PKBSI - 13.04 Taman Burung

PERSATUAN KEBUN BINATANG SELURUH INDONESIA

WWW.INDONESIA2024.ONLINE

13 Taman Burung – TMII

Taman Burung – TMII .

Kehadiran Taman Burung sebagai bagian integral dari Taman Mini "Indonesia Indah" ditandai dengan upacara peresmian yang dilakukan oleh Presiden RI, Bapak Soeharto pada tanggal 19 Agustus 1976. Sarana yang merupakan perwujudan dari salah satu gagasan besar almarhumah Ibu Tien Soeharto, bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia dari segi kekayaan sumberdaya hayati, khususnya burung, baik kepada wisatawan mancanegara maupun kepada masyarakat Indonesia sendiri.

Change Language

Sepuluh tahun kemudian (1986) sarana yang luasnya hanya sekitar 6.000 m2 tidak lagi mampu menampung tambahan koleksi baru yang perlu dipamerkan. Tepatnya tanggal 27 April 1987 pengembangan Taman Burung TMII diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto. Hasil pengembangan ini tidak saja meningkatkan luas kawasan Taman Burung menjadi 6,5 hektar, tetapi juga semakin melengkapkan ketersediaan prasarana dan sarana pendukung. Kesemuanya itu mendorong meningkatnya kinerja dan prestasi Taman Burung dalam mengemban tugas dan fungsinya.

Change Language

Taman burung dibangun berlandaskan pada konsep garis Wallace, suatu garis khayal yang melintas antara Pulau Kalimantan dan Sulawesi di sebelah utara serta antara Pulau Bali dan Lombok di sebelah selatan. Garis ini membagi kawasan Indonesia menjadi dua paparan zoogeografi, yaitu paparan Indonesia sebelah timur (Sulawesi, Maluku, Irian, NTB dan NTT) dan paparan Indonesia sebelah barat (Jawa, Sumatera, Kalimantan dan pulau-pulau lain disekitarnya).

Change Language

Atas dasar itu maka kawasan Taman Burung TMII dibagi menjadi dua kawasan, yaitu kawasan barat dengan rangkaian 4 buah kubah dan kawasan timur dengan rangkaian 5 buah raksasa. Di antara kedua kubah rakasasa tersebut sengaja dibangun sebuah kolam sempit memanjang dari sisi utara ke selatan. Kolam ini melambangkan lintasan garis khayal Wallacea sebagaimana dimaksud di atas. Koleksi burung yang dimiliki diutamakan yang berasal dari Indonesia, saat ini jumlah koleksinya mencapai ± 3.800 ekor yang mewakili 250 jenis.