Best Practice adalah sebuah karya tulis yang menceritakan pengalaman terbaik dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mampu memperbaiki mutu layanan pendidikan dan pembelajaran.

Best Practice tidak selalu identik dengan langkah yang besar dan "revolusioner" yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan dalam menyelesaikan masalah, tetapi bisa juga melalui sebuah langkah kecil, penerapan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang sederhana, tetapi efektif dan dampaknya terasa oleh sekolah.

Berikut kumpulan Best Practice dan Artikel Pendidikan. 

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN LKPD LIVE WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN MENTAL SISWA PADA PEMBELAJARAN INFORMATIKA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 TURI LAMONGAN

Pada masa pandemi seperti sekarang ini di mana pembelajaran dilakukan secara online diperlukan model dan LKPD yang membantu siswa belajar secara mandiri, namun siswa tetap merasakan kehadiran sosok guru. Untuk itu diperlukan inovasi dari guru agar dapat menyajikan pembelajaran yang interaktif dan bermakna. Salah satu model yang dapat diaplikasikan adalah PBL dimana siswa diberikan suatu masalah kemudian secara kelompok atau mandiri siswa memecahkan masalah tersebut. Untuk mempermudah siswa dalam memecahkan maslah, guru memberikan LKPD menggunakan aplikasi live worksheet dimana siswa tinggal mengetik langsung melalui gawai mereka. Pembelajaran akan berhasil optimal jika siswa secara antusias mengikuti setiap prosesnya, oleh katena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning berbantuan LKPD live worksheet. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 1 Turi Lamongan. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi dan angket. Hasil penelitian ini terdapat peningkatan keaktifan mental belajar siswa rata-rata 71,91% pada siklus I menjadi 86,27% pada siklus 2. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran problem based learning berbantuan LKPD live worksheet dapat meningkatkan keaktifan mental siswa 

Tertib Sistematika Berbantuan Kode dalam Learning Management System (LMS) dengan memanfaatkan Google Sites. 

LATAR BELAKANG SINGKAT DAN TUJUAN

Learning Management System (LMS) atau sistem manajemen pembelajaran, sebuah istilah yang tak asing lagi bagi penggelut dunia Pendidikan baik akademisi maupun praktisi. Terlebih lagi adanya kondisi pandemi COVID-19 yang sedang kita hadapi bersama, pembelajaran yang biasa dilakukan dengan cara bertatap muka di dunia nyata kini beralih ke dunia maya. Tak hayal hal tersebut menggeser kebiasaan pembelajaran yang telah dilakukan berpuluh-puluh tahun dengan kegiatan tatap muka secara langsung di sekolah menjadi pembelajaran berbasis e-learning dimana pendidik dan peserta didik tidak harus berada di tempat yang sama bahkan tidak harus di waktu yang sama pula.

Sebuah perubahan besar yang terjadi dengan cepat dan memaksa setiap elemen Pendidikan baik guru maupun peserta didik untuk menyesuaikannya. Learning Management System (LMS) yang merupakan sistem perangkat lunak pengelola pembelajaran seperti Google Sites,Google Classroom, Microsoft Teams, dan Edmodo dipilih sebagai salah satu jalan keluar atau alternatif yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran tetap dapat berlangsung walupun ditengah ancaman COVID-19 yang mengharuskan adanya social distancing.  Pemilihan LMS tentunya tidak serta merta menyelesaikan segela macam persoalan pembelajaran jarak jauh. Sekolah yang menerapkan pembelajaran jarak jauh dengan bantuan LMS akan mendapati beberapa kendala dalam pelaksanaannya seperti yang telah kami alami yaitu menumpuknya unggahan guru berkaitan dengan materi dan tagihan tugas di LMS sehingga berakibat pada sulitnya mencari materi pembelajaran dan tugas dari guru oleh peserta didik. Kesulitan mencari materi dan tugas yang telah di unggah oleh guru pada LMS bisa menjadi salah satu penyebab peserta didik kita tidak mengerjakan tugas yang telah ditagihkan. Keadaan ini tentunya perlu disikapi dengan bijak oleh guru sebagai pengendali kegiatan pembelajaran pada LMS yang digunakan. Berdasarkan pengalaman yang telah kami uraikan, terdapat hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengatasi persoalan tersebut dengan tertib sistematika unggahan berbatuan kode. Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk membagikan pengalaman baik yang telah kami lakukan dalam pembelajaran menggunakan LMS dengan tertib sistematika unggahan berbatuan kode untuk mengatasi permasalahan tersebut.

PAPARAN PENGALAMAN BAIK

Tertib sistematika unggahan berbantuan kode merupakan hal kecil dan sepela, tetapi kadang kurang diperhatikan oleh guru selaku kreator kegiatan pembelajaran dalam LMS. Bisa kita bayangkan jika dalam satu kelas LMS terdiri dari kurang lebih sebelas sampai dua belas mata pelajaran untuk tingkat SMP dan tiap mata pelajaran guru rutin mengunggah dua sampai tiga unggahan konten baik materi pembelajaran atau tugas dalam seminggu, maka sudah ada delapan unggahan dalam satu bulan untuk satu mata pelajaran dikalikan sebelas mata pelajaran. Otomatis dalam satu kelas LMS kurang lebih ada delapan puluh delapan ungguhan materi atau tugas dari guru kepada peserta didik dalam jangka waktu satu bulan saja coba jika pembelajaran sudah berlangsung selama enam bulan lebih sudah berapa banyak konten yang terunggah di LMS. Betapa pusingnya peserta didik kita mencari konten dalam LMS-nya tanpa ada sistematika judul konten yang jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Sistematika unggahan berbantuan kode yang dapat diterapkan dalam unggahan konten oleh guru cukup sederhana. Berdasarkan apa yang telah kami terapkan dalam pembelajaran menggunakan LMS berupa google sites, sistematika berbantuan kode kami sepakati digunakan dalam penulisan judul konten (materi atau tugas). Sistematika penulisan kode tersebut tentunya harus tertib digunakan oleh guru Ketika mengunggah konten dalam LMS sehingga peserta didik kita akan lebih mudah untuk mencari konten yang dikehendaki.

Hemat kami berdasarkan testimoni peserta didik dengan menggunakan sistematika penulisan judul konten berbantuan kode pada LMS dapat mempermudah pencarian konten yang dikehendaki oleh peserta didik. Selain itu guru juga diuntungkan ketika penagihan tugas pada peserta didik, dimana guru cukup mengatakan kode tugasnya saja dan tidak perlu menjelaskan judul tugas yang terlalu panjang pada peserta didik. Tentunya penulisan kode unggahan konten pada LMS dapat divariasikan sesuai kesepakatan bersama antara guru dan peserta didik dengan menyesuaikan kondisi di sekolah masing-masing.

KESIMPULAN/ RINGKASAN DAN SARAN/ REKOMENDASI

Tertib sistematika unggahan berbantuan kode merupakan hal kecil yang dapat dilakukan oleh guru sebagai kreator konten (materi dan tugas) dalam LMS dengan harapan dapat membantu mempermudah peserta didik untuk mencari konten yang dikehendaki dari tumpukan unggahan konten oleh guru. Sehingga dapat meminimalisir alasan peserta didik yang tidak mengerjakan tugas akibat bingung dan sulitnya mencari materi atau tugas yang harus dikerjakan dari tumpukan unggahan konten di LMS kita. Semoga hal kecil dan sepele yang dapat kami bagikan melalui best practice ini dapat membantu permasalahan yang mungkin sama dihadapi sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh menggunakan LMS.


IMPLEMENTASI PERPADUAN MODEL  PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE “GROUP INVESTIGATION” DAN PEMUTARAN FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA  MATERI KESEBANGUNAN BAGI PESERTA DIDIK KELAS IX-H SMP N 1 TURI LAMONGAN PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020 

Penelitian ini berjudul “Implementasi Perpaduan Model  Pembelajaran Kooperatif  Tipe “Group Investigation” dan Pemutaran Film Dokumenter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Kesebangunan Bagi Peserta Didik  Kelas IX-H SMP Negeri 1 Turi Pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IX-H SMP Negeri 1 Turi Semester I tahun ajaran 2019/2020, dan secara umum bertujuan memberikan  alternatif kepada para guru sebuah Model Pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti berkolaborasi dengan guru matematika SMP Negeri 1 Turi, dan Kepala SMP Negeri 1 Turi, Kabupaten Lamongan.

Penelitian diawali dengan kegiatan observasi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diampu oleh peneliti sejak awal semester I pada Peserta Didik Kelas IX-H SMP Negeri 1 Turi Semester I tahun ajaran 2019/2020, untuk melihat masalah selama kegiatan pembelajaran yang  perlu segera diatasi. Selanjutnya catatan hasil observasi dimantapkan dengan wawancara terhadap siswa, guru matematika kolaborator, wali kelas, dan beberapa guru mapel lain yang mengajar dikelas tersebut untuk menyusun  identifikasi masalah, analisis masalah, memfokuskan masalah,dan merumuskan masalah, serta menentukan indikator  penyelesaian masalah, kemudian peneliti menyusun rencana Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil kegiatan observasi tersebut di atas, maka peneliti merumuskan  masalah sebagai berikut: “Seberapa besar Implementasi  Perpaduan Model Pembelajaran kooperatif Tipe “Group Investigation”  dengan Pemutaran Film Dokumenter Pembelajaran dapat Meningkatkan Hasil belajar Matematika Bagi Peserta Didik Kelas IX-H SMP Negeri 1 Turi Semester  I Tahun Ajaran 2019/2020?”.

Dengan melihat data prasiklus, data hasil penilaian siklus I, data hasil penilaian siklus II,  berturut-turut : Nilai Maksimum = 89, 97, 100. Nilai Minimum: 69, 62, 64. Nilai rata-rata = 79, 77, 90. Ketuntasan Klasikal : 79%, 85%, 88%. Dan data respon peserta didik yang secara umum menyatakan senang terhadap model pembelajaran kooperatif “Group Investigation” terpadu dengan pemutaran film dokumenter,  maka peneliti menarik simpulan  bahwa: Melalui Model Pembelajaran Kooperatif “Group Investigation” Terpadu Dengan Pemutaran Film Dokumenter, Dapat Meningkatkan  Hasil Belajar Matematika Materi Kesebangunan Bagi Peserta Didik Kelas IX-H SMP Negeri 1 Turi Pada Semester I Tahun Ajaran 2019/2020. 

Bagaimana Mengelola Pembelajaran Berdiferensiasi? 

Merdeka belajar bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang bebas dan merdeka bagi setiap siswa, untuk bisa belajar sesuai dengan potensinya masing-masing. Kurikulum merdeka belajar ini nantinya bisa membuat siswa menjadi pembelajar mandiri.

Pada kurikulum merdeka belajar ini, guru tak hanya sebagai pelaksana kurikulum semata. Lebih dari itu, merdeka belajar membuat guru menjadi fasilitator yang membantu mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya.

Salah satu model pembelajaran yang dianggap cocok untuk penerapan kurikulum merdeka belajar ini adalah pembelajaran terdiferensiasi. Artikel ini selanjutnya akan membahas tentang bagaimana mengelola pembelajaran terdiferensiasi.

Apa itu Pembelajaran Terdiferensiasi?

Sebenarnya, apa itu pembelajaran terdiferensiasi? Mengapa pembelajaran terdiferensiasi dianggap sangat cocok dengan kurikulum merdeka belajar ini?

Pembelajaran terdiferensiasi adalah sebuah metode pembelajaran yang memberikan banyak pilihan dalam prosesnya. Mulai dari materi hingga metode pembelajaran.

Pembelajaran terdiferensiasi ini bisa mengakomodasi setiap kebutuhan para siswa. Bagaimana siswa yang memiliki keragaman potensi bisa tetap difasilitasi secara bersama-sama.

Pada metode pembelajaran terdiferensiasi ini, guru memberikan banyak keragaman dalam banyak hal. Mulai dari : (1) beragam sumber belajar, (2) beragam metode pembelajaran yang bisa membantu setiap siswa mengeksplorasi kurikulum, (3) beragam kegiatan belajar yang bisa menggali setiap ide dan potensi siswa, (4) Beragam pilihan asesmen yang bisa membuat siswa menunjukkan beragam hasil belajarnya.

Ciri-ciri Pembelajaran Terdiferensiasi

Pembelajaran terdiferensiasi ini bukan berarti memberikan banyak tugas yang beragam. Ada beberapa ciri-ciri umum dimana sebuah pembelajaran bisa dikatakan sebagai pembelajaran terdiferensiasi.

1. Fokus pada konsep dan prinsip pokok

Pada ciri yang pertama ini, setiap siswa diberikan kebebasan dalam mengeksplorasi konsep dan prinsip pokok pembelajaran sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

Hal ini pada akhirnya akan membuat siswa memiliki konsep yang utuh sesuai dengan pemahamannya dalam mengikuti setiap proses pembelajaran. Dengan begitu, guru bisa semakin terdorong untuk memberikan sumber belajar yang beragam.

2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi oleh kurikulum

Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi dengan memberikan beragam asesmen sesuai dengan kebutuhan siswa.

Evaluasi guru juga dilakukan dengan melihat kondisi masing-masing siswanya. Bila memang masih ada siswa yang ketinggalan pelajaran, guru tidak segan untuk memberikan bimbingan tambahan.

Di satu sisi, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk mengeksplorasi lebih dalam agar memperoleh pengalaman belajar yang lebih menantang, bagi siswa yang memang sudah memahami pelajaran.

3. Pengelompokkan siswa secara fleksibel

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi, guru mengelompokkan siswa secara fleksibel. Artinya, guru merancang pembelajaran dengan mengelompokkan siswa sesuai dengan tingkat kesiapan belajar siswa, minat belajar, gaya belajar hingga kombinasi diantara ketiganya.

Bisa juga guru melakukan pembelajaran klasik dan linear agar bisa menggali setiap ide baru dalam proses belajar dan mengajar di kelas.

4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

Pada pembelajaran terdiferensiasi ini, siswa terlibat aktif dalam proses belajar. siswa tidak hanya pasif menunggu apa yang guru berikan. Melainkan ikut aktif dalam mencari sumber belajarnya sendiri.

Pembelajaran banyak berlangsung dengan cara diskusi dibandingkan ceramah. Diskusi-diskusi inilah yang nantinya bisa memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk menyampaikan gagasannya saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, maka guru bisa melihat bahwa siswanya memiliki potensi masing-masing.

Mengapa Perlu Menerapkan Pembelajaran Terdiferensiasi?

Mengapa pembelajaran terdiferensiasi ini perlu dilakukan? Apa pentingnya menerapkan pembelajaran terdiferensiasi ini?

Pertama, pembelajaran terdiferensiasi ini penting untuk diterapkan sebab guru menyadari bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Adanya pembelajaran terdiferensiasi menjadi solusi yang masuk akal untuk bisa memfasilitasi kebutuhan belajar setiap siswa yang beragam ini.

Kedua, pembelajaran terdiferensiasi ini menjadi metode belajar yang menghargai setiap keunikan siswa. Guru pasti paham, bahwa setiap siswa itu unik. Mereka punya potensinya masing-masing. Bila setiap potensi siswa bisa dikembangkan, maka siswa pun akan mencapai prestasinya masing-masing. Siswa bisa berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Ketiga, pembelajaran terdiferensiasi ini bisa membuat siswa mengetahui beragam sumber belajar dan metode belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Dengan begitu, proses pembelajaran akan semakin menarik karena banyaknya keragaman tersebut.

Keempat, pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan kurikulum merdeka belajar yang saat ini menjadi landasan dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia. Melalui pembelajaran terdiferensiasi ini, siswa akan memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam proses belajar. siswa bisa belajar sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing.

Kelima, pembelajaran terdiferensiasi ini sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Bahwa pada kenyataannya, setiap siswa itu berbeda. Mereka punya potensinya masing-masing. Tentunya hal ini hanya bisa difasilitasi dengan baik melalui penerapan pembelajaran terdiferensiasi ini.

Bagaimana Caranya Mengelola Pembelajaran Terdiferensiasi?

Dengan beberapa alasan penting yang sudah dijelaskan di atas, tentunya sangat penting bagi guru untuk menerapkan pembelajaran terdiferensiasi ini. Lalu, bagaimana cara mengelola pembelajaran terdiferensiasi ini?

Berikut adalah cara mengelola pembelajaran terdiferensiasi :

1. Paham akan konsep pembelajaran terdiferensiasi

Langkah pertama dalam mengelola pembelajaran terdiferensiasi ini adalah guru harus memahami dengan baik konsep dari pembelajaran terdiferensiasi itu. Dengan paham konsepnya, maka akan mudah bagi guru untuk mempraktikkan pembelajaran terdiferensiasi.

2. Mengetahui karakteristik siswa

Langkah kedua yang harus dilakukan oleh guru adalah mengetahui karakteristik siswanya. Guru perlu mencari tahu apa minat belajar, kemampuan belajar dan gaya belajar dari setiap siswanya. Ini menjadi data acuan bagi guru untuk melakukan pembelajaran terdiferensiasi.

3. Membuat materi belajar yang beragam

Mengelola pembelajaran terdiferensiasi bisa dilakukan dengan cara membuat materi belajar yang beragam. Materi belajar yang beragam bisa membuat guru memfasilitasi setiap minat belajar siswa-siswanya.

4. Melakukan model pembelajaran yang beragam

Pada pembelajaran yang terdiferensiasi guru melakukan model pembelajaran yang beragam. Dengan begitu, setiap siswa bisa belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

5. Mengutamakan diskusi saat proses pembelajaran

Pembelajaran terdiferensiasi lebih mengutamakan metode diskusi dibandingkan ceramah. Metode diskusi bisa memancing keaktifan setiap siswa.

6. Membuat asesmen yang beragam

Guru juga perlu membuat asesmen yang beragam untuk mengetahui sejauh mana penerimaan siswa terhadap proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Asesmen yang beragam ini bisa menangkap setiap pemahaman siswa.

7. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

Pembelajaran terdiferensiasi kuncinya adalah pelibatan siswa dalam proses pembelajaran. siswa bisa terlibat aktif, tidak hanya sebagai objek belajar sematan.

Demikian artikel tentang bagaimana cara mengelola pembelajaran terdiferensiasi. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam mengelola pembelajaran terdiferensiasi.


MODEL BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TATAP MUKA TERBATAS DENGAN MEMANFAATKAN AKUN BELAJAR.ID

Secara rinci penjelasan pengaturan empat ruang belajar dalam hybrid learning dengan memanfaatkan akun pembelajaran adalah sebagai berikut :

 

1. TATAP MUKA (live synchronous learning)

 

Tatap muka (live synchronous learning) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan tatap muka dalam waktu (real time) dan tempat yang sama. Sinkron langsung ini dilakukan pada siswa yang mendapatkan giliran tatap muka di sekolah.

2. TATAP MAYA (virtual synchronous learning)

 

Tatap maya (virtual synchronous learning) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan tatap maya dalam waktu yang sama (real time) tetapi tempat berbeda. Sinkron virtual ini dilakukan pada siswa yang mendapatkan giliran belajar dari rumah. Pembelajaran ini dapat dilakukan melalui google meet menggunakan akun pembelajaran  belajar.id. Melalui  google  meet  ini  siswa  dapat berinteraksi secara langsung dengan guru meskipun pada tempat yang berbeda.

3. PERSONAL MANDIRI (self directed asynchronous learning)

 

Personal mandiri (self directed asynchronous learning) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat mengambil inisiatif sendiri untuk menentukan kebutuhan dan tujuan belajar. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin pencari google pada google chrome untuk bereksplorasi mencari berbagai sumber belajar untuk memperkaya pengetahuannya.. Siswa juga dapat menonton berbagai video pembelajaran melalui aplikasi youtube.

4. KOLABORATIF (collaborative asynchronous learning)

 

Kolaboratif (collaborative asynchronous learning) merupakan pembelajaran  yang dilakukan secara bersama dengan orang lain kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran ini dilakukan dengan berdiskusi melalui google chat, google group dan google meet.

 

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil  kesimpulan bahwa pada masa pembelajaran tatap muka terbatas yang akan diselenggarakan oleh seskolah tentunya harus menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai tentunya. Model pembelajaran campuran (blended learning) dengan menggunakan media berbasis teknologi komunikasi dan komunikasi serta didukung dengan adanya akun pembelajaran belajar.id akan sangat membantu dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas.

Membangun Portofolio Digital Untuk Masa Depan Anak 

Pembelajaran digital dan online kian terasa semakin penting setelah muncul pandemi COVID-19 di awal tahun 2020 ini. Sesuai instruksi Presiden dan ditindaklanjuti oleh Kemendikbud terkait himbauan untuk tetap beraktivitas di rumah dan hindari kerumunan, maka sekolah-sekolah dan institusi pendidikan secara nasional diliburkan. Aktivitas pembelajaran dialihkan di rumah masing-masing siswa dan guru dengan menggunakan metode KBM Online.

Penyesuaian pembelajaran akhirnya harus dilakukan baik oleh guru maupun murid, serta juga seluruh elemen pembelajaran. Salah satu elemen pembelajaran yang mendapat pengaruh dari adanya transformasi ini adalah pada tahap penilaian pembelajaran siswa. Guru selain harus bisa mengatur materi pelajaran secara online juga dituntut untuk sekaligus dapat melakukan penilaian secara online.

Berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 atau BSNP khususnya Permendiknas No. 66 tahun 2013, menyatakan bahwa standar penilaian harus sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yaitu objektif, akuntabel, dan informatif. Penilaian pembelajaran sendiri bisa diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar Peserta Didik (Permendikbud No. 66 Tahun 2013).

Jenis penilaian secara garis besar dalam K13 (Kurikulum 13) dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian keterampilan selain berdasarkan praktik juga dinilai dari dokumen portofolio siswa. Lantas apa itu porfofolio dan penilaiannya ? apa manfaat penilaian portofolio? serta bagaimana menyiapkan portofolio digital untuk masa depan anak?.

Portofolio Pembelajaran dan Penilaian Portofolio

Secara umum portofolio dalam pembelajaran merupakan kumpulan hasil karya peserta didik, proyek, maupun catatan mengenai siswa yang didokumentasi secara terpadu. Portofolio dapat berbentuk latihan soal dan tugas yang dikerjakan siswa, maupun laporan karangan atau jurnal yang dibuat setiap siswa. Semua dihimpun dan akan menjadi bagian dari komponen penilaian pembelajaran dan juga menjadi bahan refleksi bagi siswa itu sendiri.

Portofolio sebagai teknik penilaian (penilaian portofolio) dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik, mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Lebih jauh penilaian portofolio juga memuat hasil penilaian prestasi belajar, penghargaan, dan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru di jenjang kelas berikutnya dan juga kepada orang tua sebagai bukti autentik perkembangan anaknya selama mengikuti proses pembelajaran.

Pada praktik pembelajaran, jenis dokumen portofolio yang dipakai tentu sangat beragam, semuanya disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik pembelajaran. Contoh dokumen portofolio yang sering digunakan antara lain:

1.  Lapbook, yaitu buku berukuran besar yang memuat berbagai hasil karya dan produk seni terbaik para siswa seperti lukisan, kerajinan tangan, dan sebagainya.

2.  Album, yang berisi hasil karya digital dalam bentuk foto, video, maupun audio yang dibuat oleh para peserta didik.

3.  Stopmax/Bantex, memuat tugas tugas dikte dan tulisan karangan (catatan, puisi, cerpen, dan sebagainya).

4.  Foto kopi surat piagam atau tanda penghargaan.

5.  Buku Peserta didik, Buku yang berisi panduan dan monitor perkembangan proyek atau hasil kerja para peserta didik yang memuat berbagai item dan kriteria untuk dilengkapi.

Prinsip dan Manfaat Penilaian Portofolio

Secara mendasar prinsip pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio sangat beragam, namun sebagian besar harus mencakup empat pilar pendidikan sebagai landasan yaitu : learning to do, learning to know, learning to be and learning to live together (prinsip pembelajaran yang dicanangkan UNESCO). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pembelajaran peserta didik harus diposisikan sebagai individu yang kreatif, aktif dan mandiri.

Adapun manfaat dari penilaian portofolio adalah :

1). Merupakan penilaian autentik dan terbuka karena hasil belajar siswa dapat dilihat dan di dokumentasi secara berkala dari hasil karya, tugas dan proyek siswa;

2). Dapat memberikan hasil gambaran yang utuh mengenai perkembangan peserta didik, karena mencakup berbagai indikator;

3). Mampu mendorong prestasi dan ketercapaian hasil belajar siswa dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan tertekan;

4). Merupakan penilaian yang bersifat self evaluation sehingga para guru dapat lebih memahami minat dan bakat setiap individu.

Setiap jenis penilaian termasuk penilaian berbasis portofolio tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik para peserta didik, karena itu perlu untuk mengkombinasikan jenis penilaian lain agar memperoleh hasil belajar yang lebih optimal dan autentik.

Menyiapkan Portofolio Digital Untuk Masa Depan Anak

Pembelajaran online saat ini semakin masif diterapkan pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini bertujuan agar sistem pendidikan dan budaya pembelajaran bisa terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Apalagi dengan adanya wabah COVID-19 yang saat ini sedang terjadi di Indonesia dan mengharuskan kegiatan pembelajaran dilakukan secara online di rumah.

Guru harus bisa memberikan materi dan penugasan secara online beserta proses penilaian, termasuk penilaian berbasis portofolio. Lantas bagaimanakah agar portofolio peserta didik dan anak kita bisa dioptimalkan untuk pembelajaran online saat ini dan masa depan?.

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh guru dan orang tua yang ingin mengoptimalkan portofolio peserta didik dan anaknya agar portofolio tersebut bisa fungsional dan memiliki manfaat bagi si anak kedepannya.

 

Dokumentasi dan Arsipkan Semua Hasil Portofolio Anak ke Platform dan Media Penyimpanan Online

Portofolio dalam pembelajaran memiliki beragam jenis, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, portofolio mencakup tugas, hasil karya, karangan, jurnal, dan lainnya yang dikerjakan dan dihasilkan oleh siswa pada periode pembelajaran tertentu. Apabila selama ini portofolio para siswa hanya dihimpun dalam bentuk fisik dan cetak, maka dengan perkembangan di era digital saat ini tentu saja hasil portofolio tersebut dapat dibuat dan disimpan secara online.

Selain untuk urusan kemudahan karena bisa diakses kapanpun dan di mana saja selama ada koneksi internet, portofolio digital juga lebih aman dan tidak akan rusak atau hilang sepanjang mengingat nama akun dan kata sandi. Selain itu tentu saja dengan disimpan secara online, portofolio anak tersebut bisa sebagai bukti autentik mengenai jejak akademik, kinerja, keterampilan, minat, dan prestasi anak tersebut sehingga bisa menjadi salah satu dokumen akademik yang bisa digunakan untuk syarat dan pertimbangan masuk ke jenjang berikutnya.

Agar memudahkan Bapak/Ibu dalam mengelola portofolio digital si anak, berikut kami rekomendasikan beberapa platform dan cara mengoptimalkan portofolio digital anaknya.

Manfaatkan Penyimpanan Awan Gratis (Free Cloud Storage)

Penyimpanan awan merupakan penyimpanan data digital yang memanfaatkan adanya server virtual sebagai media penyimpanan. Penyimpanan cloud tidak membutuhkan perangkat tambahan apapun. Bapak/Ibu hanya membutuhkan akun dan akses internet untuk mengelola data dan file yang tersimpan di dalamnya. Contoh penyimpanan awan yang bisa digunakan secara gratis dan populer selama ini adalah Google Drive, milik Google.

Layanan penyimpanan ini selain menyediakan ruang penyimpanan gratis sebesar 15 GB juga memiliki keunggulan yaitu sudah terintegrasi dengan akun Email dan layanan Google lain seperti, Google Classroom, Google Slide, Google Document, dan lainnya. Proses untuk mengunggah dan menyimpan file ke dalam Google Drive juga terbilang mudah, yaitu Bapak/Ibu terlebih dahulu masuk ke akun Gmail lalu kemudian masuk ke layanan Google Drive.

Pada menu ‘Drive Saya’ silakan Bapak/Ibu buat folder baru dan kemudian isi nama folder dengan berbagai kategori dokumen portofolio anak, misalnya dibagi berdasarkan jenis, seperti lapbook, Album Digital, Stopmax, Surat & Piagam Penghargaan, serta Buku Monitor. Silakan dibuat dan disesuaikan sendiri berdasarkan kebutuhan Bapak/Ibu.

Setelah itu unggah file dan dokumen yang sudah disiapkan sebelumnya ke dalam setiap folder yang sudah dibuat tadi. Kabar baiknya hampir seluruh format file didukung pada layanan ini, sehingga Bapak/Ibu tidak hanya bisa menyimpan file berekstensi doc. dan pdf., melainkan juga format untuk audio, video dan lainnya.

 

Buat Website Pribadi khusus Portofolio

Cara yang satu ini mungkin membutuhkan usaha lebih untuk membuatnya. Karena apabila Bapak/Ibu tidak memiliki keahlian dalam membuat website, berarti harus menggunakan jasa pembuat website. Dengan adanya website, bapak ibu bisa mempublikasi berbagai daftar portofolio maupun berbagai kegiatan dan hasil karya anak/murid. Misalnya anaknya memiliki karya tulisan seperti puisi, cerpen, atau lukisan. Bapak/Ibu bisa menyimpannya di website tersebut.

Sehingga kedepannya apabila dibutuhkan untuk kepentingan akademik atau lainnya, hanya perlu dengan mengakses website tersebut. Selain itu dengan menaruh portofolio dan hasil karya anak secara online, tentu akan bisa dilihat oleh orang lain.

Gunakan Instagram Sebagai Arsip dan Juga Branding

Saat ini banyak media sosial yang populer dan menjadi tempat untuk memperkenalkan produk dan jasa. Ada juga yang hanya sekedar menjadikan media sosial sebagai tempat untuk menyimpan hasil karya atau portofolio. Salah satu media sosial yang cocok dan relevan adalah Instagram.

Selain populer, Instagram juga memiliki tampilan yang minimalis dan interaktif. Bapak/Ibu bisa memanfaatkan platform ini sebagai tempat untuk menyimpan dan mempublikasi portofolio terbaik dari anak, agar bisa dilihat oleh semua orang, atau apabila hanya ingin dilihat oleh orang tertentu, bisa juga diatur menjadi Private Mode. Buatlah tampilan Instagram dengan template desain yang menarik sehingga membuat orang lain tertarik untuk melihat Instagram tersebut.

Memanfaatkan YouTube Untuk Salurkan Kreativitas

Saat ini tidak bisa dipungkiri jika YouTube menjadi saluran yang mainstream dan banyak digandrungi oleh semua kalangan sebagai media berbagi video. YouTube seolah menjadi tren baru yang banyak memberikan perubahan kepada cara orang belajar, memperoleh informasi, dan menyalurkan kreatifitas.

Bagi Bapak/Ibu yang memiliki anak dan siswa yang mempunyai bakat pada bidang seni, komunikasi, dan lainnya, bisa memanfaatkan platform YouTube sebagai tempat yang tepat dalam menyalurkan kreatifitas dan bakat anaknya.

Misalnya anak kita memiliki bakat dalam bermain musik dan bernyanyi. Bapak/Ibu bisa merekam segala aktivitas anaknya ketika bermain musik dan bernyanyi. Apabila anaknya memiliki bakat dalam berbicara dan berdiskusi di depan kamera, Bapak/Ibu juga bisa memfasilitasi anaknya dengan membuat daily vlog terkait aktivitas dan kegiatan sehari-hari si anak terutama ketika dia sedang melakukan kegiatan yang terkait dengan akademik dan pengembangan dirinya, misalnya saat mengikuti pelatihan sepakbola atau kursus masak.

Dengan membuat kanal YouTube untuk anak-anak berarti Bapak/Ibu telah membuka jalan bagi mereka untuk terus berkembang, berkreatifitas dan menginspirasi orang lain.

Optimalkan Layanan Belajar Online Gratis (Educational Technology)

Seiring perkembangan pola dan budaya belajar dari klasik ke arah digital saat ini banyak muncul berbagai platform layanan belajar online. Platform yang muncul ini menyasar berbagai macam segmen dan bidang, selain gratis ada juga yang harus membayar jika ingin mengakses fitur lengkapnya. Salah satu platform pembelajaran online yang menjadi pemain baru namun sudah memiliki fitur yang lengkap adalah kejarcita.id.

Startup teknologi pendidikan yang memiliki visi memberikan kesempatan pendidikan yang merata bagi semua anak Indonesia ini memfokuskan layanan pembelajaran online-Nya untuk jenjang SD-SMA. Memiliki fitur unggulan yaitu kejar kuis, kejar tanya, dan kejar materi. Ada ribuan bank soal sekolah dasar dan jenjang lainnya yang bisa digunakan untuk latihan belajar, ada juga video materi, dan berbagai modul pembelajaran berbentuk worksheet yang bisa diakses dan dicetak secara gratis.

Adapun mata pelajaran yang saat ini tersedia adalah Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Umum. Semua konten dan materi akan terus bertambah kedepannya, jadi jangan ketinggalan kesempatan baik ini untuk mengajak anak dan murid Bapak/Ibu untuk belajar menyenangkan di kejarcita.id.

Menggunakan berbagai fitur yang disediakan kejarcita.id tentu sangat mudah. Bapak/Ibu hanya perlu membuat akun. Dengan membuat akun, segala aktivitas pembelajaran yang dilakukan Bapak/Ibu maupun para siswa/i yang sudah mendaftar akan terekam dan tersimpan dalam database. Hasil belajar anak dalam bentuk Latihan soal, ujian, dan lainnya bisa terdokumentasi dan tercatat pada akun masing-masing, sehingga bisa diakses kapanpun dan di manapun. Hasil Latihan dan ulangan ini tentu bisa menjadi dokumen portofolio digital para siswa/i atau anak Bapak/Ibu.

Dokumen portofolio yang sudah dimiliki oleh anak-anak tentu saja sangat rentan untuk hilang dan rusak, sehingga dengan perkembangan pembelajaran yang serba digital saat ini, sudah saatnya untuk diarsipkan dan dipublikasi secara online, agar bisa diakses kapanpun dan di manapun dengan mudah.

Jadi, jangan sia-siakan segala hasil karya dan pencapaian anak-anak kita, karena dengan kita menyimpan portofolio tersebut secara online, dokumen tersebut bisa digunakan untuk modal bagi anak kita untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya dan kepentingan masa depannya, selain itu juga sekaligus bisa menjadi medium untuk mengidentifikasi bakat dan kreatifitas anak-anak pada bidang yang diminati. 

Tantangan Menjadi Pengajar dalam Mendidik Siswa di Era Digital 

Mendidik siswa di  era digital harus mengikuti perkembangan zaman. Kemajuan teknologi digital sangat memudahkan hidup manusia. Namun ada juga perubahan yang harus diikuti termasuk di bidang pendidikan dan menjadi tantangan menjadi pengajar.  Untuk menjadi semakin go digital, semakin melek teknologi.

Bisa jadi laju murid memahami teknologi jauh lebih cepat daripada pengajar atau guru yang masih harus beradaptasi. Kesulitan menggunakan teknologi harus segera diatasi dengan mengikuti pelatihan yang dibutuhkan.

Pengajar perlu menguasai keterampilan untuk mentransformasi kelasnya menjadi kelas online. Mengubah materi belajar cetak menjadi bentuk konten digital. Selain itu juga perlu mengetahui cara menyesuaikan metode belajarnya sehingga murid bisa terus terhubung dengan baik walau proses belajar mengajar tidak bertatap muka langsung.

Pengajar Perlu Menguasai Keterampilan Digital Dasar

Berikut beberapa keterampilan teknis dasar yang perlu dikuasai oleh pengajar di era digital:

·         Merekam dan mengedit video dan audio

·         Membuat desain gambar digital yang menarik

·         Membuat konten digital visual yang sesuai dengan karakter murid

·         Menggunakan teknologi cloud computing

·         Memanfaatkan learning management system (LMS)

·         Mengoptimalkan media sosial dan aplikasi kirim pesan untuk berkomunikasi

Proses belajar mengajar di era digital, akan lebih mudah jika konten disajikan secara digital. Akan tetapi materi belajar cetak, manual atau bisa disentuh langsung juga masih perlu digunakan.

Misalnya untuk pengajar anak usia dini. Tentu siswanya masih butuh berlatih cara menulis, menggambar,menggunting, mengelem, menggenggam, merobek dan lain sebagainya dengan cara manual. Proses pelatihan keterampilan motorik halus ini tidak bisa diwakilkan 100% secara digital.

Pengajar Mengetahui Platform Digital Online Yang Mudah, Gratis dan Legal

Beruntung sekali saat ini banyak produsen dan provider platform digital dan online yang bisa diakses gratis dan legal. Contohnya aplikasi yang dibuat oleh google. Dengan tag Google Apps For Education (GAFE), kita bisa mengetahui cara memanfaatkan berbagai google apps untuk proses belajar mengajar.

GAFE terdiri dari google search, gmail, google drive, google classroom, google hangout, google keep, google calender, blog dan juga you tube.

Google search adalah mesin pencari. Biasanya orang awam mengira yang dimaksud google hanyalah mesin pencari ini. Yaitu alat untuk mencari segala informasi di internet. Padahal google apps atau aplikasi yang dibuat oleh google beragam macamnya.

Gmail adalah aplikasi berkirim surat atau email. Setiap pengajar atau siswanya yang ingin memanfaatkan GAFE sebaiknya mempunyai akun di gmail yang akan digunakan untuk syarat login ke aplikasi lainnya dengan lebih mudah.

Google drive adalah bentuk teknologi cloud computing atau komputasi awan buatan google. Yaitu alat untuk menyimpan file di “awan”. Google drive terdiri dari banyak apps. Yaitu google doc untuk menulis dokumen. Google slide untuk membuat slide presentasi. Google form untuk membuat formulir online dan bisa digunakan untuk membuat soal latihan (kuis) online bagi murid. Ketiga apps google drive ini yang paling banyak digunakan dalam kelas belajar. Ada apps lainnya yaitu google sheet, goole suite, google drawing, google map dan lain sebagainya yang cukup jarang digunakan.

Google classroom adalah bentuk learning management system (LMS) dari google. LMS ibarat ruang kelas online yang lengkap. Ada lemari penyimpan berkas guru berupa fitur menyimpan silabus. Juga beranda google classroom yang bisa dijadikan guru dan siswanya untuk saling berkomunikasi langsung seperti tampilan beranda di media sosial.

Google hangout bermanfaat untuk video conference. Jadi bisa dimanfaatkan untuk kelas online streaming langsung. Pengajar bisa menunjukkan wajahnya langsung kepada siswa, sehingga tetap terjaga ikatan akrab. Pengajar juga bisa membagikan materi belajar berupa slide, dokumen, atau tutorial online langsung setiap tahap kepada siswa. Untuk bisa memanfaatkan google hangout ini, baik dari pihak pengajar maupun siswa butuh akses internet yang cukup kuat. Sebaiknya dilakukan dengan akses wifi nirkabel. Jika menggunakan kuota paket data dikhawatirkan akan cepat habis dan berhenti sebelum proses belajar selesai. Proses belajar streaming ini bisa direkam selama online dan kelak bisa  diakses kembali secara berulang-ulang. Video rekaman bisa diposting di channel youtube sehingga tidak hilang atau bisa digunakan untuk adik kelas siswa di tahun berikutnya.

Semua konten yang dibuat dengan google drive, google classroom dan lainnya bisa dikumpulkan jadi satu, atau disajikan dengan manis di blog. Blog buatan google ini disebut blog dengan platform blogspot.

Dengan blog, pengajar bisa membuat buku interaktif, jurnal online atau catatan online untuk menampilkan tulisan menjadi materi belajarnya. Pengajar juga bisa memasukkan berbagai tautan sumber belajar untuk siswa. Sekaligus memberikan tautan atau link soal online yang sudah dibuat sebelumnya dengan google form.

Pengajar Fokus Membuat Konten Edukasi

Dengan penguasaan pada tools GAFE saja, pengajar bisa lebih mudah untuk mengajar dan menyampaikan materi belajarnya kepada siswa. Semua apps itu tidak perlu membayar atau gratis dengan batasan memori atau kuota data sebesar 15 GB. Jatah data ini cukup untuk keperluan guru dan kelas, asalkan bisa menyiasati besar data gambar yang disajikan. Untuk menampilkan video, lebih baik di posting terlebih dahulu di You Tube lalu dimasukkan ke dalam tulisan di blog.

Dengan ini, pengajar bisa leluasa untuk tidak terlalu risau harus menguasai banyak sekali teknologi yang tidak akan ada habisnya. Cukup menguasai teknologi dasar dan memusatkan energi dan fokus untuk membuat konten sebagai sumber belajar siswa di sekolah.

Pengajar Terus Belajar Metode Digital Learning

Setelah pengajar menguasai kedua pengetahuan di atas, ada lagi yang perlu untuk dicermati yaitu metode digital learning dan hal terkait lainnya.

Digital learning itu tidak semata-mata hanya mengubah hal yang manual menjadi digital dan mengubah kelas tatap muka menjadi kelas online.  Jika hanya ini yang dipahami, maka guru cuma memindahkan file buku langsung diberikan ke siswa, lalu mereka diminta membaca sendiri.

Hal ini yang mulai muncul di masyarakat dan memberikan kehebohan sendiri. Ini terjadi karena banyak sekolah yang dengan terpaksa, mendadak mengubah kelas menjadi online dikarenakan sesuatu hal. Sementara metode penyampaian kelas online belum diberikan dengan baik.

Untuk memahami cara menyampaikan materi di kelas online dengan baik adalah dimulai dengan mengetahui karakter dari siswa itu sendiri.

Siswa kita adalah generasi Z yang sejak lahir bahkan sejak janin sudah mengenal gadget (gawai) dan melihat screen (layar). Kalau generasi sebelumnya, yaitu generasi boomer, dininabobokan dengan suara dan tampilan televisi. Generasi Z bertemu dengan smartphone dan lagu dari video yang ada di youtube. Anak batita sekarang sudah bisa swipe dan scroll up down menyentuh layar dan memilih video yang mereka inginkan.

Generasi Z juga punya rentang fokus yang sangat pendek. Jauh lebih suka menonton film atau video daripada membaca buku atau teks yang sangat panjang. Nah diingat lagi jika siswa punya karakter seperti ini, diberikan materi ebook buku pelajaran penuh. Ini juga hal yang perlu diperhatikan oleh pengajar dalam mendidik siswa di era digital. 

7 Bahan Ajar yang Bisa Dibuat Menggunakan Aplikasi Canva 

Saat ini teknologi berkembang dengan pesat. Dengan kondisi seperti ini, guru dan siswa tidak memiliki batasan dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Misalnya pada guru, sudah seharusnya setiap guru memanfaatkan teknologi sebagai media dan bahan mengajarnya di kelas. Selain dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, teknologi juga dapat membantu Anda dalam menyiapkan kegiatan belajar dan menerapkan KBM. Salah satu contoh kemajuan teknologi yang saat ini sering dimanfaatkan guru adalah aplikasi Canva, aplikasi desain grafis yang dapat membantu guru dalam membuat bahan ajar. Ada beberapa bahan ajar yang bisa dibuat menggunakan aplikasi Canva yang harus Anda ketahui.

Apa yang dimaksud dengan Canva? Canva adalah aplikasi bertujuan untuk membantu setiap pengguna dalam merancang berbagai jenis desain kreatif secara online. Aplikasi Canva membantu kita untuk mendesain poster, brosur, kartu ucapan, presentasi, cover buku, simbol, dan lain sebagainya. Selain itu, Canva tersedia dalam beberapa versi yaitu dalam versi web, Android dan juga iPhone. Dengan begitu, setiap pengguna yang memiliki teknologi (ponsel, komputer, laptop) dan jaringan internet bisa menggunakan Canva.

Cara Menggunakan Aplikasi Canva

Aplikasi Canva dapat membantu Anda dalam membuat desain dari yang paling sederhana hingga membutuhkan kreativitas yang tinggi sekalipun. Dalam menggunakan aplikasinya, Anda bisa melihat video tutorial dalam menggunakan aplikasi Canva di YouTube atau dengan memperhatikan beberapa penjelasan di bawah ini.

1. Masuk/Sign Up ke Aplikasi Canva

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu dengan memiliki akun Canva. Apabila Anda telah memiliki aplikasi Canva maka Anda bisa langsung sign up atau login. Adapun beberapa pilihan untuk memiliki akun Canva yaitu dengan menggunakan akun Facebook Anda, menggunakan Gmail, atau dengan registrasi dengan cara mengisi data pribadi Anda.

2. Memilih Kebutuhan Anda

Kemudian Anda dihadapkan pada situasi di mana Anda bisa memilih apa yang akan Anda butuhkan pada aplikasi tersebut, misalnya Anda adalah seorang guru, maka Anda membutuhkan Canva untuk desain bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Memilih Jenis Desain yang Diinginkan

Setelah itu Anda bisa memilih layout desain graphic yang Anda inginkan. Aplikasi Canva memiliki banyak sekali jenis graphic dengan berbagai macam layout dengan dimensi yang sudah disesuaikan sebelumnya. Adapun beberapa contoh kategori yang disediakan oleh Canva yaitu social media posts, blogging, e-books, documents, marketing materials, event, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Anda bisa memilih salah satu layout yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

4. Memilih Gambar yang Akan Digunakan

Setelah memilih jenis desain, maka selanjutnya akan terdapat lembar kerja yang berwarna putih yang merupakan wadah atau area desain yang akan Anda buat nantinya. Anda bisa menggunakan template ini sesuka hati Anda dan langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan meng-upload gambar yang akan Anda desain nanti.

5. Membuat Desain

Setelah itu Anda bisa membuat desain sesuai dengan keinginan Anda. Dengan aplikasi ini, Anda bisa menuangkan kreativitas yang Anda miliki.

Dalam aplikasi Canva terdapat banyak sekali fitur-fitur yang bisa membantu Anda dalam membuat desain. Dengan fitur-fitur tersebut, desain gambar yang Anda buat akan jauh lebih menarik.

7 Bahan Ajar yang Bisa Dibuat Menggunakan Aplikasi Canva

Berikut merupakan beberapa bahan ajar yang bisa dibuat menggunakan aplikasi Canva yang harus Anda ketahui.

 

1. Gambar

Gambar merupakan salah satu manfaat yang bisa didapatkan siswa dalam menggunakan aplikasi Canva. Untuk membuat gambar, Anda bisa memanfaatkan template atau jenis desain yang sudah disediakan Canva. Langkah selanjutnya Anda bisa menambahkan teks, efek, atau beberapa tools lain supaya gambar yang Anda hasilkan bisa lebih menarik.

2. Presentasi

Selain itu, Canva bisa membantu Anda dalam membuat presentasi. Maksud dari membuat presentasi, Anda bisa memanfaatkan desain dan template yang disediakan. Selanjutnya Anda bisa menambahkan transisi dari bahan presentasi yang telah dibuat lewat aplikasi Power Point. Untuk membuat presentasi yang menarik dengan menggunakan Canva, Anda bisa menonton video tutorial yang terdapat di YouTube.

3. Video

Hal lain yang bisa Anda lakukan yaitu membuat video pembelajaran. Adapun beberapa contoh video pembelajaran menarik yang bisa Anda cari di YouTube sebagai referensi dalam membuat video pembelajaran. Dalam membuat video pembelajaran, perhatikan durasi video, kepadatan isi materi yang dijelaskan dalam video dan kreativitas guru dalam membuat video pembelajaran yang menarik.

4. E-book

Selain itu, Anda bisa memanfaatkan Canva dalam membuat desain cover e-book. Untuk membuat desain tersebut, Anda bisa memilih kategori desain sampul dan perhatikan gambar yang akan Anda gunakan dan teksnya. Dengan begitu, cover e-book yang ingin Anda buat telah selesai. Apabila Anda ingin membuat cover yang menarik, Anda bisa mencari beberapa referensi cover buku yang sesuai dengan keinginan Anda. Selain itu, Anda juga memastikan bahwa gambar yang akan digunakan dalam membuat cover harus gratis dan tidak mencuri hak cipta gambar, karena Anda akan terlibat masalah jika tidak memperhatikan kepemilikan hak cipta.

5. Modul

Bahan ajar lain yang bisa dibuat dengan menggunakan Canva yaitu membuat modul. Adapun pengertian dari modul yaitu suatu bahan ajar yang disusun sistematis dan menarik serta bisa mencakup isi materi pembelajaran, metode belajar yang digunakan, dan evaluasi belajar. Dengan menggunakan aplikasi Canva, modul yang akan Anda buat jauh lebih menarik. Untuk membuat modul dengan bantuan aplikasi Canva, Anda bisa menonton beberapa referensi video tutorial yang terdapat pada YouTube.

6. Brosur

Brosur tidak hanya berisi iklan saja, tetapi brosur juga bisa dijadikan sebagai bahan ajar praktis yang sederhana tetapi menarik perhatian siswa. Oleh karena itu, Anda memerlukan Canva dalam membuat desain brosur. Pastikan bahwa desain dan gambar yang Anda gunakan menarik, simpel dan tidak berlebihan. Karena jika Anda terlalu berlebihan dalam membuat brosur, Anda dapat menurunkan maksud atau isi dari brosur tersebut.

7. Leaflet

Contoh bahan ajar lain yang bisa Anda buat dengan menggunakan Canva yaitu leaflet. Adapun pengertian dari leaflet yaitu bahan ajar cetak yang hampir mirip dengan brosur. Hal yang membedakan leaflet dengan brosur yaitu adanya lipatan dan penjelasan yang terdapat pada leaflet lebih detail dan lengkap. Dengan menggunakan Canva, leaflet yang akan Anda buat lebih kreatif karena banyaknya macam template dan jenis desain yang disediakan.

Demikianlah penjelasan mengenai aplikasi Canva dan kegunaan Canva dalam membuat beberapa bahan ajar yang bisa dibuat menggunakan aplikasi Canva yang harus Anda ketahui. Dalam membuat bahan ajar, Anda harus memastikan bahwa materi yang akan disampaikan tidak terlalu lebar, tetapi cukup jelas dan mudah dimengerti siswa.

Selain itu, Anda juga harus memerhatikan proses kegiatan belajar dan metode belajar yang akan Anda gunakan dalam menggunakan bahan belajar tersebut, supaya hasil yang dihasilkan bisa lebih maksimal. Dengan begitu tujuan pembelajaran bisa tercapai dan kemampuan akademik siswa bisa meningkat. 

“Pemanfaatan Google Classroom 

Sebagai Media Pembelajaran Kelas Digital Di SMP Negeri 1 Turi”

 “Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Kelas Digital Di SMP Negeri 1 Turi”, meliputi pemberian materi ajar, penugasan, kuis, poling, maupun bentuk penilaian, sehingga kita dapat melaksanakan kelas digital yang dapat kita desain sebagaimana pembelajaran di sekolah.  Disamping itu google classroom juga bisa dimanfaatkan  bagi  guru  yang mempunyai kelas maya (kelas digital) atau diterapkan pada kelas nyata, karena dengan menggunakan google classroom guru bias member materi dalam bentuk presentasi ataupun video dan juga bisa dihubungkan kesitus-situs yang bermanfaat bagi siswa. Selain itu guru tidak lagi kesulitan dalam memberikan tugas atau kuis yang bisa dilaksanakan dimana saja, kapan saja asalkan siswa tersebut terhubung dengan akses internet. 

Mudahnya Membuat LKS Interaktif Dengan Live Worksheet 

 Berbagai aplikasi yang biasanya digunakan oleh guru untuk melakukan penilaian adalah google form dan quizizz. Kedua aplikasi tersebut dinilai sangat efektif untuk dimanfaatkan dalam penilaian. Siswa juga sudah terbiasa mengerjakan latihan atau ulangan melalui google form atau quizizz.

Akhir - akhir ini, beranda media sosial saya diramaikan oleh postingan terkait pemanfaatan model LKS interaktif. Saya pun bertanya - tanya, apa itu LKS interaktif ?

Pengertian LKS Interaktif

Depdiknas (Darusman, 2008:17) menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat memperluas serta memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.

Sedangkan LKS interaktif merupakan jenis LKS yang dibuat, dikembangkan, dan dijalankan dengan bantuan sistem komputer dan dukungan internet.

Karakteristik LKS Interaktif

Sebagai bahan perbandingan dengan LKS konvensional, LKS interaktif mempunyai beberapa karakteristik, yaitu :

1.    Penyajian materi bukan dalam bentuk deskripsi. Melainkan langsung berupa pertanyaan yang bertujuan agar siswa mengkonstruk pemahamannya sendiri.

2.    Disajikan dalam bentuk interaktif dengan sistem operasi tertentu. Siswa dapat memasukkan jawaban dengan cara mengklik sebuah pilihan jawaban atau dengan mengetik jawabannya pada kolom yang disediakan.

3.    Memungkinkan umpan balik secara langsung. Biasanya untuk jenis LKS interaktif ini, sistem yang digunakan sudah dapat menentukan skor untuk setiap jawaban dan dapat ditampilkan secara langsung di websitenya.  Hal ini dapat menjadi sebuah umpan balik bagi siswa dan guru.

4.    Penekanan isi LKS adalah pada konsep materi yang akan disampaikan, bukan pada banyaknya soal.

5.    Tampilannya lebih menarik, karena bisa disisipkan video, audio, dan animasi.

Manfaat LKS Interaktif

LKS Interaktif sangat bermanfaat jika digunakan dalam penilaian di masa pandemi. Berikut ini adalah manfaat penggunaan LKS interaktif, yaitu :

·       Bagi Guru : LKS interaktif bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas guru, terutama untuk menyajikan model penilaian yang menarik bagi siswa. Selain itu, memudahkan guru untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran, khususnya jika digunakan sebagai instrumen dalam pre test. Manfaat lainnya, LKS interaktif juga mengurangi beban guru untuk mengoreksi / memberikan umpan balik pada siswa dengan adanya sistem pemberian umpan balik langsung.

·       Bagi Siswa : LKS interaktif bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) siswa, menumbuhkan sikap mandiri, rasa ingin tahu, dan disiplin, selain itu, LKS interaktif juga bermanfaat untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar karena tampilannya yang menarik dan interaktif.

Cara Mudah Membuat LKS Interaktif

Setelah kita mengetahui pengertian LKS interaktif, karakteristiknya, dan manfaat LKS interaktif, pasti kita juga ingin mencoba membuat LKS interaktif ini.

Bagaimana cara mudah untuk membuat LKS interaktif ?

Caranya adalah dengan menggunakan live worksheet yang dapat diakses di alamat https://www.liveworksheets.com/

Langkah - langkah membuat LKS interaktif di Live Worksheet :

1.    Ketik https://www.liveworksheets.com/ di browser Anda.

2.    Klik Teacher Access di bagian kanan atas lalu klik register / daftar

3.    Lengkapi isian formulir registernya sesuai data Anda.  Kemudian klik register                                 

4.    Masuk ke email yang Anda daftarkan tadi dan buka email masuk dari Live Worksheet.            Klik link aktivasinya.                                                                                      

5.    Masuk ke alamat https://www.liveworksheets.com/ lagi dan klik teacher access lalu masukkan alamat email / username dan passwordnya. Kemudian klik tulisan "enter".

6.    Ubah setting pilihan bahasa menjadi Bahasa Indonesia di bagian kanan atas

7.    Klik make interactive worksheet pada bagian menu lalu klik get started

8.    Upload LKS yang kita buat seperti biasa di microsoft word. Tapi sebelum upload harus ubah menjadi pdf atau jpg. Ukuran file maks. 5 MB.

9.    Modifikasi LKS yang kita upload dengan format interaktif. Anda dapat melihat video tutorial yang disediakan di website Live Worksheet. Namun, untuk contoh, saya akan bagikan modifikasi LKS sesuai LKS interaktif yang saya buat, yaitu : bentuk soal pilihan ganda dan menjodohkan. Untuk soal pilihan ganda, pakai rumus "select:yes" diletakkan pada kotak pilihan yang benar dan "select:no" pada pilihan yang salah. Sedangkan pada soal menjodohkan pakai rumus "join:1", "join:2", "join:3", dst. Sesuai dengan jumlah soal.                                          

10. Jika sudah selesai, kita bisa meninjau LKS interaktif kita dengan klik preview yang ada di bagian atas. Kemudian menyimpan LKS ini. Akan ada 2 pilihan untuk menyimpannya yaitu menyimpan dan membagikan LKS ini untuk umum, atau hanya untuk disimpan dan digunakan oleh siswa kita. Jika kita ingin menyimpan dan membagikannya untuk umum, kita diminta melengkapi data terkait mata pelajaran, topik materi, kelas, perkiraan usia, dan jenis LKS.

11. Jika kita ingin menyematkan LKS interaktif ini di blog kita, maka kita dapat menyalin kode html yang disediakan oleh live worksheet. Kemudian menempelkannya / paste di area menulis pada blog kita.

Sumber : 

https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/8/jhptump-a-ekoriskiya-400-2-babii.pdf