Nina Ok is inviting you to a scheduled Zoom meeting.
Topic: Nina Ok's Personal Meeting Room
Join Zoom Meeting
https://us04web.zoom.us/j/4076630915?pwd=Ln6HG1yTExs
Meeting ID: 407 663 0915
Password: 917003
Pengertian Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
dapat diukur atau dihitung
dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran.
Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2
Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.
Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya sebagai contoh gaya (N) diturunkan dari besaran pokok massa, panjang dan waktu. Volume (meter kubik) diturunkan dari besaran pokok panjang, dan lain-lain. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Saat membahas bab Besaran dan Satuan maka kita tidak akan lepas dari satu kegiatan yaitu pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
Besaran sekalar adalah besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
Untuk itu marilah kita simak video berikut:
Baik di dalam kehidupan sehari-hari atau di kehidupan akademik, kita selalu berhubungan dengan banyak sekali satuan.
Berikut ini adalah beberapa satuan yang sering kita gunakan:
Satuan panjang
Satuan berat
Satuan waktu
Satuan luas
Satuan volume
dan lain sebagainya
Pada artikel ini akan dijelaskan terkait konversi satuan dari masing-masing satuan tersebut.
Satuan panjang biasa kita gunakan ketika mempertimbangkan panjang dari sesuatu. Entah itu benda, jalan, dan lain sebagainya.
Untuk melakukan konversi terhadap satuan ini, caranya sangat mudah.
Satuan panjang yang dipakai di seluruh dunia adalah meter.
Jika kita menaikkan satuan meter ke satuan di atasnya, maka nilainya harus dibagi 10.
Adapun jika kita menurunkan satuan meter ke satuan di bawahnya, makan nilainya harus dikalikan dengan 10.
Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
1 m = 10 dm
1 m = 100 cm
1 m = 1000 mm
1 km = 10 hm
1 km = 100 dam
1 km = 1000 m
Untuk lebih jelasnya, kamu dapat melihat konversi satuan berdasarkan tangga konversi berikut:
Sebenarnya, dalam fisika satuan berat yang benar adalah Newton. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari, lebih sering berat diberi satuan kilogram.
Padahal seharusnya satuan kilogram tersebut diberikan untuk mengukur satuan massa. Massa tidak berubah di manapun kamu berada. Sementara besarnya berat akan berbeda-beda bergantung pada gaya gravitasi di tempat itu.
Tapi tidak apa-apa. Itu hanya masalah istilah saja. Selebihnya, dalam proses konversi nilai, keduanya sama saja.
Untuk mengkonversi satuan berat, sama seperti konversi satuan panjang di atas, kamu hanya perlu membagi dengan 10 setiap kenaikan satuan dan membagi dengan 10 setiap penurunan satuan.Lebih jelasnya kamu dapat melihat grafik berikut:
Berbeda dengan konversi yang ditunjukkan sebelumnya pada satuan panjang dan berat, satuan waktu tidak bisa dikonversi hanya dengan mengkali atau membagi 10.
Hal itu terjadi karena pada dasarnya waktu berbasis jam merupakan kelipatan 6, bukan kelipatan 10 seperti pada berat dan panjang.
Untuk satuan luas, konversi dilakukan dengan cara mengkali 100 setiap kenaikan satuan dan membagi 100 setiap penurunan satuan.
Hal ini dapat diringkas sesuai tangga konversi sebagai berikut:
Contoh proses konversi luas:
1 km2 = 1.000.000 m2 = 106 m2
1 hm2 = 10.000 m2 = 104 m2
1 dam2 = 100 m2 = 102 m2
1 dm2 = 0,01 m2 = 10-2 m2
1 cm2 = 0,0001 m2 = 10-4 m2
1 mm2 = 0,000001 m2 = 10-6 m2
1 m2 = 100 dm2 = 102 dm2
1 m2 = 10.000 cm2 = 104 cm2
1 m2 = 1.000.000 mm2 = 106 mm2
1 ha (hektar) = 10.000 m2
Konversi ini dilakukan dengan skala 100 karena pada dasarnya luas adalah perkalian antara besaran panjang dengan besaran panjang lainnya.
Oleh karena itu, konversi luas ibarat dua kali melakukan konversi luas: 10 x 10 = 100
Satuan volume menunjukkan nilai dari isi suatu bangun 3 dimensi. Misalkan kamu punya sebuah bak mandi dan mengisinya dengan air, maka air tersebut dikatakan mengisi volume bak mandi.
Pada dasarnya, volume adalah perkalian tiga buah besaran panjang.
Oleh karena itu, pada konversi satuan volume, nilainya dikali atau dibagi dengan faktor 1000.
Satuan volume ini bermacam-macam. Salah satu yang sering digunakan di Indonesia adalah liter.
Tapi selain itu, ada juga satuan baku lainnya seperti meter kubik. Tangga konversinya adalah sebagai berikut:
1 km3 = 109 m3
1 hm3 = 106 m3
1 dam3 = 103 m3
1 dm3 = 10-3 m3
1 cm3 = 10-6 m3
1 mm3 = 10-9 m3
1 m3 = 103 dm3
1 m3 = 106 cm3
1 m3 = 109 mm3
Karena satuan dari volume ada bermacam-macam, maka berikut ini saya tambahkan konversi untuk volume dengan basis satuan yang lainnya.
1 liter = 1 desimeter3 = 1.000 ml = 1.000 cc
1 liter = 0,001 m3 = 10-3 m3
1 m3 = 1.000 liter
1 cm3 = 1 cc
1 mililiter = 1 ml = 1 cm3
1 ml = 0,001 liter = 10-3 liter
1 ml = 0,000 001 m3 = 10-6 m3
Karena satuan dari volume ada bermacam-macam, maka berikut ini saya tambahkan konversi untuk volume dengan basis satuan yang lainnya.
1 liter = 1 desimeter3 = 1.000 ml = 1.000 cc
1 liter = 0,001 m3 = 10-3 m3
1 m3 = 1.000 liter
1 cm3 = 1 cc
1 mililiter = 1 ml = 1 cm3
1 ml = 0,001 liter = 10-3 liter
1 ml = 0,000 001 m3 = 10-6 m3
Jadi, untuk melakukan konversi, kita perlu mengetahui pola kenaikan atau turunnya satuan tersebut.
Misalkan kita ingin mengubah satuan panjang dari 5 km menjadi meter.
Dengan memperhatikan tangga konversi, kita dapat melihat bahwa satuan meter ada tiga tingkat di bawah satuan kilometer.
Itu artinya, konversi dilakukan dengan mengkalikan 1000. Sehingga hasilnya 5 km = 5 x 1000 m = 5000 m.
Mudah sekali bukan?
Seperti yang disampaikan di awal tadi, sebenarnya satuan itu ada banyak sekali jumlahnya. Bahkan kadang setiap daerah memiliki satuannya masing-masing yang berbeda dengan yang lain.
Untuk menambah pengetahuan kita terkait satuan yang lainnya, berikut ini saya beri tabel tambahan mengenai konversi satuan yang telah kita kenal di atas menuju satuan yang lainnya.
Tabel berikut adalah beberapa contoh pengukuran suatu benda atau kegiatan dalam kehidupan sehari hari yang dapat dijadikan referensi untuk memahami konsep dasar suatu pengukuran.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.
Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk mengukur kedalaman tutup pulpen dapat kita gunakan jangka sorong. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu :
rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius mempunyai selisih 1 mm.
Tahukah kita alat ukur apa yang dapat digunakan untuk mengukur benda berukuran kurang dari dua centimeter secara lebih teliti? Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Suhu adalah besaran termodinamika yang menunjukkan besarnya energi kinetik translasi rata-rata molekul dalam sistem gas, suhu diukur dengan menggunakan termometer. Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-molekul suatu benda. Sebagai contoh ketika kita memenaskan sebatang besi, besi akan memuai, begitu pula ketika zat cair. Ketika kita mendinginkan air sampai suhu di bawah nol, air tersebut berubah menjadi es.
alam fisika, terdapat empat macam skala yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Berikut ini penjelasan tentang keempat skala termometer tersebut
Pada skala Celcius, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai dengan angka . Skala ini diajukan oleh Anders Celcius (1701-1744) dengan menetapkan titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas.
Skala Fahrenheit diajukan oleh fisikawan Jerman, Daniel Gabriel Fahrenheit (1686-1736). Pada skala Fahrenheit, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap atas ditandai dengan . Fahrenheit meneapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah berdasarkan titik beku dan titik didih air murni pada tekanan 1 atm.
Skala Kelvin diajukan oleh fisikawan Inggris, Lord William Thomson Kelvin (1824-1907). Pada skala Kelvin, titik tetap bawah ditandai dengan angka 273 K dan titik tetap atas ditandai dengan angka 373 K. Pengukuran suhu dalam skala Kelvin berdasarkan pada suhu mutlak nol.
Suhu nol mutlak adalah suhu terendah yang mungkin terjadi pada suatu benda. Berdasarkan kesepakatan internasional, nol mutlak didefinisikan sebagai suhu terendah pada skala Kelvin yang ditandai dengan 0 K yang setara dengan.
Skala Reamur
Pada skala Reamur, titik tetap bawah ditandai dengan angka dan titik tetap bawah ditandai dengan angka.
Rumus yang digunakan yaitu :
Misalnya diketahui suhu dalam fahreinheit ialah 86°F, maka suhu dalam celcius yaitu:
Konversi suhu dari fahreinheit ke reamur
Rumus yang digunakan yaitu :
Konversi suhu dari celcius ke reamur
Rumus yang digunakan yaitu :
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam reamur yaitu:
Konversi suhu dari celcius ke fahreineit
Rumus yang digunakan yaitu:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam fahreinheit yaitu:
Konversi suhu dari celcius ke kelvin
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam celcius ialah 32°C, maka suhu dalam kelvin yaitu:
Konversi suhu dari reamur ke celcius
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam celcius yaitu:
Konversi suhu dari reamur ke fahreinheit
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam fahreinheit yaitu:
Konversi suhu dari reamur ke kelvin
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam reamur ialah 32°R, maka suhu dalam kelvin yaitu:
Konversi suhu dari kelvin ke celcius
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam celcius yaitu:
Konversi suhu dari kelvin ke reamur
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalalm kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam reamur yaitu:
Konversi suhu dari kelvin ke fahreiheit
Rumus yang digunakan yaitu:
Contoh:
Misalnya diketahui suhu dalam kelvin yaitu 300°K, maka suhu dalam fahreinheit yaitu:
Muschen broek adalah alat yang dipakai untuk menyelidiki pemuaian zat padat. Dalam percobaan yang dilakukan memberikan gambaran bahwa hampir seluruh benda padat jika dilakukan pemanasan akan mengalami perubahan panjang, luas dan juga perubahan untuk volumenya.
Dilatometer adalah alat yang dipakai untuk menyelidiki pemuaian gas. Salah satu perbedaan antara zat gas dengan zat padat dan cair adalah volume zat gas bisa diubah-ubah dengan mudah. Sebagai contohnya, sebuah tabung gas elpiji yang mana di dalam tabung gas tentu akan mengadakan tekanan pada dinding tabung. Tekanan yang timbul oleh karena adanya gerakan partikel gas.
Zat gas akan mengalami pemuaian jika dilakukan pemanasan. Peristiwa pemuaian pada zat gas lebih mudah untuk diamati daripada pemuaian yang terjadi pada zat padat. Pemuaian pada zat gas ditunjukkan oleh gelembung-gelembung udara yang keluar dari dalam pipa kapiler yang ada pada labu didih. Tiga hal yang perlu diperhatikan untuk zat gas adalah volume,
tekanan dan juga suhunya.
a. Untuk volume terhadap perubahan suhu pada tekanan tetap
Energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah disebut kalor.
Secara alami, kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda yang bersuhu lebih rendah (dingin).
Kalor diukur dalam satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1°C dari 1 gram air. Akan dibutuhkan 500 kalori untuk memanaskan 500 gram air dari 20°C menjadi 21°C
Akan tetapi, satuan kalor dalam SI adalah joule. Satu kalori sama dengan 4,184 joule, dan sering dibulatkan menjadi 4,2 joule.
Tubuh akan mengubah beberapa makanan yang dimakan menjadi energi panas. Energi panas yang disediakan oleh makanan diukur dalam kalori (kilo kalori).
Satu kilo kalori (kkal) makanan sama dengan 1000 kalori. Kita menggunakan kilo kalori untuk makanan, karena kalori terlalu kecil untuk dipakai mengukur energi pada makanan yang kita makan.
Setiap bahan memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor jenis adalah joule per kilogram per kelvin ([J/(kg.K)), atau dalam joule per kilogram per Celsius derajat (J/(kg.°C)
Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena perubahan suhu 1 kelvin sama dengan 1 derajat celsius
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kalor jenis air lebih tinggi dibandingkan dengan kalor jenis beberapa bahan lainnya.
Air, alkohol, dan bahan-bahan lain yang memiliki kalor jenis tinggi dapat menyerap banyak energi panas dengan sedikit perubahan suhu. Kalor jenis dari suatu bahan bergantung pada susunan kimia dari bahan penyusunnya.
Perubahan energi panas (kalor yang diterima atau kalor yang diberikan) suatu benda tidak dapat diukur secara langsung, akan tetapi dapat dihitung. Kalor jenis dapat dipakai untuk penghitungan kalor tersebut.
Secara matematis, rumus untuk menghitung besarnya energi kalor yang diserap atau dilepas adalah sebagai berikut.
Q = m x C x ΔT
Simbol Δ (delta) berarti “perubahan,” jadi ΔΤ adalah perubahan suhu. Perubahan yang ditunjukkan oleh Q, merupakan simbol perubahan energi panas (benda menerima kalor atau melepas kalor).
ΔT = Takhir – Tawal
Apabila ΔΤ positif, maka nilia Q juga positif, hal ini berarti bahwa benda mengalami kenaikan suhu dan mendapat energi panas (menerima kalor).
Apabila ΔT negatif, maka nilai Q juga negatif; benda kehilangan energi panas (melepas kalor) dan mengalami penurunan suhu.
Asas Black adalah prinsip yang berada dalam ilmu termodimakia telah dikemukakan oleh seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Jika dua buah benda yang berbeda yang dalam suhunya dicampurkan, benda yang panas akan memberi sebuah kalor pada benda yang dingin sehingga suhu tersebut akhirnya sama.
Jumlah kalor yang diserap benda dingin akan sama pada jumlah kalor yang dilepas dari benda panas.
Benda yang didinginkan akan melepaskan kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap jika dipanaskan.
Bunyi Asas Black, yaitu:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat yang suhunya ialah lebih rendah”
BACA JUGA
Moms, hasilkan 10 juta/hari & lunaskan semua hutang mu dengan ini
Cara menghilangkan papiloma secara alamiah (3 hari)
Bagaimana cara mengembalikan penglihatan 100% tanpa operasi?
Nyeri sendi hilang! Lutut seperti remaja 18 tahun! Baca
Joseph Black adalah seorang ilmuwan yang berasal dari kota Skotlandia. Dia menyatakan bahwa es bisa mencair tanpa adanya perubahan suhunya. Hal ini berarti bahwa es bisa menyerap panas dan memakai energi panas itu untuk mengubah bentuknya kedalam cairan. Dia juga mengemukakan bahwa kejadian yang sama akan terjadi ketika air berubah menjadi uap air.
Energi yang telah diserap di sebuah bahan untuk berubah dari benda padat menjadi cair disebut sebagai kalor laten peleburan, sedangkan jika benda cair berubah menjadi gas disebut sebagai kalor laten penguapan.
Joseph Black juga telah menyatakan bahwa sejumlah substansi yang berbeda akan memerlukan sejumlah energi panas yang berbeda pula dalam menentukan suhunya pada kenaikan yang sama.
Secara matematis, rumus Asas Black bisa ditulis sebagai berikut:
Qlepas = Qterima
Keterangan:
Qlepas = merupakan jumlah kalor yang dilepaskan oleh suatu zat (Joule)
Qterima = merupakan jumlah kalor yang diterima oleh suatu zat (Joule)
penjabarannya dibawah ini:
(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Cara menentukan dengan mudahnya, yaitu:
(M1 X T1 + M2 X T2) / (M1 + M2)
Keterangan:
M1 = massa benda 1 yang memiliki tingkat suhunya tinggi (kg)
M2 = massa benda 2 yang memiliki tingkat suhunya rendah (kg)
C1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)
C2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)
T1 = suhu awalnya benda 1 (oC atau K)
T2 = suhu awalnya benda 2 (oC atau K)
Tc = suhu campuran atau suhu akhir (oC atau K)
Catatan! Pada pencampuran antara dua zat, sebenarnya terdapat kalor yang hilang pada lingkungan sekitar. Contohnya, sebuah wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali antara massa, kalor jenis dan juga kenaikan pada suhu wadah.
1. Soal yang pertama adalah yang paling sederhana, coba perhatikan gambar di bawah jika volume air pada gelas B ialah setengah dari volume yang ada di gelas A, maka berapakah suhu campurannya pada gelas C?
Jawab :
Q lepas = Q terima
m2 c2 (t2-ta) = m1c1 (ta-t1)
m = volume x masa jenis = V.ρ
Vb.ρ c2(t2-ta) = Va.ρ c2(ta-t1) (Dikarenakan sama-sama air, masa jenis dan kalor jenis dapat kamu coret)
Vb. (t2-ta) = Va. (ta-t1)
1/2 Va.(t2-ta) = Va. (ta-t1)
1/2 (40-ta) = (ta-25)
40-ta = 2ta-50
40+50 = 2ta+ta
90 = 3 ta
ta = 30 derajat