SALAM lestari, cintai alam dan cintai bumi, ini merupakan slogan dari organisasi pecinta alam yang ada di lembaga didikan kejuruan ya terbesar di Kabupaten Boyolali, yaitu SMK Negeri Mojosongo. Siswa Pertani Pecinta Alam (SPATAPALA) merupakan kegiatan siswa non akademik yang ada di Sekolahan khusus bidang pertanian. Adanya wadah organisasi ini akan menampung para siswa untuk bergerak atau peduli terhadap lingkungan, hutan, sungai dalam melestarikan alam disekitarnya.
Banyak aktivitas yang dilakukan oleh SPARTAPALA untuk mendukung kegiatan yang terprogram oleh ekstra ini. Kegiatan yang salalu dilaksanakan setiap amis. Memberikan suatu materi untuk pengembangan untuk siswa.
Ekstrakurikuler ini berdiri pada tahun 1998 yang pertama kali di bina oleh bapak Widiyanto di Suryanto, S.P. Banya kegiatan-kegiatan pecinta alam ini berperan serta dalam pelestariaan lingkungan, pendakian, penanaman pohon. Sehingga para siswa akan lebih dekat dalam mencintai alam di sekitarnya.
SPARTAPALA yang dikuti oleh siswa mempunyai persyaratan khusus untuk menjadi anggo tanya yaitu harus dapat izin dari orang tua, karena dengan adanya izin dari orang tua akan sangat membantu membentuk karekter dari siswa dalam keper-dulian pada alam.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler pecinta alam akan mendidik siswa untuk mengolah mental, cara ber- tahan diri, cara mencari titik (lokasi), persiapan fisik, persediaan komsumsi (Logistik), penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan serta ilmu-ilmu yang men- dalami tentang alam sekitar.
Sekarang SPARTAPALA di bina oleh Bapak Dedy M. Zaenud- din S.Hum dan Ibu Siti Zubaidah, S.Tp. “Akan banyak kegiatan-ke- giatan dari siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler SPARTAPALA, se hingga akan membuat para siswa lebih dekat dengan alam”, ujar ibu pembina, Siti Zubaidah.
Anggota saat seneng dalam mengikuti ekstrakurikuler SPAR- TAPALA karena merupakan ko- moditas pecinta lingkungan yang menumbuhkan rasa cinta alam sekitar. Tidak hanya mencintai alam, kegiatan lainnya sering dilakukan oleh anggota diantara- nya pendakian gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Lawu dan gunung-gunung lainnya. Ser- ta kegiatan bakti sosial, Tapak tilas dan penghijauan lereng gunung.
Dalam kegiatan alam bebas juga mengenal adanya 3 Etika Lingkungan yang seringkali dide ngungkan, kode etik ini dinamakan Etika Lingkungan Hidup Universal, yang isinya sebagai berikut :
Take nothing but picture, Dila- rang mengambil apapun kecuali foto, Leave nothing but footprint, Dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak, Kill noting but time, Dilarang membunuh apapun kec- uali waktu.
“ Ayo, kita galakkan untuk peduli pada lingkungan, dan disaat kita di alam tanam-
kan Etika Lingkungan Hidup Universal se hingga terpatri dalam jiwa kita, jiwa seorang pecinta alam”, ucap bapak pembina yang paling kece, Dedy M. Zaenuddin (*)