Tak Perlu Rinaikan Jika Hujan Tiada
Oleh: Fiana Winata
Jangan paksakan jika itu hanya dusta
Jangan lakukan jika itu membawa nestapa
Jangan ucapkan jika timbulkan angkara
Kuharap hati tertaut bahagia
Bukan rasa yang berbingkai sementara
Usah tawarkan secangkir kopi kala senja
Jika gula tak lagi ada
Usah hadirkan manisnya cinta jika hati tak lagi menerima
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Sepenggal Cerita Tentang Kita
Oleh: Fiana Winata
Masih kuingat indahnya senja
Walau akan berganti mentari bersahaja
Lipatan duka merangkai nestapa
Entah kapan akhirnya
Aku yang bersimpuh disana merengkuh pahitnya dusta
Asa kian menepi berkalang impian fatamorgana
Gemuruh dalam dada makin tak bisa kuraba
Hancurlah semua
Saat tak sanggup kutatap dunia
Nayanikamu menarik jiwa
Sapa santunmu dalam media
Beretegur sapa walau masih menjaga
Meyakinkan seadanya tak pandai bermanis kata
Beradu logika hingga membahas rasa
Mungkinkah ini akhirnya
Sulit dan tak bisa kuduga
Walau jarak merajut lara
Tapi komitmen adalah pengikatnya
Kan kuukir kisah kita
Di sini kumenanti menghapus jejak nestapa
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Pernah Ada Rindu di Sini
Oleh: Fiana Winata
Saat elegi merasuk hati
Asmaraloka enggan peduli
Dunia hanya penuh caci maki
Kembali dalam sunyi
Saat sepi mulai kuratapi
Kenangan mulai menjalar dalam sanubari
Berharap engkau di sini mengutip rangkaian mimpi
Mengapa emosi merajai
Saat cinta masih memiliki
Jejak langkahmu kembali kutelusuri
Rindu kembali bersemi tapi raga tak lagi di sini
Kuketuk pintu hati
Maaf pun telah kuberi
Biarkan kenangan merajut sepi mengawali takdir dalam diri
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Luka itu Aku
Oleh: Fiana Winata
Pernahkah mencoba racun dunia
Yang akan menghantarkanmu pada panasnya neraka
Pernahkah membaca kisah romansa
Tentang cinta berujung duka
Ini adalah kehidupan nyata
Dan akulah pemerannya
Pernah kurajut indahnya asmaraloka walau derana awalnya
Berseteru adalah warnanya
Tapi itu kuanggap biasa hanya ujian untuk bahagia
Sungguh amat jenaka
Bagaimana bisa masa mudaku terbuang percuma
Saat kuberikan tulusnya cinta berkorban sebagai bingkainya
Aku terjerumus dalam lembah duka
Tak berdaya tenggelam dikedalaman rasa
Hingga akhirnya berpulang dalam samudera derana
Pilihan membawa nestapa
Larut dalam kubangan duka
Duka yang amat lara
Jika romeo dan Juliet mampu deraikan air mata
Maka kisahku tak akan lagi bercerita indahnya rasa
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Kutanggalkan Mimpiku
Oleh: Fiana Winata
Putih adalah impianku kala itu
Pesonanya makin membuatku menggebu
Putih yang melambangkan jauh dari nafsu
Cintanya membiru
Pengabdian yang membuatku haru
Siapa sangka tosca yang menjadi kisahku
Merangkai bait-bait rindu
Menggoreskan tinta yang membuatku candu
Gelak tawa generasiku
Mengawal Indonesia untuk maju
Kulepaskan impianku putih dalam kenangku
Dan tosca adalah harapan yang selalu menderu
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Sekepul Harapan
Oleh: Fiana Winata
Hidup adalah perjalanan
Pada-Nya kisah penuh keabadian
Saat nyawa terpisah dari badan
Setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan
Kala itu cinta kulepas tanpa harapan
Tapi semesta selalu memberi kejutan
Tanpa saling bertatapan
Tapi hati ini terikat tanpa beban
Komitmen yang diutaran
Seolah menebang risiko kedepan
Dua tahun dalam penantian
Akan berakhir dengan manisnya sebuah ikatan
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Keranda Sepi
Oleh: Fiana Winata
Sendiri
Adorasi ilusi
Sunyi menepi
Emosi abadi
Elegi
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Aksara Tanpa Busana
Oleh: Fiana Winata
Merangkai diksi merajut cita
Asa dan rasa yang selalu bergema
Narasiku berkisah tentang nayanika
Tapi kini tatapan itu tak lagi nyata
Rasanya tak lagi merona
Saat jiwa terbungkam nestapa
Aksaraku hilang tanpa kuduga
Goresannya menjadi rintihan duka
Aksara yang tak lagi menguatkan jiwa
Bukittinggi, 16 Desember 2022
Yang Kulupakan
Oleh: Fiana Winata
Kulupakan
Kan kulupa
Lupa yang kulupakan
Kan lupa yang kulupakan
Lupa kan kulupakan
Kan kulupakan yang lupa
Yang kan kulupakan lupa
Lupa yang kan kulupakan
Lupa
yang
kan
kulupakan
kulupakan
lupa
bukittinggi, 16 Desember 2022
Takdirku tak Mangkir
Oleh: Fiana Winata
Saat itu senja mengukir sepi
Malam membuatku sunyi
Esok pun tiada arti
Betapa beratnya langkah ini
Tertunduk lesu meratapi
Tapi alurnya makin kumengerti
Perlahan hangatnya mentari makin kunikmati
Asa kembali bersemi tujuan makin kudapati
Linangan air mata yang tak terhenti
Dihapus oleh indahnya pelangi
Bukittinggi, 16 Desember 2022