Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Resume Paket Modul 2:
Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid (Modul 2.1 - 2.3)
Paket Modul 2 berfokus pada implementasi praktis filosofi Ki Hadjar Dewantara dan nilai-nilai Guru Penggerak dalam kelas dan lingkungan sekolah, dengan menjadikan kebutuhan belajar murid sebagai fokus utama.
Koneksi Antarmateri (Kesimpulan Modul 2)
Ketiga sub-modul ini adalah praktik konkret dari Practic Guru Penggerak:
1. Diferensiasi (2.1) adalah bagaimana guru merancang konten dan proses belajar yang berpihak pada murid (Nilai GP).
2. PSE (2.2) adalah cara guru membangun kesadaran diri, sosial, dan emosional murid sebagai prasyarat keberhasilan belajar.
3. Coaching (2.3) adalah alat kolaborasi dan refleksi yang digunakan guru untuk menjadi coach bagi guru lain dan mendorong kolaborasi (Peran GP), serta sebagai model pendampingan untuk memunculkan potensi baik pada murid maupun rekan sejawat.
Modul 2.1: Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid (Pembelajaran Berdiferensiasi)
Modul ini membahas praktik pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan individu murid untuk memaksimalkan potensi belajar mereka, yang dikenal sebagai Pembelajaran Berdiferensiasi.
Definisi
Serangkaian keputusan masuk akal yang dibuat oleh guru dengan berorientasi pada kebutuhan belajar murid, yang mengakomodasi keberagaman latar belakang dan kemampuan.
3 Aspek Kebutuhan Belajar Murid
Guru dapat memetakan kebutuhan murid berdasarkan 3 aspek:
1. Kesiapan Belajar (Readiness),
2. Minat Belajar (Interest), dan
3. Profil Belajar (Learning Profile), seperti gaya belajar (visual, auditori, kinestetik) atau lingkungan belajar.
3 Strategi Diferensiasi
Strategi yang dapat diterapkan guru di kelas:
1. Konten (apa yang diajarkan),
2. Proses (bagaimana murid memahami materi), dan 3. Produk (hasil akhir atau demonstrasi pemahaman).
Keterkaitan dengan KHD
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah wujud nyata dari menuntun setiap murid sesuai kodratnya (kodrat alam dan kodrat zaman).
Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)
Modul ini mengajarkan cara mengintegrasikan kompetensi sosial dan emosional (KSE) ke dalam pembelajaran untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.
Definisi PSE
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah untuk menumbuhkan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE).
5 KSE (Kerangka CASEL)
1. Kesadaran Diri (mengenali emosi dan nilai diri),
2. Manajemen Diri (mengelola emosi, stres, dan fokus),
3. Kesadaran Sosial (berempati dan memahami perspektif orang lain),
4. Keterampilan Berhubungan (membangun relasi yang sehat), dan
5. Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab.
Mindfulness (Kesadaran Penuh)
Teknik penting dalam PSE untuk menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus, sering dilakukan melalui praktik pernapasan atau STOP (Stop, Take a breath, Observe, Proceed).
Penerapan PSE
Dilakukan secara:
1. Terintegrasi dalam Mata Pelajaran,
2. Kegiatan Rutin (contoh: circle time), dan
3. Protokol (respons terhadap konflik).
Modul 2.3: Coaching untuk Supervisi Akademik
Modul ini memperkenalkan teknik Coaching (pendampingan) sebagai pendekatan yang memberdayakan, alih-alih mengintervensi, terutama dalam konteks Supervisi Akademik.
Definisi Coaching
Kemitraan dengan mitra bicara (Coachee) untuk memaksimalkan potensi profesionalnya melalui proses kreatif yang memicu pemikiran. Berbeda dengan Mentoring (berbagi pengalaman) dan Konseling (mengatasi masalah mental).
Prinsip Coaching
Kemitraan, Proses Kreatif, Memaksimalkan Potensi. Kunci: Guru Penggerak harus memiliki keterampilan Mendengarkan Aktif, Bertanya dengan Bobot, dan Kehadiran Penuh (Presence).
Model TIRTA
Kerangka utama yang digunakan dalam sesi coaching:
1. Tujuan (menentukan sasaran),
2. Identifikasi (menggali fakta dan potensi),
3. Rencana Aksi (menyusun langkah nyata), dan
4. Tanggung Jawab (komitmen terhadap rencana).
Supervisi Akademik
Pendekatan baru yang menggunakan Prinsip Coaching (bukan evaluasi/penilaian) untuk mendukung guru dalam mengembangkan kompetensinya, dari perencanaan, observasi, hingga tindak lanjut.