PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI CERITA DAN LAGU
“Kang Jo” begitulah panggilan sehari-hari yang disapakan para siswa SMPN 1 Benua Lima untuk gurunya yang sangat mereka cintai: Jumakir, S.Pd. yang kini telah menyelesaikan tesis S2-nya di STIE Panca Setia Banjarmasin. Kang Jo, yang mempunyai 2 orang anak dari isteri tercintanya Rusinah. Guru SDN Kandris Kec.Benua Lima, adalah pemenang I “Guru Berprestasi” 2005 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Barito Timur
Wajar jika profesinya sebagai guru mendapat dukungan isteri, karena isterinya sama-sama bergelut di bidang pendidikan Dia adalah Guru SDN Kandris Kec.Benua Lima, yang kerja sehari-harinya adalah menggembleng dan mencetak para murid. “Untuk jadi guru yang baik, yang penting adalah bagaimana kamu tampil di depan murid agar murid suka sama kamu”, ucapnya
Kang Jo sang guru Fisika, rupanya benar-benar menghayati dan memaknai kalimat itu lebih dalam. Mulai dari cara berpakaian, gaya tampil di depan siswa, tutur kata, mimik, intonasi kalimat, dan ketulusan hati untuk bisa “ connect” dengan siswa, menjadi perhatian utama Kang Jo dalam menjalani profesi guru. “ Pinter memang penting bagi seorang guru, tapi bukan sekedar itu. Bahkan teknologi secanggih apapun, tak mungkin bisa menggantikan guru yang penuh perhatian, punya hati, cinta, dan sentuhan kasih Kang Jo yang tulus kepada para siswanya” katanya.
Kang Jo sadar, siswanya tak begitu berminat pada pelajaran Fisika. Kalaupun ada, jumnya relatif minim. Cukup lama Kang Jo berpikir menyusun strategi pembelajaran agar mata pelajaran yang dianggap sulit oleh banyak siswa menjadi lebih menarik jika berhadapan dengan Kang Jo. Akhirnya ditemukan gagasan untuk mengajarkan Fisika melalui CERITA dan lagu. Sekolah tempat Kang Jo mengajar, belum cukup memiliki fasilitas. Laboratorium Fisika pun belum punya. Namun Kang Jo ingin mengajar dengan baik walau tanpa lab, siswanya dapat tertarik untuk memahami materi yang Kang Jo sajikan. Maka mulailah Kang Jo menyusun CERITA dan lagu tentang Fisika. Seperti “Besaran Pokok”, dibuatnya sebuah nama CERITA tentang Besaran Pokok, pengertian dan “Satuan” dirangkai dalam bait lagu. Di awal pembelajaran Kang Jo membuat “CERITA Baru”. yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Kang Jo tidak puas sampai di situ. Dia pun sering meminta kawannya untuk bersama-sama menyaksikan Kang Jo mengajar, dan selalu meminta komentar guru tesebut. Selain itu, Kang Jo pun menyebar angket kepada para siswanya untuk memberikan tanggapan tentang pembelajaran yang dialaminya bersama Kang Jo. Beberapa kritik dan saran pun dia terima. Namun yang lebih menonjol, sebagian komentar tersebut bernada pujian, perasaan senang dan puas atas pembelajaran yang dialami bersama Kang Jo.
Berbinar-binar, Kang Jo mengurai kisahnya sebagai berikut.
Kang Jo sering mengatakan kepada siswa bahwa ‘Fisika itu Asyik’,’ Fisic is an atractive science’. Lalu yang menjadi permasalahan bagaimana kita sebagai guru beranikah mencoba berinovasi untuk sebuah perubahan, dalam proses pembelajaran agar dalam setiap penyampaian materi kepada siswa dapat disampaikan secara lebih variatif dalam menggunakan model-model pembelajaran. Kang Jo mencoba melakukan inovasi pembelajaran “ Bagaimana Pembelajaran Fisika dapat Diberikan melalui CERITA dan Lagu”. Adapun alasan dan teknik kenapa CERITA dan lagu dalam pelajaran Fisika diyakini akan menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah sebagai berikut :
• Secara Pshykologis; CERITA Film dan lagu adalah dunia yang disenangi anak remaja pada seusianya, disamping penyaluran bakat, ekspresi jiwa, kreativitas diri tentang seni, dan segala sesuatu yang berkenaan dengan hakikat kehidupannya.
• Secara Teoritis;Karakteristik ilmu Fisika yang bervariasi mulai dari teori, hitungan, konsep , simbol, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
• Aspek metodologis; Mendorong kita untuk mencari bentuk lain dari kreativitas mengajar dan inovasi dalam pembelajaran Fisika agar tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
• CERITA dan Lagu sangat membantu (isi yang terkandung di dalam berisikan pemahaman terhadap materi yang sedang diajarkan )
• Siswa dapat menyimak, mendengar dan memperhatikan bahkan memaknai setiap kata-kata yang diceritakan lewat CERITA maupun lagu baik oleh guru maupun siswa lain secara bergiliran
Kumpulan CERITA Unik dan lagu yang Kang Jo tulis sesuai dengan materi yang diajarkan, diharapkan akan memudahkan siswa untuk memahami beberapa konsep Fisika terutama yang bersifat hafalan
Contoh:
1.Besaran Pokok
PaMan Wirosableng Kena Senjata Injoi aZa
singkatan dari :
Pa = panjang
Man = massa
Wiro sableng = Waktu
Kena = Kuat arus listrik
Senjata = suhu
Injoi = intensitas cahaya
aZa = jumlah Zat
2.Besaran Pokok dan satuannya
BESARAN POKOK
( Tombo Ati oleh Opick )
Besaran pokok ada tujuh jumlahnya
Yang pertama panjang satuannya meter
Yang kedua massa satuannya kilogram
Yang ketiga waktu satunnya sekon
Yang keempat kuat arus itu ampere
Yang kelima suhu satuannya kelvin
Yang keenam intensitas itu candela
Yang ketujuh jumlah zat itu mole
Dari CERITA dan lagu tersebut kemuadian Kang Jo membawa pikiran siswa untuk mengenal Besaran Pokok :
Selanjutnya Kang Jo berikan pertanyaan
Sebutkan 7 besaran pokok beserta satuan!
Demikian halnya pada saat mengajarkan materi lainnya Kang Jo juga menggubah CERITA dan lagu sebagai berikut:
3.Satuan panjang
KH. DaM, DC,.MM
( dibaca : Kiai Haji Dam dengkulnya Cuma 1 millimeter )
singkatan dari :
K = kilo
H = hekto
Da = deka
M = meter
dengkulnya = desi
Cuma = centi
1 Milli = milli
4.Perubahan Zat
Cerita : Jika anda ingin tahu perubahan zat, buka alamat website : ww.lali.net, maka akan TerBuKa DaRa namanya SaSuKe SuKro
ww.lali.net artinya :
Sifat Fisika itu adalah :
w = warna
w = wujud
la = larut
li = listrik
net = magnet
sifat Kimia itu adalah :
Ter = terbakar (mudah terbakar)
Bu = busuk (bau busuk dan asam)
Ka = karat (berkarat)
Da = meleDak (mudah meledak)
Ra = racun
Pemisahan campuran itu terdiri dari :
SaSuKe SuKro Singkatan dari :
Sa = saring ( penyaringan )
Su = suling (penyulingan )
Ke = Kristalisasi
Su = Sublimasi
Kro = kromatografi
Melalui CERITA dan lagu, Kang Jo sebagai guru merasa sangat terbantu membelajarkan siswa dalam pelajaran Fisika. Demikian juga para siswa. Dari hasil angket yang Kang Jo sebar ternyata sebagian besar, bahkan hampir semua siswa menyatakan rasa senang belajar Fisika dengan CERITA dan lagu. Kata mereka “cepet ngerti, mudah, dan senang”. Pernyataan para siswa ini bukan sekedar kata-kata. Tapi dibuktikan juga dengan kehadiran mereka mengikuti pelajaran Fisika tidak ada yang terlambat, walaupun pelajarannya setelah jam istirahat. Nilai—nilai ulangan pun kian hari kian baik. Dan bahkan pada tahun 2004 siswanya bernama DWI WIBOWO lolos ke Olimpiade Sains tingkat nasional mata pelajaran Fisika yang diselenggarakan di Provinsi Riau .
Dan hasil survei dari angket yang disebar pada Tahun 2005 oleh Pak BERNARD SALLASA (Koordinator Pengawas Dinas Dikpora Kab. Barito Timur) Kang Jo merupakan Guru Terfaforit dan paling disukai siswa SMPN 1 Benua Lima, tentu saja Kang Jo bangga.
sekarang ini Kang Jo tidak lagi mangajar di SMPN 1 Benua Lima tetapi sejak 1 juli 2010 telah diangkat menjadi Pengawas SMP Mata Pelajaran IPA di Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur dan masih banyak lagi inovasi-inovasi yang Kang Jo lakukan untuk materi ajar yang lain. Semoga apa yang menjadi pengalaman Kang Jo dalam mengajar dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat. Atas segala perhatian dan saran Kang Jo haturkan ucapan terima kasih. Wassalam
DUA MASALAH SATU SOLUSI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tertanggal 30 Desember 2010 tentang jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Pada peraturan tersebut dijelaskan bahwa unsur kegiatan pengawas yang dihargai angka kreditnya antara lain (1) unsur pengawasan Akademik dan Manajerial, (2) unsur pengembangan Profesi.
Sedangkan pada tahun tersebut saya baru 6 bulan diangkat menjadi Pengawas Sekolah, hal ini yang membuat saya memulai menekuni sesuai Tupoksi saya sebagai Pengawas Madya. Apalagi walaupun saya termasuk Pengawas Baru tetapi oleh Teman-teman seprofesi saya didaulat sebagai Pengawas Pemandu, hal ini dengan pertimbangan bahwa saya mantan Guru Pemandu pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten.
Dengan berjalannya waktu, saya merasa mendapatkan Pengalaman Terbaik yang mungkin bisa menginspirasi teman seprofesi saya di seluruh Indonesia. Dari 10 (sepuluh) macam Tupoksi sebagai Pengawas Madya, ada 2 (dua) unsur yang saya anggap sebagai suatu keberhasilan yang luar biasa, yaitu (1) Pengalaman terbaik dalam membimbing Guru-guru IPA melalui MGMP dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK), (2) Pengalaman Terbaik dalam Membimbing dan Melatih Guru dan/atau Kepala Sekolah sebagai Penilai Penilaian Kinerja Guru (PK Guru).
Hal tersebut saya anggap sangat urgensi karena didasari oleh (1) Permenneg PAN dan RB nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan angka kreditnya yang mengharuskan kepada Guru dengan golongan minimal III/b ke atas harus melaksanakan Pengembangan Profesi melalui pembuatan Karya Tulis dan (2) Untuk kenaikan pangkat Guru-guru sejak tahun 2013 harus melalui Penilaian Kinerja Guru.
Untuk mengatasi 2 (dua) permasalahan /tantangan tersebut saya mencoba menggunakan satu cara yang saya sebut dengan “Pendampingan TTS B” yang sekaligus dapat mengatasi semua permasalahan dan bahkan mendapatkan hasil yang luar biasa karena dari PTK yang dibuat oleh para Guru-guru yang menjadi Binaan saya dapat diikutkan lomba tingkat nasional di Jakarta sebanyak 10 (sepuluh) KTI.
Adapun dengan adanya 2 (dua) masalah yang sangat urgensi dan dapat saya atasi dengan satu cara, maka pengalaman terbaik yang saya lakukan tersebut saya beri judul “ Dua Masalah Satu Solusi” atau bisa disebut juga dengan “2 IN 1” ( Two in One ).
Pengalaman Terbaik tersebut saya awali sejak tahun 2010, dimana para Pengawas di Kabupaten Barito Timur mengikuti MKPS yang disponsori oleh Program BERMUTU bantuan dari Bank Dunia, yang merupakan tahun pertama. MKPS Jari Janang Kalalawah (Jajaka) berjumlah 17 anggota yang membina 10 (sepuluh) Kelompok Kerja yang terdiri dari : 8 (delapan) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan 2 (dua) Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang dibagi menjadi 2 (dua) wilayah yaitu wilayah Timur dengan pusat kegiatan di SMPN 1 Tamiang Layang yaitu MGMP IPA Daya Restu, MGMP Bahasa Indonesia Soetaono, MGMP Bahasa Inggris Mira Pakat dan MKKS Tut Wuri Handayani sedangkan wilayah barat dengan pusat kegiatan di SMPN 1 Dusun Tengah yaitu MGMP IPA Daya Terpadu, MGMP Matematika Citra Bhakti, MGMP Bahasa Indonesia Rendra, MGMP Bahasa Inggris Step To Be Better dan MKKS SMP Dusun Tengah. Jarak antara wilayah Timur dan Barat sekitar 50 km.
Sedangkan pada tahun yang sama MGMP IPA Daya Restu yang menjadi tugas binaan saya mengalami kendala yaitu masih belum optimal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hanya 75% dari 20 anggota, yang mampu menyelesaikan penyusunan PTK.
Ditambah lagi dengan diberlakukannya Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penilaian Kinerja Guru (PK Guru), dimana agar setiap guru dapat naik pangkat/golongan harus melalui suatu tahapan yaitu PK Guru. Oleh karena itu, sesuai Tupoksi Pengawas Madya adalah melatih atau mendiklat Guru dan/atau Kepala Sekolah untuk meningkatkan kompetensinya, terutama agar para Gurudan/atau Kepala sekolah dapat memahami dan melaksanakan PK Guru.
Sedangkan dari 17 (tujuh belas) Pengawas SLTP/SLTA se-kabupaten Barito Timur hanya ada 2 (dua) orang yang Lulus sebagai Trainer dan Assesor PK Guru dan Kepala Sekolah, yaitu Arlius Agun (Korwas) dan saya sendiri (penulis). Dengan demikian kekurangan tenaga sebagai trainer untuk PK Guru sedangkan sesuai Petunjuk Permen tersebut di atas PK Guru dimulai awal tahun 2013 ini.
1.2 .Rumusan Masalah
Dengan pembimbingan TTS B, kedua permasalahan esensi yang terjadi dapat dirumuskan dengan menggunakan strategi “Two in One” sebagai berikut:
1. Bagaimana Pembimbingan TTS B dapat mengoptimalkan kompetensi Guru pada MGMP IPA Daya Restu terutama tentang pembuatan PTK?
2. Bagaimana Pembimbingan TTS B dapat meningkatkan Kompetensi Guru terutama tentang Kompetensi Guru sebagai Penilai PK Guru?
1.3 .Strategi Pemecahan Masalah
Melalui pembimbingan TTS B penulis berupaya untuk meningkatkan Kompetensi Guru Binaan dan/atau Kepala sekolah Binaan dengan tahapan operasional pelaksanaannya diprogramkan dalam dua aspek esensi sebagai berikut:
1. Memberdayakan Pengurus dan Pemandu pada MGMP IPA Daya Restu.
2. Memberdayakan Pengawas Pembina dan Kepala Sekolah Binaan serta Guru senior pada pelatihan PK Guru.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembimbingan TTS B merupakan istilah yang dibuat oleh penulis yang artinya Pembimbingan Tutor-tutor Sebaya Berlapis. Pembimbingan tutor sebaya adalah suatu pembimbingan dimana mentor/ pembimbingnya merupakan teman peserta didik itu sendiri (Suyuti:2011). Adapun penerapan Pembimbingan TTS B adalah sebagai berikut:
2.1 Penerapan TTS B pada MGMP IPA
Saya selaku pengawas Pembina MGMP IPA Daya Restu melaksanakan pendampingan dan pembimbingan pada kegiatan rutin diantaranya: kegiatan Insrvise Kegiatan Seminar Proposal PTK, Kegiatan Seminar Hasil PTK. Serta kegiatan-kegiatan lain yang dirasa perlu. Bahkan pada kegiatan Seminar Proposal dan Seminar Hasil PTK penulis sebagai pengawas Pembina berperan langsung sebagai Narasumber. Diawali dengan kegiatan Training Needs assessment (TNA) dan berdasarkan rekapitulasi tagihan tahun sebelumnya maka saya selaku pengawas Pembina mulai memetakan kemampuan setiap anggota MGMP. Selanjutnya dibentuklah kelompok-kelompok pembimbingan. Oleh karena itu untuk memudahkan dalam pembimbingan diterapkan Pembimbingan melalui Tutor-Tutor Sebaya Berlapis (TTS B). Langkah awal penulis memilah dan memilih anggota MGMP IPA Daya Restu yang akhirnya terpilih 4 orang dari 32 anggota sebagai TTS B-1, yang terdiri dari: Ketua, sekretaris dan 2 orang Guru Pemandu. Setiap orang dari 4 anggota terpilih membimbing 2 orang yang agak mahir sebagai TTS B-2. Sedangkan setiap orang dari 2 orang agak mahir yang sebagai TTS B-2 akan diserahi untuk membantu dan membimbing 2-3 anggota yang kurang mahir. Pembimbing TTS B-1 atau level 1 terdiri dari 4 orang yaitu kelompok Martina, S.Pd., (ketua), kelompok Yuli Rinawati, S.Pd (sekretaris), kelompok Erni Arianti, S.Pd (Pemandu) dan kelompok Lendang, S.Pd (Pemandu). Saya menekankan pembimbingan pada pembuatan PTK, dimulai pada saat seminar proposal sampai dengan seminar hasil PTK.
Adapun Pembimbingan TTS B pada MGMP IPA Daya Restu dapat digambarkan sebagai berikut:
A
D
TTS B-1
A12
A11
TTS B-2
A112
A111
A121
A123
A122
Gambar .1. Pembimbingan TTS B
Keterangan:
TTS B-1 = Tutor-tutor Sebaya Berlapis level 1
TTS B-2 = Tutor-tutor Sebaya Berlapis level 2
A = Tutor sebaya level 1 kelompok A ( Martihana, S.Pd)
B = Tutor sebaya level 1 kelompok B (Yuli RinawatiS.Pd)
C = Tutor sebaya level 1 kelompok C (Erni Arianti, S.Pd)
D = Tutor sebaya level 1 kelompok D ( Lendang, S.Pd)
A11 dan A12 = Tutor sebaya level 2 kelompok A
A111, A112 dst = Anggota yang kurang mahir
2.2 Penerapan TTS B pada Diklat PK Guru
Pengawas mempunyai tupoksi untuk melatih Guru untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu dalam hal menghadapi pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Guru berdasarkan PK Guru, maka penulis selaku Pengawas Pemandu yang sudah Lulus TOT sebagai Trainer dan Assesor menawarkan program kepada seluruh anggota MKPS Jajaka untuk mempersiapkan Guru-guru SMP/SMA/SMK se-kabupaten Barito Timur untuk siap melaksanakan PK Guru dan berdasarkan hasil rapat ada kesepakatan untuk mensukseskan Program PK Guru sejak tahun 2013 ini di Kabupaten Barito Timur. Oleh karena itu penulis memulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur karena kebetulan beliau baru dilantik awal Januari 2013, yang hasilnya Kepala Dinas Kabupaten Barito Timur melegalkan kegiatan Diklat PK Guru selama 3 hari dengan memberikan Sertifikat kepada Peserta yang dinyatakan Lulus.
b. Meminta agar kegiatan Diklat diperkuat dengan Surat Perintah Tugas dari Kepala Dinas meskipun tidak ada dana dari Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur tetapi bersifat Swadana dari setiap Sekolah penyelenggara.
c. Meminta Pengawas Pembina untuk mengadakan kesepakatan kepada Kepala Sekolah agar dapat dilaksanakan Diklat PK Guru.
d. Meminta Pengawas Pembina untuk bertanggungjawab tentang pembuatan Sertifikat Diklat PK Guru bagi guru-guru di Sekolah Binaannya yang Lulus.
e. Menunjuk Setiap Pengawas Pembina, Kepala Sekolah dan Guru Senior sebagai Pembimbing TTS B-2 pada pelaksanaan Diklat PK Guru.
f. Mentargetkan pelaksanaan Diklat PK Guru antara bulan Januari s.d Juni 2013, sebanyak 172 Guru Lulus Diklat PK Guru dari 860 seluruh Guru SMP/MTs/SMA/MA/SMK se-Kabupaten Barito Timur, Rasio Penilai untuk setiap Sekolah sebesar 1 : 5.
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
Adapun hasil yang dicapai dari penggunaaan dengan metode Pembimbingan TTS B untuk setiap permasalahan yang ditangani adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan jumlah anggota MGMP IPA sebanyak 32 orang maka terbentuklah 4 kelompok pembimbingan yang beranggotakan 8 orang untuk setiap kelompok. Sistem kerja setiap kelompok yaitu untuk anggota yang kurang mahir meminta bimbingan kepada anggota agak mahir level 2 atau TTS B-2, jika terdapat kesulitan, sedangkan anggota TTS B-2 akan meminta bimbingan kepada kelompok mahir atau TTS B-1. Sedangkan saya selaku pengawas Pembina melaksanakan pembimbingan kepada kelompok mahir atau TTS B-1 yang jumlahnya 4 orang. Dengan metode pembimbingan TTS B ini ternyata menghasilhan tagihan yang sangat maksimal bahkan tidak hanya pemenuhan tagihan pembuatan KTI tetapi berdampak positif pada tagihan-tagihan yang lain. Ini terbukti dengan prosentase pemenuhan tagihan yang sebesar 100%. Disamping itu juga mendapat prestasi sebagai berikut:
a. Laporan kegiatan tetap waktu
b. Tagihan 100%
c. Laporan kegiatan dan keuangan terbaik tingkat kabupaten
d. Tahun 2012 Salah satu anggota sebagai juara 2 Guru berprestasi tingkat Provinsi a.n Martihana, S.Pd.
e. Tahun 2013 Mengikuti lomba KTI tingkat Nasional sebanyak 10 artikel.
2. Sebagai pengawas pemandu yang telah lulus TOT sebagai Trainer dan Assesor PK Guru dan Kepala Sekolah merasa bertanggung jawab untuk mensukseskan program PK Guru di kabupaten Barito Timur. Saya dan dibantu oleh 2 orang pemandu meskipun mereka tidak mempunyai sertifikat TOT PK Guru, melaksanakan Diklat PK Guru ke SMP/SMA/SMK se-kabupaten Barito Timur dengan memanfaatkan Kepala Sekolah dan Guru Senior sebagai TTS B-1 untuk membimbing Guru-guru melaksanakan latihan PK Guru setelah dilakukan Diklat.
Adapun target dalam kegiatan ini sudah terlampaui seperti terlihat pada table berikut:
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menerapkan pembimbingan Tutor-Tutor Sebaya Berlapis (TTS B) dapat mengoptimalkan kompetensi Guru dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Artikel.
2. Dengan menerapkan pembimbingan Tutor-Tutor Sebaya Berlapis (TTS B) pada Diklat PK Guru, dapat mengoptimalkan Kompetensi Guru sehingga kabupaten Barito Timur siap melaksanakan PK Guru sesuai peraturan yang berlaku.
4.2 Rekomendasi
Realita yang terjadi dengan bukti data empiris berupa catatan dan dokumen berkenaan dengan pelaksanaan TTS B maka penulis merekomendasi bila melaksanakan dan mengimplementasikannya sebagai berikut:
1. Bagi yang mengalami kesulitan dalam membimbing Guru membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Artikel dapat menggunakan Pembimbingan Tutor-tutor Sebaya Berlapis (TTS B).
2. Agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam melatih Guru terutama tentang Penilai PK Guru maka dapat diterapkan Pembimbingan Tutor-Tutor Sebaya Berlapis (TTS B) kepada Kepala Sekolah dan Guru Senior.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ginnis Paul.2008, Trik dan Taktik Mengajar. Indeks: Jakarta.
2. Johnson,EB.2006.Contextual Teaching And Learning. MLC: Bandung.
3. Mustanin, Nur. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: University Press.
4. Peraturan Bersama Menteri pendidikan Nasional dan Kepala BKN Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011. Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Depdiknas: Jakarta
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007, Standar Pengawas Sekolah, Depdiknas: Jakarta
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010, Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya, Kementerian PAN dan RB: Jakarta
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit, Kementerian PAN dan RB: Jakarta
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74. Tahun 2008. Guru. Depdiknas: Jakarta.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19. Tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Depdiknas: Jakarta.
10. Sujana, Nana. dkk. 2011. Buku Kerja Pengawas sekolah. Kementerian Pendidikan Nasional: Jakarta.
11. Suyuti. 2011, Pembelajaran Sistem Tutor Sebaya dapat meningkatkan semangat Siswa belajar Fisika. (www.psb-psma.0rg)
12. Undang-undang Nomor 20. Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Depdiknas: Jakarta.
13. www.bayumukti.com/tutor-sebaya( diakses tanggal 23 Maret 2013)