Silakan Ananda lihat dan tindak lanjuti Rekap Tugas Semester 1 Tahun Ajaran 2024/2025
Tabel periodik adalah suatu bentuk tabel yang berisi susunan unsur- unsur kimia berdasarkan nomor- nomor atom yang dimilikinya. Nomor atom yang tersusun tersebut berisi sejumlah proton dalam konfigurasi elektron tertentu dengan kesamaan sifat yang dimiliki unsur kimia. Tabel periodik terbagi dalam empat blok, yaitu blok s, p, d, dan f. Dalam satu periode atau baris, di bagian kiri itu menunjukkan sifat logam, sedangkan bagian kanan untuk menunjukkan sifat non logam.
Istilah- istilah pada tabel periodik yang perlu diketahui agar bisa memahami dan membaca unsur kimianya dengan artinya berikut ini:
Lajur lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode Jumlah Unsur Nomor Atom
1 2 1 - 2
2 8 3 - 10
3 8 11 - 18
4 18 19 - 36
5 18 37 - 54
6 32 55 - 86
7 32 87 - 118
Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Sistem periodik terdiri atas kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:
Sistem 8 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal (lihat Gambar 3.1).
Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, sistem periodik dibagi ke dalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3 -12.
Kedua cara tersebut diberikan pada Gambar 3.1. Anda sebaiknya menghafalkan hubungan nomor golongan menurut dua cara tersebut.
Blok-s pada tabel periodik kimia adalah unsur dari dua golongan, yaitu logam alkali dan alkali tanah. Pada susunanya, blok-s juga berisi unsur tambahan dengan hidrogen dan helium.
Blok-p pada tabel unsur- unsur kimia terdiri dari enam golongan, yaitu 13 golongan sampai 18 sesuai dengan ketentuan IUPAC mulai dari 3A hingga 8A sesuai penamaan Amerika. Semua bagian pada blok-p juga memiliki kandungan sebagian besar adalah metaloid.
Blok-d pada tabel unsur- unsur kimia terdiri dari 3 sampai 12 golongan, mulai dari golongan 3B hingga 2B dalam sistem penggolongan Amerika. Semua unsur kimia dalam golongan blok-d adalah logam transisi.
Blok-f pada tabel unsur- unsur kimia sering diletakan di bagian bawah. Perlu diketahui bahwa golongan blok-f tidak memiliki nomor golongan, hanya terdiri dari lantanida dan aktinida.
Hubungan jari-jari atom dan nomor atom
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi suatu unsur semakin kecil dikarenakan jari-jari atom bertambah besar, sehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah dan energi ionisasi berkurang.
Dalam satu periode, energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan karena jari-jari atom semakin kecil, sehingga daya tarik inti terhadap atom terluar semakin kuat dan energi ionisasi bertambah.
Penyerapan elektron ada yang disertai pelepasan energi, ada pula yang disertai penyerapan energi.
Jika penyerapan elektron disertai pelepasan energi, maka afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negatif.
Jika penyerapan elektron disertai penyerapan energi, maka afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif.
Unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai daya tarik atau afinitas elektron yang lebih besar daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Dengan perkataan lain, makin negatif nilai afinitas elektron, makin besar kecenderungannya menarik elektron membentuk ion negatif.
Dalam suatu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil, dikarenakan daya tarik inti terhadap elektron yang dilengkapi berkurang sehingga afinitas berkurang.
Dalam suatu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar, dikarenakan daya tarik inti terhadap elektron yang ditangkap bertambah sehingga afinitas bertambah.
Dalam satu golongan, dari atas ke bawah maka keelektronegatifannya cenderung semakin berkurang.
Dalam suatu periode, dari kiri ke kanan maka keelektronegatifannya cenderung semakin bertambah.
1) Logam biasanya berupa padatan yang berkilau dengan konduktivitas tinggi dan dapat membentuk alloy dengan bentuk logam lainnya untuk membentuk senyawa ion berupa garam dengan nonlogam atau selain gas mulia. Berikut ini karakteristik logam pada tabel periodic
78% dari semua unsur yang dikenal adalah logam
Ditempatkan di sisi kiri tabel periodik
Biasanya padat pada suhu kamar
Biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
Penghantar panas dan listrik yang baik
Dapat ditempa dan diregangkan
2) Nonlogam biasanya berbentuk gas berwarna atau tidak berwarna yang bisa membentuk senyawa dengan bentuk non logam lainnya secara kovalen. Berikut ini karakteristik nonlogam pada tabel periodik :
Terletak di sisi kanan atas Tabel Periodik
Total ada 22 non-logam
Biasanya padatan atau gas pada suhu kamar
Titik leleh dan titik didih rendah
Penghantar panas dan listrik yang buruk
3) Metaloid biasanya bersifat di antara logam dan nonlogam ataupun campuran dari kedua unsurnya
Mengutip buku Kimia 1 SMA Kelas X oleh Muctaridi, Apt,., M.Si dan Sandri Justiana, S.Si (2007: 7), perkembangan sistem peridoik unsur adalah sebagai berikut.
Pada tahun 1869, seorang ahli kimia dari Prancis yang bernama Antoine Lavoisier mendefinisikan unsur sebagai zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Lavoisier membuat daftar 33 unsur kimia yang diklasifikasikan menjadi gas, nonlogam, logam, dan tanah.
Pada tahun 1817, Johann Wolfgang Dobereiner, seorang kimiawan dari Jerman, membuat pengelompokkan unsur-unsur kimia yang kemudian dikenal sebagai Triade Dobereiner. Dobereiner mengelompokkan setiap tiga unsur kimia yang sifatnya mirip menjadi satu kelompok (triade) berdasarkan kenaikan jumlah atomnya.
Jika berat atom unsur pertama dan unsur ketiga dijumlahkan kemudian dibagi dua, diperoleh hasil yang sama dengan berat atom unsur kedua. Jadi, berat unsur yang berada di tengah adalah rata-rata dari berat kedua unsur lainnya.
Pengelompokan unsur kimia oleh John Alexander Reina Newlands, seorang ahli kimia dari Inggris, dikenal sebagai Teori Oktaf. Newlands mengelompokkan unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan berat atom.
Newlands menemukan bahwa sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur yang ke-delapan (oktaf) sehingga unsur ke-delapan akan mempunyai sifat yang sama dengan unsur pertama.
Kelemahan hukum oktaf Newlands adalah hanya berlaku pada 17 unsur pertama, yaitu hidrogen hingga kalsium. Newlands adalah yang pertama menunjukkan sifat periodik dari unsur-unsur kimia. Sifat periodik kemudian menjadi dasar dalam pengembangan tabel periodik unsur kimia.
Pada tahun 1869, Dmitri Mendeleev, seorang ahli kimia dari Rusia menemukan jika unsur yang disusun berdasarkan massa atom yang meningkat, maka unsur yang memiliki sifat yang sama akan tersusun secara periodik. Kesimpulan yang didapatkan adalah unsur-unsur yang berada pada kolom yang sama memiliki sifat yang mirip. Mendeleev mengosongkan beberapa kotak dalam tabel periodiknya untuk unsur-unsur yang belum ditemukan.
Henry Moseley, seorang fisikawan dari Inggris membuat tabel periodik yang berhasil memperbaiki kelemahan tabel periodik Mendeleev. Moseley meneliti spektrum sinar X dan hubungannya dengan jumlah muatan listrik menggunakan spektroskopi sinar X yang menghasilkan garis lurus yang menunjukkan hubungan antara nomor atom dan sifat atom secara periodik.
Moseley lalu menyusun unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atom. Tabel periodik Moseley inilah yang digunakan sebagai tabel periodik kimia hingga masa sekarang.