QS al-Ma'un (107): 1–7
https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/107?from=1&to=7
Kata al-Maun secara bahasa berarti bantuan atau pertolongan. Surat ini berisi kalimat tanya retoris kepada manusia (umat Islam) tentang kriteria orang yang mendustakan agama. Surat ini menunjukkan perintah untuk saling memberi. Bahkan sekecil apapun bantuan yang diberikan kepada orang yang membutuhkan sangat berpengaruh pada keimanan seseorang.
Ahmad Musthafa al-Maraghi bahwa kriteria orang yang mendustakan hari kiamat adalah mereka yang merendahkan derajat duafa dan berlaku sombong karena merasa lebih tinggi derajat. Termasuk pendusta agama adalah mereka yang berat dan enggan menolong orang-orang yang membutuhkan seperti fakir miskin.
Hadis-hadis tentang larangan berlebih-lebihan dan menyantuni duafa
Hadis ini menunjukkan keharusan menghindari sikap boros. Dalam hadis tersebut dimisalkan dalam wudu. Dalam berwudu saja, kita tidak dibolehkan boros menggunakan air, apalagi dalam hal-hal yang hukumnya boleh.
a. Arti Hadis
Dari Hakim bin Hizam ra, dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah, maka mulailah dengan orang orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka siapa yang berusaha menjaga dirinya, Allah akan menjaganya dan siapa yang merasa cukup untuk dirinya maka Allah akan mencukupkannya." (HR. Bukhari)
Allah swt. membuat keadaan manusia berbeda-beda. ada yang berkecukupan dan ada yang kekurangan. Hadis ini berisi perintah untuk menyantuni orang-orang yang tidak seberuntung kita. Perumpamaan yang dipakai adalah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah, maksudnya orang yang memberi lebih baik dari pada orang meminta. Begitulah Allah swt. membuat manusia untuk saling memberi kebaikan kepada orang lain.
Arti hadis
Dari Abu Karimah Miqdad bin Ma`dikarib ra. berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw.. bersabda: Tidaklah lebih berbahaya seseorang itu memenuhi suatu bejana melebihi bahayanya memenuhi perut. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Dan seandainya ia tidak mampu berbuat seperti itu, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk nafasnya.
Hadis ini menjelaskan bahwa berlebihan dalam konsumsi makanan berbahaya bagi tubuh. Islam menganjurkan kesederhanaan yang tercermin pada keseimbangan pola makan dan gaya hidup sehat. Tubuh manusia memerlukan nutrisi, air dan udara. Ketiganya harus dipenuhi secara seimbang. Kelebihan salah satunya akan mengurangi porsi yang lainnya. Dan hal ini berdampak pada kesehatan seseorang.