Silakan Ananda lihat dan tindak lanjuti Rekap Tugas Semester 1 Tahun Ajaran 2024/2025
Anda tentu sepakat bahwa setiap senyawa perlu mempunyai nama spesifik. Hal itu sangat penting dalam berkomunikasi. Namun, pemberian nama yang spesifik bukan berarti tanpa masalah, sebab jumlah senyawa sangat banyak. Dewasa ini tidak kurang dari 10 juta senyawa yang sudah dikenal dan ribuan senyawa ditemukan tiap tahun. Bagaimanakah cara penamaannya sehingga mudah untuk menghafalkannya?
Pada mulanya, penamaan senyawa didasarkan pada berbagai hal, seperti nama tempat, nama orang, atau sifat tertentu dari senyawa yang bersangkutan.
Contoh:
Garam glauber, yaitu natrium sulfat (Na₂SO₄) yang ditemukan oleh J. R. Glauber.
Salmiak, yaitu amonium klorida (NH₄Cl) yang awal mulanya diperoleh dari kotoran sapi di dekat kuil untuk dewa Jupiter Ammon di Mesir.
Soda pencuci, yaitu natrium karbonat (Na₂CO₃) yang digunakan untuk melunakkan air (membersihkan air dari ion Ca²⁺ dan ion Mg²⁺).
Cara penamaan seperti itu jelas tidak dapat digunakan lagi. Mustahil bagi kita untuk menghafalkan jutaan nama jika setiap nama berdiri sendiri, tanpa aturan tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, himpunan kimia sedunia yang dikenal dengan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) telah merumuskan tata nama senyawa kimia. Nama yang didasarkan pada aturan IUPAC ini kita kenal sebagai nama IUPAC. Di samping nana IUPAC, banyak juga senyawa kimia yang mempunyai nama lazim, yaitu nama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia perdagangan.
Tata nama senyawa organik dibedakan dari tata nama senyawa anorganik. Senyawa organik adalah senyawa karbon dengan sifat-sifat khas. Senyawa-senyawa organik pada mulanya diperoleh dari makhluk hidup, sehingga disebut senyawa organik. Beberapa contoh senyawa organik adalah glukosa (C₆H₁₂O₆), urea (CO(NH₂)₂), asam cuka (CH₃COOH), dan metana (CH₄ - gas alam). Semua senyawa yang tidak termasuk senyawa organik digolongkan sebagai senyawa anorganik. Beberapa senyawa karbon, seperti oksida (yaitu CO dan CO₂), karbonat (senyawa yang mengandung ion CO₃²¯, seperti kalsium karbonat, CaCO₃), dan sianida (senyawa yang mengandung ion CN¯, misalnya kalsium sianida atau KCN), termasuk senyawa anorganik. Kita akan membahas tata nama senyawa anorganik terlebih dahulu, kemudian sedikit tentang tata nama senyawa organik.
1. Tata Nama Senyawa Anorganik
Tata nama senyawa anorganik dibagi ke dalam 4 golongan, yaitu:
Senyawa molekul (senyawa kovalen) biner,
Senyawa ion,
Asam, dan
Basa.
a. Senyawa Molekul (Senyawa Kovalen) Biner
Pada bagian ini, akan dibahas tata nama senyawa kovalen biner, yaitu senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air (H₂O) amonia (NH₃) dan karbon dioksida (CO₂)
1) Rumus senyawa : unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
B - Si - C - Sb - As - P - N - H - S - I - Br - Cl - O - F
2) Nama senyawa : nama senyawa kovalen biner adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.
Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.
3) Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan di atas.
b. Tata Nama Senyawa Ion
Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation (ion positif) umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion (ion negatif) dapat berupa anion tunggal atau suatu anion poliatom. Daftar kation dan anion penting diberikan dalam Tabel berikut.
Beberapa Jenis Kation
Beberapa Jenis Anion
1) Rumus Senyawa : Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat netral (∑ muatan positif = ∑ muatan negatif). Perhatikanlah beberapa contoh berikut.
2) Nama senyawa : nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya, angka indeks tidak disebut.
Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi, senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam itu.
c. Tata Nama Asam
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam. Rumus kimia asam umumnya terdiri dari atom hidrogen (umumnya ditulis di depan, dapat dilepas sebagai ion H⁺) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa ion. Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
Rumus molekul dan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium atau kehidupan sehari-hari:
HCI : asam klorida (dalam getah lambung)
H₂SO₄ : asam sulfat (dalam aki)
ΗΝΟ₃ : asam nitrat
H₃PO₄ : asam fosfat
CH₃COOH : asam asetat (asam cuka)
d. Tata Nama Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion OH¯. Larutan basa bersifat kaustik, jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun. Larutan basa mempunyai rasa agak pahit. Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH¯. Nama basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.
2. Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon dengan sifat-sifat tertentu. Pada awalnya, senyawa organik dipercaya tidak dapat dibuat di laboratorium melainkan hanya dapat diperoleh dari makhluk hidup. Oleh karena itu, dinamai senyawa organik. Senyawa organik mempunyai tata nama khusus. Selain nama sistematis, banyak senyawa organik mempunyai nama lazim atau nama dagang (nama trivial). Beberapa di antaranya adalah:
Persamaan reaksi menggambarkan rumus kimia zat-zat pereaksi (reaktan) dan zat-zat hasil reaksi (produk) yang dibatasi dengan tanda panah dan dilengkapi wujud zat yang terlibat dalam reaksi yang disingkat (s) dari kata solid berarti zat padat; (l) dari kata liquid berarti zat cair; (aq) dari kata aqueous yang berarti larutan dalam air dan (g) dari kata gas yang berarti berwujud gas.
A + B → C + D
Reaktan → Produk
Contoh:
a. Arang atau karbon jika dibakar sempurna dengan oksigen akan menghasilkan gas karbon
dioksida.
Rumus kimia karbon adalah C dan wujudnya padat, gas oksigen O₂, dan gas karbon dioksida CO₂. Persamaan reaksi dari pernyataan tersebut dituliskan sebagai berikut.
C(s) + O₂(g) → CO₂(g)
b. Batu pualam yang berwujud padat dengan rumus kimia CaCO₃, apabila dimasukkan ke dalam
larutan asam klorida yang rumus kimianya HCI, akan berubah menjadi larutan kalsium klorida yang rumus kimianya CaCl₂, air (H₂O), dan gas karbon dioksida (CO₂).
Persamaan reaksinya dituliskan sebagai berikut.
CaCO₃(s) + 2HCl(aq) → CaCl₂(aq) + H₂O(l) + CO₂(g)
Kita telah mengetahui bahwa persamaan reaksi merupakan representasi dari reaksi yang terjadi. Oleh karena itu, penulisan persamaan reaksi harus dilakukan secara akurat, khususnya menyangkut rumus kimia dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam tiga langkah, sebagai berikut.
Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat (zat-zat) pereaksi serta nama dan keadaan zat (zat-zat) hasil reaksi.
Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat (zat-zat) pereaksi dan zat (zat-zat) hasil reaksi, lengkap dengan keterangan tentang wujud/keadaannya.
Menyetarakan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas.
Penyetaraan Reaksi
Telah disebutkan bahwa pada reaksi kimia atom-atom mengalami penataan ulang, tetapi jenis dan jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Untuk menyamakan jenis dan jumlah atom tersebut maka reaksi perlu disetarakan, yaitu dengan memberi koefisien yang tepat. Banyak reaksi yang dapat disetarakan dengan jalan menebak, akan tetapi sebagai permulaan, ikutilah langkah berikut ini.
Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks, sama dengan 1, sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi koefisien 1 itu.
Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling akhir. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah beberapa contoh berikut.