Interaksi wilayah dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal balik yang saling berpengaruh antara dua wilayah atau lebih, yang dapat menimbulkan gejala, kenampakan atau permasalahan baru. Interaksi tidak hanya terbatas pada gerak pindah manusianya, melainkan juga menyangkut barang dan informasi yang menyertai tingkah laku manusia. Sebagaimana disebutkan di atas, pola dan kekuatan interaksi antarwilayah sangat dipengaruhi oleh keadaan alam dan sosial daerah bersangkutan, serta kemudahankemudahan yang dapat mempercepat proses hubungan antarwilayah tersebut. Edward Ullman mengemukakan bahwa ada tiga faktor utama yang mendasari atau mempengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah, yaitu sebagai berikut :
Kesempatan berintervensi dapat diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah atau dapat menimbulkan suatu persaingan antarwilayah. Pada contoh gambar di bawah ini, dijelaskan bahwa secara potensial antara wilayah A dan B sangat mungkin terjali hubungan timbal balik, sebab A kelebihan sumber daya X dan kekurangan sumber daya Y, sedangkan keadaan di B sebaliknya. Namun karena kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung telah dipenuhi oleh wilayah C, maka interaksi antara wilayah A dan B menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C berperan sebagai alternatif pengganti suatu sumber daya bagi wilayah A atau wilayah B.
Faktor lainnya yang mempengaruhi pola interaksi antarwilayah ialah adanya kemudahan pemindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, barang, maupun informasi. Adanya kemudahan pemindahan dalam ruang sangat bergantung pada hal-hal berikut:
Jarak mutlak dan relatif antarwilayah;
Biaya angkut atau transport untuk memindahkan manusia, barang, dan informasi dari satu tempat ke tempat lain;
Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antarwilayah, seperti kondisi jalan, relief wilayah, jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi, dan sebagainya.
Adanya hubungan wilayah yang saling melengkapi dimungkinkan karena adanya perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada wilayah yang surplus, sedangkan pada wilayah lainnya kekurangan sumber daya seperti hasil tambang, hutan, pertanian, barang industri, dan sebagainya. Keadaan ini mendorong terjadinya interaksi yang didasarkan saling membutuhkan.
Sumber : wordpress.com
Menurut Charles Colby ( dalam Yusran , 2006 : 41 ) proses berekspansinya serta berubahnya struktur tata guna lahan sebagian besar disebabkan oleh adanya daya sentrifugal dan daya sentripental pada suatu kota . Daya sentrifugal merupakan daya yang mendorong gerak keluarnya dari penduduk dan berbagai usahanya . Sementara gaya sentipetal adalah gerak ke dalam dari penduduk dan berbagai usahanya , sehingga terjadi pemusatan . Faktor penarik (Sentripetal) dan pendorong (Sentrifugal) didasarkan pada perbedaan kondisi geografis dan potensi yang ada di suatu wilayah . Faktor penarik dan pendorong tersebut dapat kamu lihat sebagai berikut :
Cuplikan Vidio Faktor dan Interaksi Desa Kota
Sumber : Wikipedia.org
Sumber : legis.state.pa.us
Sir Issac Newton (1687)
Dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik. Kekuatan gaya tarik menarik ini akan berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut
W.J. Reilly (1929)
Kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan faktor jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut.
Diketahui jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar berjumlah 10.000 jiwa dan Kota Surakarta berjumlah 16.000 jiwa. Jarak kedua wilayah tersebut sebesar 20 Kilometer.
Pertanyaan:
Hitunglah besarnya kekuatan interaksi antara kedua wilayah tersebut!
Memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayahwilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda dalam jumlah dan komposisi penduduknya.
Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. Namun, berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit penduduknya.
Diketahui jumlah penduduk Wilayah A berjumlah 2.000.000 jiwa dan Wilayah B berjumlah 500.000 jiwa. Jarak kedua wilayah tersebut sebesar 60 Kilometer.
Pertanyaan:
Dimana lokasi titik henti antara kedua wilayah tersebut!
K.J. Kansky
Memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah - wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda dalam jumlah dan komposisi penduduknya.
Membandingkan jumlah kota dan jumlah jalan sebagai sarana untuk menghubungkan antar wilayah. Wilayah dengan jaringan rapat akan memiliki interaksi yang lebih kuat.