Pada Era Globalisasi ini, pendidikan di Indonesia tengah menyesuaikan dengan laju perkembangan pendidikan pada skala internasional. Pendidikan yang merubah isi program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang “berbasis materi” menjadi kinerja lembaga diklat yang “berbasis kompetensi”. Guna meningkatkan efektivitas, sekolah benar-benar sangat membutuhkan sistem pengelolaan yang kooperatif antara pusat dan daerah, yang melibatkan juga peran serta aktif dunia usaha/industri (DU/DI) dalam membangun /meningkatkan mutu diklat dengan:
Dengan berlakunya AFTA dan AFLA secara tak terelakkan, kita bergerak menuju sebuah dunia yang memungkinkan sebagian besar perdagangan menjadi tak terbatas layaknya internet. Sehingga aset utama setiap negara adalah keterampilan warga negaranya. Dengan demikian dibutuhkan sekolah/lembaga diklat yang bisa mengakomodasi pembelajaran keterampilan–keterampilan baku (standard) skala internasional.
Dengan pendidikan yang belum memenuhi standar minimal penyelenggaraan pendidikan, maka membutuhkan revolusi belajar untuk mengimbangi revolusi informasi teknologi, agar semua orang dapat menikmati keuntungan bersama dari potensi (SDM) yang memenuhi persyaratan kerja skala Internasional. Tempat bekerja berubah secara dramatis persis di depan mata kita dengan biaya-biaya semakin meningkat dan laba yang semakin berkurang, perusahaan-perusahaan melakukan “perampingan” (downsizing)” atau dikenal dengan rasionalisasi. Di sisi lain, export tenaga kerja “unskilled” semakin banyak bahkan ada yang illegal. Maka dari itu peningkatan dan pengembangan substansi dan mutu pendidikan; baik regular maupun pendidikan masyarakat (Comunity College), perlu diselenggarakan pada lemdiklat-lemdiklat, sehingga akan dapat mengurangi resiko TKI setelah mereka lebih memenuhi persyaratan kerja. Namun demikian Indonesia masih memiliki peluang untuk bersaing pada industri dengan mengembangkan keahlian, investasi, dan keterampilan sehingga mampu menghasilkan baik tenaga kerja maupun produk berkualitas tinggi dan menjadi pemasok terpercaya Internasional dengan nilai tambah yang lebih besar. Peluang ini mutlak membutuhkan kemitraan Nasional/Internasional untuk menjalin keterserapan tenaga kerja dengan keahlian dan keterampilan kultural yang memiliki daya saing tinggi.
Mekanisasi Pertanian merupakan salah satu Kompetensi Keahlian yang ada di SMK Negeri 1 Mojosongo harus mampu menjawab tantangan global. Untuk itu diperlukan adanya program – program uptodate dan familiar dengan perubahan global. Melalui program-program yang tertuang dalam Program Pengembangan Mekannisasi Pertanian.
Teknologi pertanian sering dipahami sebagai penggunaan mesin-mesin pertanian lapang (mechanization) pada proses produksi pertanian, bahkan sering dipandang sebagai traktorisasi. Pemahaman seperti itu dapat dimaklumi karena introduksi teknologi di bidang pertanian ketika itu diawali dengan gerakan mekanisasi pertanian untuk memacu produksi pangan terutama dengan penerapan traktor seperti percobaan mekanisasi pertanian di Sekon Timor-Timur tahun 1946, pool-pool traktor pada tahun 1958, perusahaan bahan makanan dan pembukaan lahan tahun 1958, serta PN. Mekatani (Mekanisasi Pertanian) tahun 1962.
Mekanisasi Pertanian diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi pertanian yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, bahkan sampai teknologi robotic. Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, produktifitas lahan dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil dan mengurangi beban kerja petani.
Secara umum tujuan Profil Kompetensi Keahlian Mekanisasi Pertanian adalah untuk meningkatan mutu dan mengembangkan pendidikan SMK N 1 Mojosongo serta menjawab tantangan jaman..
Adapun karakteristik/ruang lingkup Kompetensi Keahlian Mekanisasi Pertanian, SMK Negeri 1 Mojosongo adalah sebagai berikut:
Visi Program Keahlian Mekanisasi Pertanian, menghasilkan tamatan yang berkualitas yang dilandasi ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghasilkan produk unggulan ramah lingkungan bidang jasa dan modifikasi yang mampu bersaing ditingkat nasional.
Tujuan Kompetensi Keahlian Mekanisasi Pertanian adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten:
Beberapa produk unggulan pada 5 tahun terakhir ini menjadi andalan di Kompetensi Keahlian Mekanisasi Pertanian adalah sebagai berikut :
Fasilitas yang dimiliki Kompetensi Keahlian MP sejak Kompetensi Keahlian ini berdiri dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :
Kerjasama DU/DI selama ini yang pernah dilakukan antara lain ;
Industri dan Dunia Usaha yang pernah digunakan untuk Prakerin antara lain :
Industri Dunia Usaha yang pernah digunakan untuk pembelajaran di Industri antara lain :
Industri/Dunia Usaha yang pernah digunakan untuk Kunjungan Industri antara lain :
Industri/dunia Usaha yang pernah ikut berperan serta dalam Bedah Kurikulum yaitu :
Bidang Pekerjaan yang bisa dimasuki oleh para tamatan antara lain :
Murshaid, S. PdI
Guru
Widiyanto Adi Suryanto, SP
Guru
Siti Hajar Rahmawati, SP
Guru
Sukadi, SP
Guru
Ponimin
Teknisi