Ada Kebahagiaan tak Ternilai Ketika Kehadiran Kita Bermanfaat Bagi Orang lain
Ada Kebahagiaan tak Ternilai Ketika Kehadiran Kita Bermanfaat Bagi Orang lain
Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Menurut KHD pendidikan merupakan upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellek) dan tubuh anak (Dewantara, 1977: 14-15). Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Pengajaran (onderwijs) : merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Pendidikan : (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan tidak hanya sekedar proses alih ilmu pengetahuan saja atau transfer of knowledge, tetapi pendidikan merupakan proses transformasi nilai (transformation of value). Filosofi Ki Hadjar Dewantara mengenai pendidikan yang memanusiakan dan memerdekakan adalah konsep pendidikan yang mengantarkan anak didik pada pertumbuhan dan perkembangan dalam menemukan, mengembangkan, serta menjadikan anak didik sebagai manusia yang utuh dan penuh atas dirinya.
Ki Hajar Dewantara menganalogikan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan yang mana benih-benih kebudayaan itu ketika disemai dirawat dijaga ditumbuhkembangkan dengan cara yang benar, dengan cara yang tepat akan berperan membentuk sebuah peradaban baru, peradaban yang tidak akan meninggalkan identitas aslinya sebagai bagian dari sebuah bangsa dan masyarakat, karena memang pendidikan tidak bisa merubah benih asli daripada seorang anak manusia. Penanaman nilai-nilai agama dan budaya serta pendidikan karakter melalui proses pembelajaran melalui penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Pembentukan karakter anak yang diharapkan bisa menjadi poros perubahan kebudayaan dan peradaban bangsa tidak serta merta terbentuk begitu saja tanpa dukungan semua pihak, tanpa turun tangan semua pemegang kepentingan, terutama dari keluarga dan lingkungan pendidikan. Beragam kegiatan disekolah kami dilakukan dalam rangka penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus anggota masyarakat.
Menurut KHD dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Ki Hajar Dewantara memposisikan seorang guru sebagai seorang penuntun yang bisa membantu persemaian benih-benih kebudayaan yang akan menjadi cikal bakal peradaban, yang membangun karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya dan berperadaban. Konteks lokal sosial budaya yang beragam di kota Magelang, maka harus ditanamkan sikap toleransi untuk saling menghargai.
Pendidikan yang berpihak pada anak, berorientasi pada kepentingan anak, dan tentunya memandang anak bukan lagi sebagai objek tapi sebagai subjek dan peran utama dalam pendidikan. Hal ini tentu membahagiakan, karena ketika kepentingan-kepentingan anak diakomodir dalam pendidikan (ruang-ruang belajar), kita bisa tumbuh kembang sesuai dengan qodrat kita masing-masing, tanpa harus dipaksa seragam, sama dengan begitu banyak keragaman yang sejatinya itu adalah sebuah keniscayaan dan menjadi kekuatan tersendiri bagi pembentukan kebudayaan dan peradaban bangsa. Penanaman nilai-nilai agama kegiatan Pembiasaan Gelis Suci, dan nilai-nilai budaya yang baik seperti Jumat berkah, serta pendidikan karakter melalui pembiasaan senyum salam dan sapa, kegiatan sosial berbagi kepada yang membutuhkan, membangun nilai-nilai kebersamaan (gotong royong) melalui proses pembelajaran. Serta pelaksanaan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila).
(disarikan dari modul Program Guru Penggerak Kemendikbudristek).