Aku masih ingat jelas, suatu malam di awal tahun 2025, ketika sedang duduk sendiri setelah Isya. Di tengah kesibukan dan rutinitas yang tak ada habisnya, tiba-tiba ada perasaan rindu yang sulit dijelaskan — rindu akan suasana Makkah, rindu ingin menatap Ka’bah dan berdoa lama di hadapan-Nya. Malam itu aku berdoa dalam diam, “Ya Allah سبحانه وتعالى, kalau Engkau izinkan, aku ingin bisa berangkat umroh tahun depan.” Dan entah kenapa, hati ini langsung terasa ringan.
Sejak malam itu, aku mulai menata niat dan perlahan menyiapkan langkah. Setelah mencari tahu, aku sadar bulan Juni 2026 adalah waktu yang ideal. Musim haji baru saja usai, suasana Makkah dan Madinah akan lebih tenang, dan harga paket umroh pun cenderung lebih bersahabat. Banyak jamaah berpengalaman juga bilang, “Kalau mau khusyuk, pilih waktu setelah haji, suasananya damai banget.” Kalimat itu yang akhirnya jadi penguat langkahku.
Aku mulai dari hal paling sederhana: menabung. Gajiku tidak besar, tapi aku sisihkan sedikit demi sedikit. Kadang Rp100 ribu, kadang lebih. Aku bahkan buat satu amplop khusus yang aku tulis “Tabungan Umroh Juni 2026”. Setiap kali menaruh uang di situ, rasanya seperti mengirim doa dalam bentuk tindakan. Karena sejatinya, setiap rupiah yang kita sisihkan untuk umroh bukan cuma angka, tapi bukti cinta kita kepada Allah سبحانه وتعالى.
Waktu berjalan cepat. Semakin dekat dengan bulan Juni 2026, semangatku semakin besar. Aku mulai mencari informasi tentang travel umroh yang terpercaya. Di tengah banyaknya pilihan, aku menemukan Pusat Umroh, sebuah penyedia layanan yang terasa berbeda. Mereka nggak cuma jual paket, tapi juga bantu jamaah menyiapkan diri dari sisi spiritual dan finansial. Saat aku baca brosur mereka tentang umroh Juni 2026, hatiku langsung mantap.
Pusat Umroh menawarkan paket lengkap — mulai dari visa umroh mandiri, tiket pesawat, hotel nyaman di Makkah dan Madinah, hingga muthowif berpengalaman. Bahkan mereka bantu simulasi menabung sesuai kemampuan kita. Yang aku suka, mereka nggak memaksa jamaah untuk langsung daftar, tapi lebih fokus pada edukasi dan kesiapan hati. Dari situlah aku merasa, inilah jalan yang Allah سبحانه وتعالى pilihkan.
Setiap kali membayangkan nanti tiba di Masjidil Haram di bulan Juni, aku bisa merasakan ketenangan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Bayangkan, suasana Makkah pasca haji — tidak terlalu ramai, udaranya hangat, dan kamu bisa berdoa lama di depan Ka’bah tanpa desakan. Di Madinah, kamu bisa duduk tenang di Raudhah, mengirim salam kepada Rasulullah ﷺ, dan meresapi setiap kalimat doa dengan air mata yang jatuh tanpa disadari.
Aku tahu, perjalanan ini bukan tentang kemewahan. Aku nggak mencari hotel termewah atau fasilitas paling lengkap. Yang aku cari hanyalah kedamaian hati. Dan itu, insyaAllah, akan aku temukan di umroh Juni 2026.
Aku pernah dengar seseorang berkata, “Pergilah umroh saat hatimu rindu, bukan saat waktumu longgar.” Kalimat itu benar-benar terasa sekarang. Aku bukan orang yang punya segalanya, tapi aku percaya bahwa jika niatnya tulus, Allah سبحانه وتعالى akan cukupkan jalan.
Pusat Umroh juga memberiku banyak panduan untuk mempersiapkan diri — dari manasik, doa-doa penting, sampai tips kesehatan selama di Tanah Suci. Semua dibimbing dengan sabar, seolah mereka memahami bahwa setiap jamaah punya cerita dan perjuangan masing-masing. Di situ aku merasa bukan cuma pelanggan, tapi bagian dari keluarga besar yang sama-sama menuju tujuan suci.
Dan kini, setiap kali aku menatap kalender dan melihat “Juni 2026”, hatiku bergetar. Bukan karena takut, tapi karena haru. Aku tahu, perjalanan ini bukan sekadar menunaikan ibadah, tapi perjalanan menemukan diriku sendiri — di hadapan Ka’bah, di bawah langit Makkah, di tempat paling mulia di bumi.
Kalau kamu sedang membaca ini dan punya keinginan yang sama, jangan tunggu nanti. Mulailah sekarang. Sisihkan sedikit demi sedikit, niatkan dari hati, dan temukan partner yang bisa kamu percaya seperti Pusat Umroh. Karena bisa jadi, umroh Juni 2026 bukan hanya momen terbaik untuk berangkat, tapi juga waktu yang Allah سبحانه وتعالى pilihkan untuk menyapa hatimu secara langsung.
Dan ketika saat itu tiba — ketika kamu berdiri di depan Ka’bah dan mengucap doa yang dulu hanya bisa kamu bisikkan di kamar — kamu akan paham bahwa setiap langkah, setiap tabungan kecil, setiap doa di malam hari... semuanya tidak pernah sia-sia.