Pernahkah kalian melihat orang yang sedang menanam pohon? Orang yang menanam pohon mangga tentu berharap kelak akan memanen buah mangga. Mereka yang menanam padi berharap akan memanen padi, demikian juga yang menanam jagung, sagu, atau sorgum tentu berharap akan memanen jagung, sagu, atau sorgum. Seperti itu pula kehidupan kita di dunia ini. Kita diperintahkan untuk menanam kebaikan sebanyak-banyaknya, agar kelak di akhirat dapat menuai atau memanen pahala atas tanaman kebaikan itu.
Hal ini sangat sesuai dengan pesan Rasulullah saw. bahwa kehidupan di dunia merupakan ladang untuk menanam. Kalau yang kita tanam adalah kebaikan, kelak di akhirat kita akan memanen kebaikan. Sebaliknya jika yang kita tanam adalah keburukan, kelak yang akan kita panen adalah keburukan yang telah kita perbuat.
Marilah kita merenung sejenak, pada hakikatnya hidup di dunia ini hanyalah sebentar dan sementara. Tidak ada orang yang akan hidup selamanya di dunia, bukan? Sayang sekali jika kesempatan yang tidak lama ini tidak kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mencari bekal kehidupan di akhirat kelak. Banyak sekali orang yang menunda-nunda untuk beramal baik dengan alasan masih banyak waktu. Para remaja menghabiskan waktunya untuk berfoya-foya. Para pemuda menggunakan waktunya hanya dengan bersenang-senang. Mereka lupa bahwa kematian dapat datang secara tiba-tiba tanpa pernah diduga sama sekali. Begitu kematian telah datang, maka habislah kesempatan kita untuk menanam kebaikan.
Oleh karena itu janganlah membuang waktu lagi. Marilah kita perbanyak amal kebaikan dan hentikan kebiasaan buruk untuk menggapai kehidupan akhirat yang lebih baik.
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Umat Islam harus percaya dan yakin bahwa hari akhir itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah Swt. Perhatikan rman Allah Swt. berikut:
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur” (Q.S. al-¦ajj/22:7)
Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Isral. Dijelaskan bahwa pada hari itu daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gununggunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan.
Seluruh manusia menjadi panik. Mereka berlari pontang-panting dan tidak sempat mengenali lagi sanak saudaranya. Semua ingin menyelamatkan diri, namun akhirnya semuanya mati, hancur, dan menghadap Ilahi. Tidak hanya manusia yang mati, seluruh tumbuhan, hewan, kuman, bakteri, virus, jin, dan syaitan juga mengalami kematian. Maha Besar Allah atas segala kuasanya.