Pada pagi hari, setiap orang memulai aktivitasnya masing-masing. Para Siswa berangkat ke sekolah, karyawan menuju ke kantor, petani pergi ke sawah dan sebagainya. Mereka semua memulai aktivitas pagi dengan penuh semangat.
Di sisi lain, ada beberapa orang yang tidak mau berusaha. Mereka hanya berdiam diri, menunggu nasib, dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Mereka tidak mau berusaha karena menganggap semuaitu sudah menjadi takdirnya. Orang-orang seperti ini sangat disayangkan. Mari kita merenung, burung-burung yang terbang mencari makan dipagi hari pun akan kembali ke sarangnya ketika sore hari dalam keadaan perutnya menjadi kenyang.
Demikian juga dengan kalian sebagai Siswa, ada yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk belajar sehingga saat ulangan dapat menyelesaikan soal-soal dengan lancar. Di sisi lain, ada beberapa Siswa yang enggan belajar ketika ulangan. Mereka hanya mengharapkan contekan dari teman-teman mereka. Sungguh kebiasaan buruk ini tidak boleh dilakukan, karena pada saat dewasa nanti kebiasaan buruk ini akan terbawa.
Wahai anak shalih, giatlah belajar untuk meraih cita-cita. Belajar merupakan salah satu bentuk ikhtiar dalam meraih cita-cita. Manusia diberi kesempatan untuk berusaha, berusaha, dan terus berusaha. Namun ingatlah bahwa tidak semua usaha itu pasti membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Terkadang hasil dari usaha kita tidak sesuai dengan harapan. Namun di mata Allah Swt., segala ikhtiar yang belum berhasil itu pun sudah bernilai.
B. Mutiara Khazanah Islam
1. Optimis
Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif dalammenghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis adalah pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan negatifdalam menghadapi persoalan.
Perhatikan contoh-contoh berikut.
Raisa dan Joni mengikuti lomba menggambar di tingkat kabupaten. Raisa yakin dalam lomba ini akan meraih hasil yang terbaik. Sebaliknya, Joni merasa bahwa dalam lomba kali ini ia tidak mungkin bisa menang.
Doni dan Hasim sakit demam berdarah (DB). Mereka berdua dirawat di rumah sakit. Doni memiliki semangat yang tinggi untuk sembuh, sedangkan Hasim takut kalau penyakitnya tidak dapat disembuhkan.
Di dalam satu kelas IX terdapat 30 Siswa. Sebanyak 29 Siswa menyongsong ujian dengan rasa percaya diri, namun Nilna merasa takut kalau nanti gagal dalam ujian.
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita memiliki sifat optimis. Sifat itu memicu seseorang menjadi bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan dan memberi kekuatan dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sifat pesimis menjadi penyebab seseorang menjadi terpuruk tidak bersemangat.
Sifat optimis termasuk perilaku terpuji (akhlak karimah) yang harus dimiliki seorang muslim. Seorang muslim yang memiliki sifat optimis akan selalu berpikiran positif dan berprasangka baik kepada Allah Swt. Nabi Muhammad saw. memberikan teladan kepada kita agar senantiasa memiliki sikap optimis. Perhatikan hadis berikut ini :
Seseorang yang bersifat optimis akan tetap semangat menghadapi semua permasalahan. Jika tidak berhasil menyelesaikan suatu permasalahan, maka dia akan mencoba lagi untuk kedua kalinya, jika gagal kedua kalinya, akan mencoba lagi untuk ketiga kali, sampai berhasil. Sebaliknya jika eseorang pesimis, maka akan menyerah dan tidak mau berusaha lagi. Sifat pesimis merupakan sifat tercela yang harus dihindarioleh setiap muslim. Sifat pesimis akan membuat seseorang berprasangka buruk kepada diri sendiri dan kepada Allah Swt.
Setiap cobaan hidup yang dialami oleh seorang muslim harus dihadapi dengan tabah, semangat pantang menyerah, serta bersungguhsungguh berusaha mencari solusi terbaik. Pantang bagi seorang muslim untuk mengeluh apalagi berputus asa. Hidup ini akan terasa menyenangkan dan terasa indah jika kita mampu menjalaninya dengan penuh optimis.
Salah satu ciri orang yang optimis adalah ia memiliki harapan yang baikpada saat sebelum melakukan suatu pekerjaan. Melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan senang serta Pada saat melaksanakan suatupekerjaan. orang yang optimis mensyukuri keberhasilannya danmengevaluasi kekurangannya, setelah selesai melakukan suatupekerjaan.
Ciri lain dari orang yang optimis adalah melihat segala sesuatu sebagai sebuah kesempatan, peluang, dan kemungkinan. Sebaliknya orang yang pesimis melihat segala sesuatu sebagai kegagalan dan ketidakmungkinan. Dalam situasi yang sulit orang yang optimis akan selalu bilang, “Meskipun sulit, namun masih ada kesempatan untuk berhasil.” Sebaliknya, dalam situasi yang mudah orang yang pesimis masih mengatakan, “Sebenarnya itu hal yang mudah bagiku, namun aku khawatir kalau nantinya akan gagal.”
Orang yang optimis biasanya ditandai dengan wajah yang berseri-seri dan mudah untuk tersenyum. Sebaliknya orang yang pesimis biasanya sering cemberut dan terlihat murung. Sekarang kita dapat memilih, mau menjadi orang yang optimis atau pesimis ? Berikut ini adalah sebuah kisah tentang dua orang pegawai pemasaran dari dua perusahaan sepatu terkenal yang dikirim ke daerah pedalaman. Salah satu di antara mereka memiliki sifat optimis, dan yang satu lagi memiliki sifat pesimis. Bacalah dengan cermat kisah berikut ini:
Kisah Dua Orang Sales Sepatu
Dua perusahaan sepatu ternama mengirimkan petugas pemasaran ke sebuah daerah pedalaman untuk mengembangkan produknya. Dua perusahaan tersebut mengirim masing-masing satu orang petugas pemasaran. Setibanya di sana, dua orang petugas ini tercengang karena penduduk asli pedalaman tersebut tidak ada yang memakai sepatu. Mereka sudah terbiasa pergi ke mana-mana tanpa alas kaki.
Sales dari perusahaan pertama langsung pesimis dan menelponpimpinannya. “Pak, saya mau segera pulang saja. Percuma kita jualan sepatu di sini, pasti tidak akan laku, karena tidak satu orang pun yang mau memakai sepatu.” kata petugas tersebut di ujung telepon. Begitu juga petugas marketing perusahaan yang kedua, langsung menelepon kantor pusatnya, bedanya petugas ini menelepon dengan optimis, “Pak, di sini belum ada orang yang memakai sepatu. Jadi, peluang kita sangat besar Pak. Coba bayangkan kalau mereka semua kita pengaruhi agar mau memakai sepatu, maka sepatu kita akan laku keras Pak. Kita bahkan bisa mendirikan pabrik sepatu di sini. Pasar dan peluang kita sangat besar.”
Akhirnya petugas marketing yang pesimis tadi pulang dengan tangan hampa. Sebaliknya petugas yang optimis tadi membawa hasil gemilang. Bahkan usulannya agar perusahaan mendirikan pabrik di daerah pedalaman itu diwujudkan, dan dia diangkat menjadi kepala cabangnya.