Fitur
Fitur
Berita Terkini
Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri) bersama Balai P2SDM Wilayah IV mengajak siswa SMK Kehutanan Negeri (SMKKN) Kadipaten dalam praktik produksi minyak kayu putih melalui program Forest Venture Class ke-4, Sabtu (27/9).
Kegiatan yang diikuti 53 siswa ini merupakan bagian dari Forest Move Club, sebuah program ekstrakurikuler berbasis kehutanan yang dirancang untuk membekali generasi muda dengan keterampilan praktis, pengetahuan pengelolaan hasil hutan bukan kayu, serta wawasan kewirausahaan berkelanjutan.
Pada kesempatan ini, siswa diajak untuk mempraktikkan proses minyak kayu putih, mulai dari pemanenan daun hingga proses penyulingan dengan metode distilasi uap. Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada siswa mengenai bagaimana hasil hutan bukan kayu dapat dikelola secara berkelanjutan sekaligus membuka peluang usaha di bidang kewirausahaan kehutanan.
“Rangkaian kegiatan dimulai dari panen, pembersihan, pencacahan, hingga distilasi uap untuk menghasilkan minyak atsiri murni,” jelas fasilitator kegiatan, Asep Masturin.
Proses pembelajaran dilakukan secara langsung, dimulai dari pemanenan daun kayu putih di KPH Cibenda, kemudian dilanjutkan dengan tahap penyulingan di Kampus Balai P2SDM Wilayah IV Kadipaten.
Dalam praktik tersebut, siswa juga diajarkan keterampilan teknis, seperti menjaga suhu penyulingan, mengenali karakteristik minyak kayu putih, hingga teknik penyimpanan agar kualitas tetap terjaga. Lebih dari sekadar praktik ilmiah, kegiatan ini juga menanamkan nilai kewirausahaan, mengingat minyak kayu putih berpotensi dikembangkan menjadi berbagai produk kesehatan maupun aromaterapi.
“Program ini bukan hanya teori, melainkan praktik langsung yang menjadi bekal kemandirian dan wirausaha siswa,” tambah Asep.
Kadipaten, Kemenhut, 27 September 2025
Sumber:
BP2SDM Kemenhut
Penanggung Jawab Berita:
Kepala Biro Hubungan Masyrakat Dan Kerja Sama Luar Negeri,
Krisdianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D.
Bestari Rimba: Forest Explorer dan Citizen Science untuk Generasi Muda
SIARAN PERS
Nomor: SP.215/HUMAS/PP/HMS.3/9/2025
Sebanyak 81 (delapan puluh satu) siswa/i SMA/SMK dan mahasiswa dari berbagai sekolah serta perguruan tinggi di Majalengka mengikuti kegiatan Belajar Lestari dari Rimbawan atau Bestari Rimba dengan tema "Forest Explorer – Citizen Science untuk Generasi Muda" di KHDTK Sawala Mandapa, Majalengka, Jawa Barat (24/09/2025). Kegiatan ini digagas oleh Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri) yang bekerja sama dengan Balai P2SDM Wilayah IV Kadipaten.
Kepala Pusgenri, Luckmi Purwandari menyampaikan bahwa melalui kegiatan ini, generasi muda tidak hanya diperkenalkan pada nilai penting hutan, tetapi juga dilibatkan langsung dalam proses citizen science atau ilmu pengetahuan partisipatif. Mereka diajak menjadi masyarakat peneliti dengan mengamati, mencatat, dan melaporkan kondisi hutan secara sederhana.
“Melalui pendekatan citizen science, adik-adik tidak hanya diajak untuk mencintai alam, tetapi juga diberikan kesempatan berharga untuk berperan sebagai peneliti hutan muda. Inilah modal utama dalam melahirkan para forest guardian atau penjaga hutan yang berdedikasi di masa depan,” ujar Luckmi Purwandari.
Dalam sesi edukasi bertema Citizen Science: Peran Generasi Muda dalam Menjaga Hutan dan Mendukung FOLU Net Sink 2030, Kepala Seksi Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Halu Oleo menegaskan bahwa partisipasi masyarakat dalam ilmu pengetahuan bukanlah hal baru, namun kini semakin penting untuk menjawab tantangan zaman.
“Citizen science memberi ruang bagi siapa saja untuk terlibat dalam pengamatan flora, fauna, kualitas lingkungan, hingga ekologi hutan di sekitar mereka. Dari pengamatan sederhana inilah lahir data yang berharga untuk kebijakan pelestarian alam,” ujarnya.
Usai sesi edukasi, peserta dibagi ke dalam 7 (tujuh) kelompok untuk berkeliling ke empat pos tematik Forest Explorer dengan pendekatan learning by doing. Pada pos 1 Biodiversity Treasure Hunt, peserta diajak mengenal dan mencatat temuan keragaman flora dan fauna di KHDTK Sawala Mandapa. Pada pos 2 Eco-Services in Action, peserta melakukan simulasi peran hutan dalam siklus air, jasa lingkungan, serta kaitannya dengan hutan sebagai carbon sink. Pada pos 3 Forest Healers, peserta melakukan praktik pembibitan, mempelajari perbedaan rehabilitasi dan restorasi hutan, serta peran generasi muda dalam pemulihan hutan. Pada pos terakhir Citizen Science Challenge – peserta diajak mengenali jenis pohon dengan identifikasi morfologi.
Bestari Rimba tidak hanya menjadi ruang belajar interaktif, tetapi juga wadah menumbuhkan jiwa generasi muda sebagai pelestari hutan. Dengan pengalaman langsung di lapangan, wawasan dari para rimbawan, serta semangat citizen science, para peserta diharapkan dapat membawa pulang inspirasi dan mengubahnya menjadi aksi nyata di lingkungan masing-masing. Kegiatan ini menunjukkan bahwa melestarikan hutan bukanlah tanggung jawab segelintir orang, melainkan gerakan bersama yang dimulai dari langkah kecil anak-anak muda hari ini.(*)
Kadipaten, Kemenhut, 24 September 2025
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto, S.Hut., M.Sc., Ph.D.
Dukung Pengembangan SDM Kehutanan Siap Kerja, Kementerian Kehutanan Luncurkan “Forest Move Club”
SIARAN PERS
Nomor: SP. 189/HUMAS/PP/HMS.3/9/2025
Kementerian Kehutanan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) meluncurkan pilot project ekstrakurikuler “Forest Move Club” di SMK Kehutanan Negeri (SMKKN) Kadipaten, Rabu (3/9/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 106 siswa kelas XI SMKKN Kadipaten yang terbagi ke dalam 2 (dua) pilihan ekstrakurikuler: Morphosis Class (Bina Cinta Alam) dengan fokus konservasi hutan dan sumber daya air, serta Venture Class (Kewirausahaan Kreatif Kehutanan) dengan fokus pada inovasi usaha berbasis hasil hutan bukan kayu, seperti produksi minyak atsiri dan silase pakan ternak.
Forest Move Club dirancang oleh Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan (Pusgenri) sebagai wadah pembinaan generasi muda rimbawan yang unggul, peduli lingkungan, serta siap berkarya di sektor kehutanan. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya dibekali pengetahuan konservasi dan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan kepemimpinan, kerja sama tim, literasi digital, serta kewirausahaan hijau.
Program ini selaras dengan komitmen Indonesia mencapai Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, di mana sektor kehutanan diharapkan mampu menyerap lebih banyak emisi karbon daripada yang dilepaskan. Forest Move Club berada dalam kerangka RBC (Reduction Based on Contribution) 2 dan 3, yang menekankan kontribusi nyata kegiatan generasi muda dalam mendukung penurunan emisi dan pengelolaan hutan lestari
.
Kepala Pusgenri, Luckmi Purwandari, dalam arahannya menyampaikan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, melainkan strategi besar membangun ekosistem pembinaan generasi muda kehutanan. “FOLU Net Sink 2030 adalah komitmen Indonesia untuk memastikan hutan menyerap lebih banyak emisi dibandingkan yang dilepaskan. Sekolah menjadi ujung tombak, karena transformasi besar hanya mungkin terjadi bila generasi muda kita diberdayakan sejak dini,” ujarnya.
Sebagai pondasi awal, siswa mendapatkan materi motivasi dari Dani Wahyu Munggoro dengan tema “Menemukan Kekuatan Diri.” Materi ini dimaksudkan untuk membangkitkan kesadaran peserta mengenai potensi dan peran mereka sebagai kader pelestari hutan, sebelum terjun langsung ke dalam aksi konservasi dan wirausaha hijau.
Melalui Forest Move Club, setiap peserta akan menyusun dan melaksanakan rencana aksi nyata di lapangan, mulai dari pembuatan sekat bakar hijau, konservasi mata air, produksi minyak atsiri, hingga model usaha silvopasture. Hasil rencana aksi ini akan dibukukan dalam “Forest Move Club: Rencana Aksi Generasi Muda Pelestari Hutan.” Dengan dukungan Pusgenri, Balai P2SDM Wilayah IV, serta guru SMKKN Kadipaten, diharapkan Forest Move Club dapat menjadi model pembelajaran inovatif yang menghubungkan konservasi, pendidikan vokasi, dan kewirausahaan kehutanan.
“Forest Move Club adalah tempat transformasi, dari sekadar penonton menjadi penggerak, dari penghafal menjadi pencipta aksi. Anak-anak kita bukan hanya lulusan SMK biasa, tetapi calon pemimpin yang siap kerja, siap berwirausaha, dan siap menjaga hutan untuk masa depan,” tegas Luckmi.
Program ini akan berlangsung dari September hingga Desember 2025, dengan kombinasi pembelajaran teori, praktik lapang di KHDTK Sawala Mandapa, serta pendampingan rencana aksi. Program ini diharapkan menjadi model pengembangan ekstrakurikuler inovatif yang dapat direplikasi di SMK Kehutanan lainnya serta dapat melahirkan generasi muda kehutanan yang berdaya saing, adaptif, dan menjadi bagian penting dari pencapaian Indonesia FOLU Net Sink 2030.
Jakarta, Kemenhut, 4 September 2025
Untuk Informasi Lebih Lanjut:
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan,
Luckmi Purwandari
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Kehutanan,
Krisdianto
Artikel
Pusat Pengembangan Generasi Pelestari Hutan
🏢Gd. Manggala Wanabakti Blok VII / Lt.8 Jl. Garot Subroto Senayan, Jakarta Pusat 10270
☎ (021) – 5730131