. Sebuah Kesempatan yang luar biasa dapat mengikuti Program Guru Penggerak ini. untuk diperlengkapai menjadi seorang agen perubahan di dunia pendidikan. Melalui program ini, saya belajar banyak hal tentang bagaimana pendidikan yang memerdekakan dan yang berpusat pada murid sesuai denangkatan 8 ini. Berikut ini saya merefleksikan modul 1.1 tentang "Filosofi Ki Hadjar Dewantara" dan penerapannya di sekolah dengan menggunakan model 4F (Facts, Feeling, Finding, Future), merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
FACTS - DUA MINGGU PERJALANAN PENDIDIKAN CGP
Saya bersyukur saat dinyatakan lolos seleksi Calon Guru Penggerak tahap 1 dan 2 angkatan 8, dimulailah perjalanan mengikuti Program Guru Penggerak (PGP). Minggu pertama mengikuti PGP saya mengikuti beberapa agenda kegiatan persiapan, pembukaan dan pengenalan LMS dan mendownload beberapa materi di modul yang telah tersedia di LMS. saya merasa beruntung bisa mengikuti PGP angkatan 8 ini. Kegiatan awal mengikuti pembukaan PGP Angkatan 8 dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2023 (Pukul 11.00 s.d. 12.00 WIB) melalui Link Zoom dan Link : youtube di Youtube: Ditjen GTK Kemdikbud RI. Pada tanggal 11 Mei 2023 seluruh CGP Angkatan 8 mengerjakan pretest Paket modul 1 di LMS dan mempelajari tahapan mulai dari diri pada modul 1.1. Kami juga belajar mengenal LMS (learning management system) yang digunakan untuk PGP secara Daring. Dua Minggu telah terlewati, kami belajar mandiri secara daring melalui LMS bersama CGP lain, didamping oleh Pengajar Praktik dan Fasilitator.
Perjalanan saya di Program Guru Penggerak (PGP) dimulai dengan modul 1.1. Modul ini membahas Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Modul 1.1 kami pelajari dengan alur MERDEKA, yang merupakan singkatan dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi antar Materi, dan Aksi Nyata.
Lokakarya Orientasi dilaksanakan secara luring (tatap muka) pada hari Sabtu, 20 Mei 2023 di SMA Negeri 1 Kota Magelang. Hadir pada kegiatan tersebut perwakilan dari BBGP Jawa Tengah, Kepala Dinas Pendidikan, PengajarPraktik (PP), Calon Guru penggerak (CGP) juga mengundang para pengawas dan kepala Sekolah masing-masing. Setelah lokakarya, kegiatan berikutnya adalah belajar mandiri di LMS dan belajar bersama dengan CGP lain dengan didampingi oleh Pengajar praktik dan fasilitator. Forum diskusi eksplorasi konsep dan presentasi dilakukan secara daring dengan menggunakan gmeet. Demikian juga dengan kegiatan kolaborasi. Setelah berdiskusi dan berkolaborasi, setiap CGP membuat tugas mandiri berupa demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman / koneksi antar materi, aksi nyata dan membuat jurnal dwi mingguan. Saya membuat tugas mandiri tersebut dalam bentuk video, PPT dan tulisan.
Sebelum mempelajari modul 1.1 sebagai guru saya beranggapan bahwa:
Memberikan tugas yang sama kepada peserta didik, memudahkan saya sebagai guru untuk mengidentifikasi kemampuan kognitif dan psikomotoriknya tanpa mempertimbangkan keragaman potensi peserta didik saya.
Pemberian hukuman kepada peserta didik dapat mendisiplinkan dan merubah karakter mereka ke arah yang lebih baik.
Peserta didik telah tuntas belajar jika mereka dapat mengerjakan soal sesuai dengan kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, serta nilainya mampu melampaui KKM.
FELLING : PERASAAN SELAMA MELAKUKAN PERUBAHAN DI KELAS
Mengikuti PGP di sela-sela kesibukan mengajar dan berbagai aktifitas organisasi, membuat saya harus bisa memanage waktu dengan baik. Saya sangat senang PGP ini dilaksanakan secara daring dan mandiri sehingga waktunya bisa fleksibel, meskipun ada juga agenda tatap muka (luring). Pendidikan calon guru penggerak ini membuat saya bisa berdiskusi dan sharing dengan teman-teman secara virtual dipandu fasilitator, dan di damping Pengajar Praktik serta Instruktur. Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru dan terinspirasi dari rekan-rekan CGP, para pengajar praktik dan fisilator. Mempelajari modul 1.1 tentang Filosofi KHD membuat saya termotivasi untuk melakukan aksi nyata di kelas, dalam pembelajaran yang saya ampu, yaitu mata pelajaran IPA.
FINDINGS
Setelah belajar tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan merupakan upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellek) dan tubuh anak. Asas Pendidikan KHD membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Pengajaran (onderwijs) : merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. batin. Pendidikan : (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Filosofi Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang memanusiakan dan memerdekakan adalah konsep pendidikan yang mengantarkan anak didik pada pertumbuhan dan perkembangan dalam menemukan, mengembangkan, serta menjadikan anak didik sebagai manusia yang utuh dan penuh atas dirinya. Tujuan pendidikan adalah “menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya” Dengan demikian maka pendidikan harus berhamba atau berpusat pada anak. KHD mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.
Berdasarkan conclusion diatas saya merefleksi dan mengevaluasi apa yang telah saya lakukan sebagai seorang guru selama ini. Ternyata selama ini saya membangun sikap disiplin dengan memberi tekanan kepada mereka, saya lebih sering menuntut siswa untuk mencapai target pembelajaran yang saya tetapkan dan memberikan tugas yang sama pada setiap anak. Akibatnya ada anak anak yang tidak bisa menikmati proses pembelajaran. Maka diperlukan sebuah aksi nyata untuk mengubah keadaan tersebut.
Kegiatan aksi nyata diawali dengan upaya mengenal gaya belajar dan minat siswa. Saya melakukannya dengan cara melakukan mewawancara, menggali hal-hal apa yang selama ini menjadi kesulitan dan apa keinginan mereka. Ternyata dengan pendekatan dan pembicaraan yang santai, para siswa lebih leluasa untuk mengungkapkan perasaan dan dan keinginannya. Hal ini melegakan karena saya mulai bisa memikirkan ide-ide dan merencanakan aksi nyata.
FUTURE
Setelah mempelajari modul ini saya berupaya untuk melakukan perubahan. Sebagai guru yang merupakan 'penuntun’ saya berupaya agar anak dapat belajar sesuai dengan minat dan talentanya dan dengan gaya belajarnya masing-masing. Setiap anak itu unik dan berbeda, saya harus menemukan cara untuk membuat setiap pertemuan di kelas saya menyenangkan dan mengakomodir setiap kebutuhan siswa. Sebagai guru saya harus mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid, akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri.
Prose Pembelajaran IPA yang saya terapkan di kelas saya desain melalui strategi “learning by doing dan learning by experience”. Anak diberi ruang kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengeskplorasi potensi diri serta berekspresi secara kreatif Guru sebagai fasilitator yang melayani dan menuntun proses pembelajaran dan pengekspresian potensi-potensi anak didik agar terarah positif. Proses belajar tidak hanya mempelajari konsep materi esensial saja, tetapi juga melalui Praktik di laboratorium.
Kegiatan PGP modul 1.2 telah selesai saya ikuti, ada banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang saya peroleh selama mengikuti kegiatan. Refleksikan kegiatan pembelajaran modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ini, saya akan menuangkannya dengan model 4F yaitu Facts (peristiwa), Feelings (perasaan), Findings (pembelajaran), dan Future (penerapan ke depan).
1. Facts (Peristiwa)
Minggu terakhir bulai Mei Senin, 29 Mei 2023, saya mulai mempelajari modul 1.2 tentang Nilai Dan Peran Guru Penggerak. Materi di dalam modul 1.2 ini terbagi atas 3 materi besar yaitu bagian A tentang konsep manusia tergerak, lalu bagian B tentang konsep manusia bergerak, dan bagian C tentang konsep menggerakkan manusia. Secara terperinci tugas yang dikerjakan di modul 1.2:
1.2.a.1. Bahan Pembelajaran Modul 1.2
1.2.a.2. Pendahuluan - Modul 1.2Lesson
1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2OU blog
1.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.2Content Pages
1.2.a.5. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - Diskusi MandiriGoogle Meet™ for Moodle
1.2.a.5.1. Ruang Kolaborasi Modul 1.2 - PresentasiGoogle Meet™ for Moodle
1.2.a.5.2. Unggah Tugas Ruang Kolaborasi - Modul 1.2Assignment
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2Assignment
1.2.a.7. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2Questionnaire
1.2.a.7.1. Elaborasi Pemahaman - Modul 1.2Google Meet™ for Moodle
1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2OU blog
1.2.a.9 Aksi Nyata - Modul 1.2Page
Fasilitator kami bapak Ahmad Zamiro telah menyampaikan arahannya melalui forum LMS agar CGP mengeksplor kegiatan di LMS yang dimulai dengan melakukan refleksi di alur Mulai dari diri lalu mempelajari modul dan berdiskusi secara tertulis di alur eksplorasi konsep. Materi modul 1.2 ini sangat banyak sehingga kami seakan berlari berpacu dengan waktu untuk mempelajarinya dibandingkan modul 1.1.
2. Feelings (Perasaan)
Setelah mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, saya merasa bahwa selama ini saya focus pada kurikulum dengan target pencapaian Kompetensi Dasar. Sya tersadar bahwa proses pembelajaran yang saya lakukan kurang membebaskan anak dan kurang memberi pilihan-pilihan pada mereka untuk mengerjakan tugas sesuai karakteristik masing-masing anak. Saya mulai tergerak untuk melakukan perubahan, bahwa RPP atau Modul (dalam kurikulum merdeka) harus terus diupdate untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Saya berusaha untuk lebih menekankan nilai dan peran guru penggerak tergerak, melakukan pergerakan perubahan dan selanjutnya menggerakkan rekan-rekan guru di sekolah sehingga bisa bergerak bersama mewujudkan profil belajar Pancasila untuk perubahan Pendidikan kita.
3. Findings (Pembelajaran)
Selama kurang lebih dua minggu mempelajari modul 1.2, banyak pengalaman dan ilmu yang saya peroleh selama dua minggu mempelajari modul 1.2, yaitu sebagai berikut :
Belajar tentang bagaimana cara kerja otak manusia, yaitu thinking fast dan thinking slow. Sebagai seorang pendidik, kita mesti membiasakan diri untuk thinking slow agar tidak terburu-buru dalam menilai dan mengambil sebuah keputusan, lalu saya belajar juga mempelajari 5 kebutuhan dasar manusia, yaitu kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Kami juga mempelajari teori psikososial menurut erik erikson, sehingga mengetahui psikososial peserta didik di setiap tahapan perkembangannya.
Materi berikutnya tentang nilai dan peran guru penggerak, ada 5 Nilai Guru penggerak yaitu: 1. berpihak pada murid, 2. mandiri, 3. Inovatif, 4. kolaboratif dan 5. reflektif . ada beberapa peran guru penggerak yang dipelajari di ekplorasi materi yaitu: sebagai pemimpin pembelajaran, coach bagi guru yang lain, sebagai pendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi.
Alhamdullilah saya mendapatkan ilmu tentang profil pelajar Pancasila. Untuk menghasilkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila, guru yang merupakan pamong harus bisa menuntun dan memberi teladan sesuai prinsip Tri loka Ki Hadjar Dewantara yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. dalam keseharian yang mencerminkan profil pelajar Pancasila, karena sejatinya guru adalah teladan bagi peserta didik.
4. Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak, saya akan berusaha memaknai dan merealisasikan nilai dan peran tersebut dalam menjalankan tugas saya sebagai pamong bagi murid. Mengevaluasi Proses Pembelajaran yang yang telah dilakukan (EDS Guru), mengevaluasi perjalanan karir sebagai Guru, apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu ditingkatkan. Berupaya mencipatakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam, dan kodrat zaman. Melaksanakan proses pembelajaran bermakna (meaningdull learning). Melaksanakan proses pembelajaran berdiferensiasi dengan mengoptimalkan Pemanfaatan TI. Melaksanakan Pembelajaran berbasis Multiple Intelegensi Proses pembelajaran dilaksanakan dengan berbagai model dan metode, Teknik maupun strategi agar tercipata pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable), dan Membangun learning community.
Ditulis Oleh: Ida Rianawaty
SMP Negeri 1 Kota Magelang
PERISTIWA (FACT)
Rabu, 14 Juni 2023 : Mulai Dari Diri Dan Eksplorasi Konsep Modul 1.3 secara mandiri; : saya melakukan kegiatan dengan membaca materi yang tersedia di LMS, menonton video, melakukan kegiatan yang dicontohkan bacaan, dan menjawab pertanyaan reflektif yang ada pada LMS. Saya melakukan refleksi mandiri untuk menggali pemahaman atas visi dengan Refleksi Mandiri; Membuat visi pribadi yang mencerminkan nilai-nilai, filosofi, dan harapan atas murid di sekolah yang disimpan dalam sebuah file.
Senin, 19 Juni 2023: Ruang Kolaborasi Sesi 1 Modul 1.3, saya berdiskusi secara asinkronus bersama teman satu kelompok dan satu fasilitator yang dipandu fasilitator bapak Zamiro, dan Pengajar Praktik ibu Sri Mulyani, tentang : 1) Berbagi visi murid impian. 2) Berbagi kesimpulan tentang inkuiri apresiatif. Saya menulis terkait harapan menjadi visi pribadi (berbagi Visi Murid Impian) dan memberikan komentar terhadap visi pribadi CGP lain.
Selasa, 20 Juni 2023, Ruang Kolaborasi Sesi 2 Modul 1.3, Saya bersama teman satu kelompok mempresentasikan tugas kelompok kami menyusun visi dan membuat Prakarsa perubahan dengan ATAP dan Kanvas Bagja.
Momen penting yang memberi pencerahan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.3 adalah bagaimana pembuatan visi atau mimpi atau harapan ke depan. Menyusun visi harus dengan pemikiran yang jauh ke depan, dalam modul ini kami diarahkan untuk menyusun sebuah visi yang tentunya bertautan dengan visi Pendidikan yang sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, dan tidak menyimpang dari peran serta nilai guru penggerak. Kami juga melakukan penyusunan visi dengan paradigma inkuiri apresiatif yang merupakan sebuah metode berpikir dengan tolok ukur pemikiran positif dan berfokus pada kekuatan/asset awal yang dimiliki (asset oriented). Kami juga memvisualisaiskan dalam sebuah sketsa gambaran visi tersebut. Kalimat prakarsa perubahan merupakan tindakan lanjut setelah menyusun sebuah visi dengan sebuah alat yang dinamakan A-T-A-P (Aset, Tantangan, Aksi, dan Pembelajaran). Terahir kami menyusun rancangan visi dan Prakarsa perubahan dalam sebuah kanvas kebahagiaan yang disebut B-A-G-J-A (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Hingga akhirnya dengan mantap hati saya merumuskan visi “Mewujudkan Generasi Religius, Sehat, Cerdas, Berkarakter, Kreatif, berwawasan lingkungan, dan Berbudaya. Visi ini saya usulkan ke sekolah kemudian di diskusikan kembali dan disepakati merubah visi sekolah menjadi “ Taqwa, Cerdas, Sehat, Berkarakter, Berbudaya dan Berwawasan lingkungan”. Visi sekolah kami yang lama Takwa, Unggul dalam Prestasi, Budaya dan Lingkungan Asri”.
Sabtu, 24 Juni 2023, Mengikuti LOKAKARYA 1 Tentang Pengembangan Komunitas Praktisi Bersama Pengajar Praktik.
Komunitas Praktisi adalah wadah untuk mengembangkan kompetensi pemimpin pembelajaran dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. Pada Lokakarya 1 ini kami berdiskusi dan berbagi tentang hubungan mindset pemimpin pembelajaran di konteks sekolah, dan pentingnya komunitas praktisi untuk dirinya sendiri maupun lingkungan belajar. Selain itu kami juga memaknai konsep KHD, dan prinsip komunitas praktisi sebagai bagian dari peran guru penggerak, sehingga kami dapat mengidentifikasi dan memetakan komunitas praktisi yang sudah ada. Lokakarya yang dipandu oleh Pengajar Praktik (PP) dengan penuh antusias. Ada aktivitas menarik seperti mencari bola dengan mata tertutup dalam satu tim, dan beberapa permainan kelompok lainnya membuat suasana lokakarya makin seru dan meriah.
PERASAAN (FEEL)
Saya merasa senang dan bersemangat karena mendapat tantangan umtuk menyusun sebuah visi pendidikan. Menyusun sebuah visi perlu pemikiran jauh kedepan, karena visi yang merupakan sebuah mimpi dan harapan akan terwujud dalam sebuah Tindakan nyata. Sehingga setelah melaksanakan dan mengikuti berbagai alur kegiatan M-E-R-D-E-K-A, saya semangat untuk menyusun visi dan berusaha berproses mewujudkannya. Saya merasa tertantang karena harus mencoba menyusun visi dengan mencari terlebih dahulu hal-hal positif yang dimiliki oleh sekolah dan siswa di sekolah.
PEMBELAJARAN (FIND)
Pembelajaran yang saya dapatkan dari mempelajari modul 1.3 ini yaitu memahami proses penyusunan visi yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif. Proses penyusunan visi ini saya harus mengidentifikasi hal-hal positif yang dimiliki sekolah dan siswa termasuk. Pelajaran lain yang saya peroleh yaitu tentang membuat pernyataan prakarsa perubahan serta Tahapan BAGJA untuk penyusunan dan pelaksanaan Visi.
Perjuangan meraih mimpi melalui sebuah visi dan prakarsa perubahan tidak bisa begitu saja terwujud. Berbagai tantangan mewarnai perjalanan merumuskan sebuah visi tersebut. Sehingga saya berkeyakinan bahwa dengan berkolaborasi dan berjuang bersama visi yang baru saja dirumuskan untuk sekolah kami, pasti dapat terwujud.
Perubahan (Future)
Visi sekolah kami sudah lama tidak mengalami perubahan, ketika pendampingan individu saya melakukan presentasi penyelarasan visi dan Prakarsa Perubahan; alhamdullilah saya bersama kepala sekolah didampingi beberapa rekan guru dan Tenaga Administrasi Sekolah menyepakati perubahan visi sekolah. Budaya positif sekolah yang telah teridentifikasi menjadi aset yang baik untuk sekolah, mewujudkan visi sekolah kami yang baru saja diupdate. Saya juga akan menggunakan hal positif yang ada dalam diri siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada siswa dan melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
Setelah mempelajari modul 1.3 tentang visi guru penggerak membuat saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan. Saya akan menerapkan inkuiri apresiatif untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah. Saya membuat prakarsa perubahan untuk mewujudkan Budaya Positif dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila. Saya mencoba mulai dari diri sendiri untuk tergerak, bergerak, dan menggerakkan melakukan hal terbaik dalam menentukan prakarsa perubahan guna mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara.
Jurnal Refleksi Dwimingguan ini merupakan sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal kali ini merupakan refleksi tentang kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah dilalui, khususnya pada modul 1.4 tentang Budaya Positif. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F.
1. FACTS (PERISTIWA)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Setelah iu, saya beserta CGP Angkatan 8 kota Magelang mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan alur MERDEKA berdasarkan agenda harian :
a. Mulai dari diri
Selasa, 27 Juni 2023: Mulai Membuka MODUL 1.4 menyelesaikan Prasyarat yang harus dikerjakan.
Rabu, 28 Juni 2023 : MULAI DARI DIRI DAN EKSPLORASI KONSEP MODUL 1.4; Mandiri;
TUGAS CGP:
1) Menjawab pertanyaan reflektif tentang urgensi menciptakan suasana positif
di lingkungan sekolah.
2) Menjawab pertanyaan reflektif tentang bagaimana cara menciptakan sebuah
budaya yang positif. 3.
3) Melakukan refleksi dengan mengingat kembali sekolah impian di Modul 1.3
dan bagaimana cara menciptakan budaya positif di sekolah.
4) Mengisi kolom harapan untuk diri sendiri.
5) Mengisi kolom harapan pada murid.
b. Ekplorasi Konsep Belajar Mandiri (Rabu, 28 Juni 2023) :
CGP melakukan kegiatan dengan Membaca bacaan, Menonton video, Melakukan kegiatan yang dicontohkan bacaan. Eksplorasi konsep ini saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya Positif yaitu :
1) Pembelajaran 2.1 Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.
2) Pembelajaran 2.2: Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
Sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi. Disiplin positif tercipta karena adanya motivasi atau alasan seseorang untuk melakukannya. Motivasi ini bisa bersifat internal maupun bersifat ekstrernal. Motivasi ini ada tiga yaitu, 1) motivasi untuk menghindari ketidaknyaman atau hukuman. 2) Motivasi untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain dan 3) Motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi yang ke tiga merupakan motivasi yang bisa untuk menanamkan nilai displin positif kepada murid karena motivasi yang muncul dari dalam diri murid (motivasi instrinsik) sehingga berdampak jangka panjang dan tidak terpengaruh dengan adanya hukuman atau hadiah. Sebagai guru, tugas kitalah untuk menanamkan displin positif kepada siswa dengan memberi contoh tauladan yang baik.
3) Pembelajaran 2.3: Keyakinan Kelas
Keyakinan merupakan suatu nilai-nilai keselamatan atau kesehatan, yaitu nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa maupun agama. Nilai-nilai kebajikan yang menekankan pada keyakinan seseorang akan lebih memotivasi seseorang dari dalam. Seseorang akan lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan tertulis tanpa makna. Pembentukan keyakinan sekolah/kelas dengan cara mengubah kalimat-kalimat dalam bentuk negative menjadi positif. Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.
4) Pembelajaran 2.4 : Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar,mereka. Tugas kita sebagai guru di dalam kelas harus bisa memenuhi 5 kebutuhan dasar ini agar siswa bisa belajar dengan baik dan dengan rasa senang.
5) Pembelajaran 2.5 Lima Posisi Kontrol
Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.
6) Pembelajaran 2.6 Restitusi - Segitiga Restitusi
Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).
Kamis 29 Juni 2023: LIBUR IDUL ADHA 1444 H
Jumat, 30 Juni 2023 EKSPLORASI KONSEP – MANDIRI
Sabtu, 1 – 3 Juli 2023 dapat melajutkan EKSPLORASI KONSEP – MANDIRI
c. Eksplorasi Konsep 1.4 – Forum Diskusi (Selasa, 4 Juli 2023) :
Berdiskusi secara asinkronus dengan Menjawab pertanyaan pada tiap materi modul 1.4 serta memberikan Tanggapan terhadap jawaban rekan CGP.
Rabu, 5 Juli 2023 : Eksplorasi Konsep 1.4 – Forum Diskusi;
CGP melanjutkan berdiskusi secara asinkronus dengan Menjawab pertanyaan pada tiap materi modul 1.4 serta memberikan Tanggapan terhadap jawaban rekan CGP.
d. Ruang Kolaborasi 1.4 Sesi 1 Tatap Muka Maya (Kamis 6 Juli 2023) :
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui GMeet yang dipandu oleh fasilitator yaitu bapak Ahmad Zamiro, S.Pd. Pada ruang kolaborasi ini, CGP berdiskusi dalam kelompok menganalisis 4 kasus tentang materi Budaya Positif.
e. Ruang Kolaborasi 1.4 Sesi 2 Presentasi Hasil Diskusi (Jumat, 7 Juli 2023) :
Presentasi hasil analisis studi kasus dan Peserta saling memberikan umpan balik konstruktif
f. Demontrasi Kontekstual 1.4 – Mandiri (Senin & Selasa, 10 & 11 Juli 2023):
CGP melaksanakan Praktik segitiga restitusi terhadap satu murid di sekolah CGP dengan ketentuan yang telah diberikan. Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas membuat dua skenario penerapan segitiga restitusi. Setelah skenario dibuat, saya membuat video penerapan segitiga restitusi bersama siswa. Tugas demonstrasi kontekstual yang saya buat dapat dilihat dari video berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=j6vQvfHnEPU
g. Elaborasi 1.4 (Mandiri-Tatap Muka Maya)/ Koneksi Antar Materi 1.4 Mandiri -Forum Diskusi
Rabu & Kamis, 12 & 13 Juli 2023:
TUGAS CGP :
CGP menuliskan pertanyaan mengenai materi budaya positif yang masih ingin digali lebih lanjut pada aktivitas tatap maya bersama instruktur melalui Gmeet, dan Instruktur yang memandu kegaiatan elaborasi adalah MATHEUS NANLOHY. CGP menyimak materi yang disampaikan instruktur, Melaksanakan diskusi/tanya jawab bersama intruktur mengenai modul 1.4, dan melaksanakan refleksi di akhir pembelajaran.
h. Koneksi antar materi (13 Juli 2023) :
CGP membuat kesimpulan tentang peran CGP dalam menciptakan Budaya Positif di sekolah, dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi. CGP membuat refleksi dari pemahaman terhadap keseluruhan materi modul 1.4 dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan di LMS. CGP membuat rancangan tindakan Aksi Nyata dan mengunggahnya di LMS.
Jum'at, 14 Juli 2023 : Aksi Nyata – Mandiri-Forum Diskusi-Penugasan;
TUGAS CGP :
CGP mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di lingkungan kelas CGP, sesuai yang dibuat di tahap koneksi antar materi. Saya melakukan pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta untuk menjelaskan hal yang menarik dan di luar dugaan saya. Saya juga membuat rancangan aksi nyata sebagai persiapan pelaksanaan aksi nyata modul 1.4. Saya mendokumentasikan Aksi nyata Diseminasi Budaya Positip di sekolah berupa video, dan mengunggah dokumen aksi nyata ke dalam kanal YouTube melalui link berikut ini :
https://www.youtube.com/watch?v=KrIgxGIfYjU
i. Lokakarya 2, Sabtu, 15 Juli 2023 :
Agenda Lokakarya 2 : Pembukaan, Presentasi dan umpan balik perkembangan Aksi Nyata modul 1.3, Presentasi dan umpan balik rencana aksi nyata modul 1.4, Reviu singkat keyakinan kelas dan segitiga restitusi, latihan membuat keyakinan kelas, praktik segitiga restitusi dan penutup.
Senin, 17 Juli 2023: POST TEST PAKET MODUL 1_Mandiri
Selain melakukan kegiatan sesuai alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari senin 17 Juli 2023
Saya mengerjakan POST TEST PAKET MODUL 1. TUGAS CGP: CGP mengerjakan Post Test Paket Modul 1 di LMS. Waktu mengerjakan dari pukul 09.00-23.59 WIB. Alokasi waktu Post Test 60 menit. CGP secara mandiri disilahkan untuk memilih waktu yang tepat untuk mengerjakan tes. Tes mulai dibuka pukul 09.00 WIB. Post Test hanya bisa dikerjakan SATU KALI.
k. AKSI NYATA Lanjutan_Mandiri-Forum Diskusi-Penugasan Selasa, 18 Juli 2023: AKSI NYATA Lanjutan_Mandiri-Forum Diskusi-Penugasan;
TUGAS CGP: CGP mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di lingkungan kelas CGP, sesuai yang dibuat di tahap koneksi antar materi. CGP mendokumentasikan Aksi Nyata video, dan mengunggah dokumen aksi nyata ke dalam kanal YouTube, dan bukti karya PMM.
2. FEELINGS (PERASAAN)
Selama mempelajari Modul 1.4. Budaya Positif, hal yang paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif adalah tentang perbedaan hukuman dan restitusi. Sebelum mempelajari modul ini saya meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata di modul ini penghargaan sama nilainya dengan hukuman. Ketika memberikan penghargaan kita seperti telah menghukum orang tersebut, karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya mematikan kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung menumbuhkan sifat kebergantungan pada "hadiah/reward".
Setelah mempelajari dan memaknai modul 1.4 ini, saya berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah motivasi intrinsik/internal murid tersebut. Pada modul 1.4. ini saya bisa mempelajari materi tentang budaya positif yang memberikan pencerahan saya tentang penerapan budaya positif di sekolah. Saya bisa lebih paham tentang nilai-nilai kebajikan universal, posisi kontrol guru, teori motivasi, keyakinan kelas, segitiga restitusi, dan lain-lain. Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang analisis kasus berdasarkan konsep budaya positif.
3. FINDINGS (PEMBELAJARAN)
Saya akan terus belajar dan memberikan keteladanan dalam proses menumbuhkan budaya positif di lingkungan sekolah. Terus menanamkan pemahaman pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika kita positif thinking dan membiasakan hal-hal positif dari nilai-nilai kebajikan universal untuk melakukan perubahan paradigma dan mindset untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Mari kita simak pernyataan dari Presiden David O.Mackay bahwa:
“Jika kita menabur pikiran maka kita akan menuai tindakan.
Jika kita menabur tindakan maka kita akan menuai kebiasaan.
Jika kita menabur kebiasaan maka kita akan menuai karakter.
Jika kita menabur karakter maka kita akan menuai dan menciptakan takdir kita.”
Betapa besarnya kekuatan dari sebuah pikiran. Maka berangkat dari sebuah teori, mudah-mudahan saya pribadi dan rekan-rekan sejawat bisa bersama-sama dengan seluruh unsur sekolah mewujudkan karakter-karakter positif di lingkungan sekolah yang bisa membudaya.
Di Modul 1.4. saya mendapatkan materi tentang konsep-konsep budaya positif, yakni:
1) Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal
2) Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi
3) Keyakinan Kelas
4) Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas
5) Lima Posisi Kontrol
6) Segitiga Restitusi
Saya juga bisa membuat contoh penerapan segitiga restitusi bersama siswa yang bisa digunakan untuk contoh bagi guru lain yang belum mengetahui tentang segitiga restitusi untuk membangun budaya positif di sekolah.
4. FUTURE (PENERAPAN)
Setelah mempelajari modul 1.4 tentang budaya positif, saya mencoba merefleksi diri dan berupaya akan terus melakukan perbaikan diri dan memberikan keteladanan pada murid-murid agar budaya positif bisa tercapai dan terus dilaksanakan secara kontinyu dalam proses pembelajaran di sekolah.
Melakukan terus pendekatan dari hati ke hati dengan murid-murid saya, berusaha memahami karakteristik individual dan menyelami dunia mereka agar lebih memahami kebutuhan yang diperlukan mereka dalam mencapai merdeka belajar sehingga tujuan akhir agar mereka bisa memaknai proses pendidikan ini dengan menyenangkan dan menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka kelak, dengan demikian akan terwujud murid dengan profil pelajar Pancasila.
Demikian refleksi dwi mingguan modul 1.4. yang bisa saya tuliskan. Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Kamis, 27 Juli 2023 : Ruang Kolaborasi 2.1 Sesi 2 : Presentasi Kelompok, saya bersama rekan satu kelompok mempresentasi hasil diskusi Kelompok dari analisis Skenario Pembelajaran SMA.
Jumat, 28 Juli 2023 : Demonstrasi Kontekstual
Menjawab dua pertanyaan pemantik terkait sesi pembelajaran berdiferensiasi
Perhatikan Tabel 1. Aktivitas Pembelajaran yang baik versus aktivitas pembelajaran berdiferensiasi yang baik
Membuat RPP berdasarkan rubrik RPP untuk penilaian dengan menganalisis kebutuhan belajar murid dan menerapkan deferensiasi konten, proses atau produk. Mengunggah rencana pembelajaran di LMS.
Sabtu, 29 Juli 2023 : Koneksi Antar Materi, dalam menyusun koneksi antar materi saya menghubungkan semua materi yang telah dipelajari dari modul 1.1 sampai 2.1 sangat berkaitan dengan keberpihakan proses pendidikan kepada murid. Selanjutnya menuliskan Refleksi Dwi Mingguan di LMS dan google site. Aksi nyata yang akan saya lakukan adalah pembelajaran berdiferensiasi kelas XI dalam pelajaran IPA pada saat Pendampingan Individu 4.Koneksi Antar Materi dapat disimak melalui link youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=HyYGo6ExIcM
Feelings (Perasaan)
Saya sangat bersyukur mendapat pengetahuan baru yang sangat luar basa untuk menjalani profesi sebagai guru. Modul 2.1 memang memberikan saya banyak ilmu mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi. Saya merasa memperoleh pencerahan baru yang memotivasi saya lebih bersemangat dalam mengimplementasikan semua yang saya dapatkan. Forum diskusi selama sesi ruang kolaborasi dan elaborasi membuat saya semakin paham mengenai implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Saya berharap dengan mempelajari modul 2.1 ini, saya dapat menjalankan prose pembelajaran yang berpihak pada murid. Guru harus memberlakukan murid sesuai dengan karakteristiknya. Selama ini saya hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga yang saya kejar adalah ketuntasan materi. Ternyata ada banyak keragaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas, hal ini sesuai dengan nilai-nilai filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid mencapai tujuan, dan tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan yang sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid.
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya, lingkungan belajar yang "mendukung dan menarik' murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif serta penilaian berkelanjutan.
Ada 3 aspek yang mengkategorikan kebutuhan murid, yakni kesiapan belajar, minat dan profil belajar. Kesiapan belajar adalah adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Minat adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu paling baik belajar. Strategi diferensiasi ada 3, yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
Diferensiasi konten saya mengacu pada pemetaan kebutuhan murid. Guru menyajikan beragam media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid. Diferensiasi proses mengacu pada bagaimana jalannya sebuah pembelajaran berdasarkan gaya belajar. Diferensiasi produk mengacu pada produk yang dihasilkan sebagai unjuk kerja sesuai dengan kemampuan murid. Dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.
Future (Penerapan)
Setelah mempelajari modul ini, saya akan melakukan tes diagnostik baik dengan kuisioner, membaca data yang sudah ada atau wawancara dalam memetakan kebutuhan murid saya di kelas. Saya juga akan merencanakan dan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara efektif, jika dilakukan pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan, minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten, proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan asesmen diagnostik non kognitif.
Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara dengan sesama rekan guru dan wali murid. Bagi saya ini merupakan pengetahuan baru, sehingga dalam prakteknya butuh proses dan terus belajar. Semoga dapat berkontribusi dalam transformasi pendidikan di Indonesia, murid menjadi aset yang kelak menjadi pemimpin bangsa. Materi modul 2.1 ini sangat baik agar dapat diterapkan di sekolah, berbagi dengan rekan guru ataupun dengan murid baik disekolah maupun di luar sekolah. Dalam proses ini tentu saja saya akan belajar dan terus belajar. Semoga saya dapat terus berkontribusi dalam memajukan dunia pendidikan ke arah yang lebih maju lagi.