Distribusi Benih

2016

Penyaluran Kopi 2016.1

Pasokan Benih Kopi Ditambah, Dari Semula 2 Juta Menjadi 5 Juta

Okt 12, 2016

Bandung - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menambah alokasi benih pohon kopi arabika java preanger yang akan dibagikan kepada para petani di Jawa Barat pada tahun 2017. Direncanakan pada tahun depan jumlah pohon yang dibagikan menjadi 5 juta dari sebelumnya 2 juta benih. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, kopi Jabar merupakan salah satu komoditas unggulan di Tatar Priangan. Ditambah lagi prestasi yang sudah diperoleh beberapa waktu lalu semakin menguatkan besarnya potensi kopi di Jawa Barat. “ Tahun depan kami akan tingkatkan menjadi 5 juta benih pohon kopi agar manfaatnya kepada masyarakat juga semakin luas,”ujarnya, di Gedung Pakuan, di Bandung, Senin (10/10/2016).

Disebutkan, setiap benih kopi yang dibagikan bersertifikat sehingga menjadi benih kopi yang unggul, baik dari sisi umur, proses pembuahan, hingga jumlah, dan ukuran buah yang dihasilkan. Tanaman kopi ini sudah bisa dipanen hanya dalam waktu 11 bulan dari waktu normal 3 tahun masa tanam. Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah dan akan membagikan benih kopi unggul kepada para petani hngga 6 juta benih. Pada tahun 2014 lalu dibagikan 1 juta benih kopi kepada 62 kelompok tani di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Sumedang, Garut, Sukabumi, dan Cianjur.

Pada tahun 2015 ini, katanya, disalurkan 2 juta benih kopi kepada 65 kelompok di 11 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Majalengka, Sukabumi, Sumedang, Cianjur, Kuningan, Tasikmalaya, Ciamis dan Subang. Tahun 2016, Pemprov Jawa Barat membagikan hingga 2 juta benih pohon. Targetnya, bantuan benih pohon kopi ini akan menbah luas lahan perekbunan kopi di Jawa Barat hingga 35.486 hektare.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Arief Santosa menyebutkan, di antara unggulan benih dan bibit kopi di Jawa Barat, khusu untuk jenis arabika adalah varietas sigararutang dan lini S 795. Keunggulannya varietas sigararutang lebih cepat, produktivitas tinggi, dan optimal di tanam pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, sedangkan lini S 975 pada ketinggian di bawah 800 meter di atas permukaan laut.

Disebutkan, pengembangan benih dan produksi kopi lainnya, yaitu arabika warna kuning maupun pengembangan kembali kopi jenis robusta dilakukan. Untuk kopi arabika warna kuning memiliki syarat tumbuh sama dengan arabika yang berwarna merah, sedangkan kopi robusta diutamakan pada kawasan memiliki ketinggian lebih rendah, misalnya Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Karawang.

“Tanaman kopi strategis bagi daerah Jawa Barat, bukan hanya berkaitan ekonomi juga berperan sebagai pemulihan lahan kritis untuk mengurangi risiko longsor, banjir, atau kekeringan, pada kawasan-kawasan curam. Penggunaan berbagai benih ungggul , ditunjang menciptakan tanaman yang sehat dan berkualitas, sehingga produksi cepat, produktivitas tinggi, tahan hama dan penyakit serta menghasilkan rasa yang disukai pasar,” ujarnya.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Dinas Perkebunan Jawa Barat, Dede Wahyu mengatakan, penanganan tanaman kopi secara ramah lingkungan menjadi andalan, membuat kopi asal Jawa Barat, semakin diminati konsumen internasional. “Begitu pula pengendalian hama dan penyakit menjadi hal penting, dimana sejauh ini sudah minim serangan penyakit karat daun, walau tetap perlu diwaspadai resiko pada musim hujan panjang seperti tahun 2016 ini,” ujarnya.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat Edisi Rabu, 12 Oktober 2016