Kilas Sejarah SMP Negeri 2 Sungai Ambawang
SMP Kihajar Dewantara adalah merupakan cikal bakal SMP Negeri 2 Sungai Ambawang yang didirikan sekitar tahun 1965/1966 dengan kepala sekolahnya pada saat itu adalah Sairin S.Frans. Pada saat itu sekolah menumpang ditanah masyarakat dibelakang rumah bernama Lasman. Disamping sekolah ada 2 perumahan guru, satu rumah ditempati oleh guru dan satunya lagi digunakan untuk sekolah. Lokasi sekolah Ki Hajar sekarang adalah SDN 1 Ambawang . Proses sekolah dilakukan giliran pagi dan siang.
Selanjutnya karna perkembangan sekolah yang agak berkembang maka ada rencana untuk membangun SMP di tahun 1974/1975 dilokasi tanah pak Lelor Pawirorejo dengan ukuran tanah 75 x 40 yang pembangunannya terdiiri dari 1 kelas dan bangunan yang lain untuk perumahan guru. Lahan tanah pak Lelor Pawirorejo sekarang dihibahkan untuk sekolah Tsanawiyah. Selanjutnya untuk mengatasi kekurangan kelas pada saat itu maka ditumpangkanlah 2 kelas di SD 10 Sungai ambawang.
Adanya perkembangan SMP pada saat itu berubahlah SMP Kihajar Dewantara menjadi SMP Pilial kampung Jawa Tengah yang menginduk ke SMPN 1 Lingga. Yang mana gurunya mengajar di dua tempat satu tempat berlokasi di lokasi tanah pak Lelor Pawirorejo dan satu tempatnya lagi di SDN 10 Ambawang (lokasi tanah pak Adam).
Guru-guru yang bertugas di SMP pilial Kampung Jawa Tengah untuk yang berasal dari bukan daerah setempat sebagian tinggal pada saat itu lebih memilih menginap ditempat pak Haji Sukiyan karena keadaan situasi yang masih banyak hutannya dan dirasa menakutkan.
Pada periode kepala sekolahnya pak Najumi perkembangan sekolah mulai pesat, sehingga timbul rencana untuk menegerikan sekolah. Namun syarat untuk sekolah menjadi negeri pada saat itu harus mempunyai lahan 2 hektar sehingga pemerintah akan memberikan bantuan bangunan sekolah. Kemudian kepala sekolah beserta salah satu tokoh masyarakat yang sampai saat ini menjadi saksi hidup pada saat itu mengadakan pendekatan kepada masyarakat untuk mendapatkan lahan hibah. Tawaran pertama diberikah oleh salah seorang warga bernama pak H.Adam yang mempunyai lahan pas berhadapan dengan sekolah SDN 10 2 hektar tapi dengan syarat SD dipindah dilahan tersebut dijadikan satu dengan SMP. Lahan SD yang lama dikembalikan ke pemilik tanah yang empunya yaitu pak Adam sendiri. Sehingga dibuatlah surat penyerahan tanah tersebut dan di pegang oleh pihak sekolah. Namun kesepakatan itu tidak terwujud karena dirasa berat untuk merobohkan sekolah SD yang sudah ada tersebut.
Selanjutnya pihak sekolah yang diwakili oleh pak Sukiyan mendekati salah seorang warga lagi yang lain yang pada saat itu sedang menorah getah dilahan mertuanya. Pak Sukiyan mengutarakan keinginan sekolah yang sedang mencari lahan untuk pembangunan SMP Negeri. Mendengar pengutaraan pak Sukiyan warga tersebut yang bernama pak Munadi menawarkan tanah mertua beliau dan bersama pak Sukiyan menemui mertua pak Munadi, oleh mertua pak Munadi menyerahkan permasalahan hibah tanah tersebut kepada anaknya (isteri pak Munadi) yaitu ibu Supratin.
Ibu Supratin selaku anak yang sudah diserahkan tanah waris tersebut bersedia untuk menghibahkan tanah untuk SMPN dengan luas tanah 2 hektar yang mana peristiwa tersebut terjadi masih pada masa pak Najumi sebagai kepala sekolah.
pada tahun 1983 SMPN 2 Kampung Jawa Tengah di Negerikan atas persetujuan dari pemerintah.Dengan adanya penegerian sekolah maka sekolah mendapatkan bantuan bangunan lokal. Guru-guru pada saat itu ikut membersihkan lahan hibah untuk pembangunan lokal bantuan pemerintah, menebang pohon karet. Selanjutnya tidak lama kemudian bangunan sekolah dari pemerintahpun terwujud yaitu bangunan yang ada ditepi jalan besar saat sekarang merupakan bangunan awal SMPN 2 Sungai Ambawang sekitar tahun 1983/1984. Peristiwa tersebut terjadi pada saat kepemimpinan kepala sekolah di jabat oleh pak Abdurrahman
Selanjutnya ada pengembangan bangunan sekolah mendapatkan 3 lokal ditanah وDi lokasi tanah sebelah barat sebelah bangunan sekolah bagian depan adalah merupakan tanah pak Adam. Oleh sekolah dibangun rumah guru menggunakan dana BP3 dan yang tinggal pada saat itu salah seorang guru SMP bernama Maulana. Tidak lama kemudian pak Maulana membeli tanah lain dan membangun rumah sendiri dan pindah dari rumah guru tersebut selanjutnya rumah guru tersebut ditempati oleh kepala sekolah yaitu pak Abdurrahman bersama TU beliau bernama pak Sabri. Namun mereka tidak tahan tinggal dirumah guru tersebut karena sering diganggu oleh makhluk tak kasat mata sehingga mereka lebih memilih untuk tinggal di rumah pak Sukiyan.
Setelah pak Abdurrahman jabatan kepala sekolah dilanjutkan oleh pak Suyatno.
Selanjutnya pembangunan gedung berlanjut maka lahan yang digunakan adalah dilahan ibu Supratin, posisi bangunan melintang terdiri dari 4 lokal. Pembangunan tersebut atas persetujuan bersama antara pak Suyatno, pak Munadi/ibu Supratin dan juga pak H.Sukiyan,Adapaun Kepala Sekolah yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah adalah sebagai berikut tersebut adalah sebagai berikut :
Bapak Sairin S.Frans.
Bapak Nazumi
Bpk Abdurrahman
Bapak Suyatno.
Bapak Soleh Pasta.
Bapak Tunggal
Bapak Adnansyah
Bapak Sumono
Bapak Saptono
Bapak Ahmadi
Sumber Informasi
1. Bpk H Sukiyan
2. Bpk Munadi
3. Bpk Satiman
4. Bpk. Tunggal