Materi Ajar

Apa jadinya kalau aturan yang telah dibuat tidak ditaati? Apa jadinya kalau hidup yang seharusnya dinamis ini tidak lagi termotivasi? Apa jadinya kalau mengharap cita-citanya tercapai, tetapi tidak ada kerja keras?

Bagaimana cara menggunakan hidup dengan sebaik-baiknya? Kita laksanakan apa yang diperintahkan Allah Subhanahuwata’ala. dan rasul-Nya, dan taati pula pemimpin di antara kita. Dengan menaati perintah Allah Subhanahuwata’ala. dan rasul-Nya, serta pemimpin, niscaya hidup kita akan penuh dengan rahmat. Hal ini dijanjikan oleh Allah Subhanahuwata’ala. dalam firman-Nya: “Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (Q.S. ali-Imran/3:132)

Setiap manusia ingin hidup damai, tenteram, dan bahagia. Kehidupan yang damai akan muncul karena tidak ada pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Ketenteraman akan hadir karena adanya

semangat berkompetisi secara sportif dan kolaboratif. Kebahagiaan akan terwujud jika apa yang diinginkan sudah terpenuhi. Bangsa ini akan menjadi besar kalau saja penduduknya, terutama masyarakat terpelajar, dapat menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual, yakni meyakini dan menaati ajaran agama yang dianutnya, menaati pemimpinnya, semangat berkolaborasi dalam berkompetisi, serta memiliki etos kerja dalam meraih cita-cita. Kita tidak bisa melempar tanggung jawab kepada orang lain atau pihak lain. Kita sendiri yang harus melakukannya. Dengan bersama-sama kita junjung tinggi nilai ketaatan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja, bangsa ini akan menjadi bangsa yang cukup disegani dan dibanggakan.


A. Pentingnya Taat kepada Aturan

Buka Q.S. an-Nisā/4: 59, kemudian tulis dengan baik dan benar !!

terjemah ayat:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”


Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah sholallohu’alaihiwassalam. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah (perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah sholallohu’alaihiwassalam.). As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin

Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah sholallohu’alaihiwassalam. sebagai pemimpin dalam sariyyah.

Q.S. an-Nisā/4: 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Subhanahuwata’ala., perintah Rasulullah sholallohu’alaihiwassalam., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat :