Asesmen

Mengenal Asesmen (Peniaian) Kurikulum Sekolah Penggerak

Pada postingan ini saya akan berbagi untuk sama-sama mengenal tentang Asesmen pada Kurikulum Sekolah Penggerak. Bila pada kurikulum 2013 kita menggunakan istilah penilaian, maka pada kurikulum sekolah penggerak kita gunakan istilah Asesmen.


Istilah Asesmen ini akan digunakan dalam Kurikulum yang akan berlaku secara nasional, menggantikan kurikulum 2013. Saat ini kurikulum masih dalam bentuk prototype, dan agar lebih mudah dalam penyebutan maka dinamakan/disebut Kurikulum Sekolah Penggerak.

Selanjutnya muncul istilah yand dinamakan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan. Kurikulum operasional di satuan pendidikan memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU Sisdiknas/2003). Pemerintah pusat menetapkan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang menjadi acuan untuk pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan.

Baiklah tanpa panjang lebar berikut adalah tentang Asesmen (Penilaian) Kurikulum Sekolah Penggerak yang kami rangkumkan dari beberapa teks modul yang mengikuti Program Sekolah Penggerak.

Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif

Ada dua jenis Asesmen pada kurikulum sekolah penggerak yaitu Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif.

Asesmen adalah hal yang tidak terpisahkan dari pembelajaran. Asesmen dipahami sebagai bentuk kegiatan penilaian yang memiliki jenis dan tujuan yang berbeda-beda. 

Asesmen formatif adalah berbagai macam metode yang dipakai oleh guru untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik, kebutuhan belajarnya, dan kemajuan akademiknya ketika proses pembelajaran untuk unit atau pelajaran tertentu berlangsung. 

Sedangkan asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pembelajaran peserta didik, pemerolehan pengetahuan dan kemampuan, serta pencapaian akademik di akhir periode pembelajaran tertentu, seperti akhir dari unit, semester, atau tahun ajaran. Prinsip asesmen ini berlaku untuk semua jenis asesmen


1. Apa saja prinsip-prinsip Asesmen?

Ada lima macam prinsip-prinsip Asesmen antara lain:


2. Prinsip-prinsip Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua dalam prinsip-prinsip Asesmen?

3. Prinsip-prinsip Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan dalam prinsip-prinsip Asesmen?


4. Bagaimana Asesmen dirancang secara adil, valid, dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya dalam prinsip-prinsip Asesmen?

5. Bagaimana Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan dalam prinsip-prinsip Asesmen?

Guru diberikan otonomi yang luas dalam merencanakan dan menggunakan jenis dan teknik asesmen dengan mempertimbangkan: Karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian pembelajaran, Tujuan pembelajaran, dan Sumber daya pendukung yang tersedia


6. Bagaimana laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran dalam prinsipprinsip Asesmen?

Hasil penilaian memberikan makna yang relatif sama untuk semua mata pelajaran (misalnya nilai 100 bermakna sama antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya). Laporan kemajuan belajar mengacu pada ketercapaian kompetensi berdasarkan hasil asesmen formatif dan sumatif.

Asesmen mudah dipahami dan memberikan informasi yang utuh bagi orang tua, asesmen juga harus menjawab kebutuhan peserta didik akan umpan balik yang memotivasi untuk mengembangkan diri. Asesmen mudah dilakukan oleh Guru

7. Apa keterkaitan Asesmen dengan Prinsip Pembelajaran? Keterkaitan Asesmen dengan prinsip pembelajaran antara lain:

8. Bagaimana pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan perkembangan mereka dalam keterkaitan Asesmen dengan Prinsip Pembelajaran?

9. Bagaimana Asesmen dalam Modul Ajar?

Asesmen digunakan untuk mengukur capaian pembelajaran di akhir kegiatan. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengantujuan pembelajaran yang ditetapkan.


10. Apa saja jenis-jenis Asesmen dalam Modul Ajar?

Jenis asesmen:

11. Apa saja bentuk-bentuk Asesmen dalam Modul Ajar?

Bentuk-bentuk asesmen yang bisa dilakukan:


12. Apa saja konsep Asesmen Formatif?

Konsep Asesmen formatif diantaranya:


13. Apa saja konsep Asesmen Sumatif?

Konsep Asesmen sumatif diantaranya:


14. Apa fungsi Asesmen Formatif?

Fungsi Asesmen formatif diantaranya:


15. Apa fungsi Asesmen Sumatif?

Fungsi Asesmen sumatif diantaranya:


16. Apa penekanan fungsi Asesmen Formatif dan Sumatif?

Penekanan fungsi Asesmen formatif dan sumatif diantaranya:


17. Apa fungsi Membangun Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif ?

Fungsi membangun keseimbangan asesmen formatif dan sumatif asesmen formatif dan sumatif diantaranya:

a. Jumlah asesmen formatif sebaiknya lebih banyak dari jumlah asesmen sumatif.

b. Jelaskan tujuan asesmen formatif adalah untuk perbaikan dan pengembangan diri. Asesmen formatif dapat membantu mereka mendapatkan nilai yang lebih baik dalam asesmen sumatif di akhir, juga untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.

c. Bangun keterkaitan antara asesmen sumatif dan formatif. Dengan merancang asesmen formatif yang berkontribusi pada tugas sumatif dapat menurunkan beban kerja murid dan memperjelas relevansi tugas formatif.

18. Apa fungsi Mengapa Keseimbangan Asesmen Formatif dan Sumatif penting?

Fungsi mengapa keseimbangan asesmen formatif dan sumatif penting asesmen formatif dan sumatif diantaranya:

a. Mengubah paradigma belajar yang menitikberatkan pada nilai menjadi belajar yang menitikberatkan pada proses.

b. Jika ketergantungan pada asesmen sumatif masih terjadi dengan umpan balik yang sedikit, maka dapat menghambat proses murid untuk “mengalami pengetahuan”.

19. Apa saja bentuk-bentuk Tes Lisan Asesmen Formatif dan Sumatif?

Bentuk-bentuk tes lisan asesmen formatif dan sumatif diantaranya:

a. Diskusi kelas

1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid di depan publik dan mengemukakan pendapat.

2) Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis.

b. Produk

1) Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama), produk digital, produk seni, dll.

2) Mengembangkan kreativitas.

3) Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa.

c. Drama

1) Mengembangkan kemampuan seni peran dan berkomunikasi murid.

2) Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis murid.

d. Presentasi

1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.

2) Mendorong murid untuk memahami topik presentasi dengan mendalam

e. Tes lisan

1) Kuis tanya jawab secara lisan.

2) Mengonfirmasi pemahaman murid.

3) Menerapkan umpan balik.

 

20. Apa saja bentuk-bentuk Tes Tertulis Asesmen Formatif dan Sumatif?

Bentuk-bentuk tes tertulis asesmen formatif dan sumatif diantaranya:

a. Refleksi

1) Melatih murid untuk berperan aktif dalam mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan memikirkan bagaimana cara mereka dapat memperbaiki diri.

2) Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi lain proses pembelajaran murid.

b. Esai

1) Mengasah keterampilan menulis akademis murid, seperti mengembangkan argumen, menyajikan bukti, mencari sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan menggunakan referensi dengan tepat.

2) Mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis murid.

c. Jurnal

1) Melatih kemampuan murid untuk mengorganisasi dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.

2) Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang formal sehingga memberikan murid kebebasan berpikir kreatif.

3) Menjadi alat untuk murid merefleksikan perkembangan mereka secara berkesinambungan.

d. Poster

Mendorong kemampuan murid untuk mengeksplorasi topik dan mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan cara semenarik mungkin.

e. Tes tertulis

1) Kuis pilihan ganda

2) Kuis pertanyaan

3) Menerapkan umpan balik


21. Mengapa umpan balik itu penting?

Umpan balik merupakan kumpulan informasi mengenai bagaimana seseorang melakukan suatu kegiatan. Umpan balik biasanya berisi hal baik yang sudah dilakukan, hal yang butuh perbaikan dan hal yang bisa dikembangkan untuk aktivitas selanjutnya.

Umpan balik itu penting dikarenakan:

a. Bagi guru

Memberi informasi perkembangan murid untuk memodifikasi pengajaran dan pembelajaran di masa depan.

b. Bagi murid

1) Membantu murid untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka sehingga murid dapat mengatur dan merasa berperan dalam proses pembelajaran mereka.

2) Memberikan umpan balik kepada sesama teman juga memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar dari satu sama lain.


Demikianlah yang bisa kami share tentang  Mengenal Asesmen atau penilian pada Kurikulum Sekolah Penggerak.

Adapun pedoman ataupun petunjuk teknis Asesmen Kurikulum Sekolah Penggerak yang akan lebih rinci menjelaskan bagimana format-format asesmen dan format raport kuikulum sekolah penggerak, sampai saat tulisan ini dibuat kami belum menemukannya.

Semoga bermafaat, dan terima kasih.

Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka, Jenis, & Tujuannya

Apa Itu Asesmen Diagnostik, Jenis, dan Tujuannya 

Harapannya, dengan asesmen ini, guru bisa mencari tahu apa penyebab kelemahan-kelemahan tersebut. Setelah dilakukan asesmen diagnostik, langkah selanjutnya adalah menggunakan hasil diagnostik tersebut sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut yang berupa perlakuan yang tepat sesuai dengan kelemahan peserta didik. Asesmen diagnostik secara umum bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar dan kondisi awal siswa ketika memulai masa pembelajaran.

 Asesmen diagnostik dibagi lagi menjadi dua yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan kognitif. 

Berikut adalah masing-masing penjelasannya. 

Asesmen Diagnostik Non-kognitif: Tujuan dan Contohnya Tujuan Asesmen Diagnostik Non-kognitif Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah Mengetahui kondisi keluarga siswa Mengetahui latar belakang pergaulan siswa Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa Contoh Penerapan Asesmen Diagnostik Non-kognitif Asesmen diagnostik non-kognitif dapat dilakukan dengan meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah dan menjelaskan aktivitasnya lewat bercerita, menulis, atau menggambar. Setelah itu, lakukan tindakan lanjutan dengan mengidentifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif yang ditemukan, mengomunikasikan dengan siswa serta orang tua bila perlu. Ulangi penerapan asesmen non-kognitif ini pada awal pembelajaran. 

Asesmen Diagnostik: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Pengertian Asesmen Diagnostik Kognitif Asesmen diagnostik bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa terhadap sebuah topik atau mata pelajaran. Guru melakukan asesmen ini untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum. Asesmen ini dapat dilakukan secara rutin atau berkala. 

Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata 

Contoh Penerapan Asesmen Diagnostik Kognitif Asesmen diagnostik kognitif dapat dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik pembelajaran. Namun, sebelum itu lakukan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan Kemendikbud. 

Kemudian, susun pertanyaan sederhana, seperti: 

2 pertanyaan sesuai kelasnya dengan topik capaian pembelajaran baru 

6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah 

2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah 

Setelah itu, lakukan pengolahan hasil asesmen dengan memberi penilaian dengan beberapa kategori seperti "Paham keseluruhan", "Paham sebagian", dan "Tidak paham". Kemudian hitung rata-rata kelas dan bagi siswa ke dalam 3 kelompok yaitu siswa dengan nilai rata-rata, di bawah rata-rata dan di atas rata-rata. Kelompok siswa dengan nilai rata-rata akan mengikuti pelajaran sesuai dengan fasenya. Kelompok siswa di bawah rata-rata akan mengikuti pembelajaran serta pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi. Kemudian kelompok siswa di atas rata-rata akan mengikuti pembelajaran disertai dengan pengayaan. Proses diagnosis kognitif ini akan diulangi dalam waktu berkala agar bisa menyesuaikan kondisi kognitif murid dari waktu ke waktu.