IFI
IFI mencari investor untuk pengembangan
Mobil Terbang
Setelah berhasil mebuat drone ukuran besar dengan rentang hampir 2 meter IFI berkeyakinan dapat mengembangkannya menjadi mobil terbang. Namun dikarenakan proyek penelitian ini sangat mahal maka IFI mencari investor yang bersedia membiayai proyek pengembangan mobil terbang. Diperkirakan biaya untuk penelitian dan pengembangan prototype sekitar 10 juta USD dapat selesai dalam 5 tahun.
Era mobil terbang sebentar lagi !!
Foto Ini adalah dua prototipe mobil terbang yang paling menjanjikan dari sekian puluh prototipe mobil terbang yang pernah diusulkan ke publik oleh berbagai start up ataupun oleh berbagai perusahaan otomotif raksasa.
Kedua mobil terbang di atas selain murah, aman juga praktis. Sebagai ilustrasi, mobil terbang ini dapat digunakan sebagai taksi dengan tarip hanya 6 dolar USD atau 84.000 rupiah dari JFK airport ke tengah kota Manhattan di New York dan hanya lima menit perjalanan. Biasanya dengan taxi bandara biayanya sekitar 700.000 rupiah dan lebih dari satu jam perjalanan selain macet.
Untuk menerbangkan kedua mobil terbang ini pengemudi tidak memerlukan SIM atau latihan pilot karena mobil ini dapat melakukan take off (terbang) dan pendaratan secara vertical juga otomatis karena dikendalikan komputer. Jangkauan terbangnya sekitar 40 kilometer menggunakan baterai yang dapat dicarge kembali dalam waktu 25 menit untuk mengisi daya sebanyak 80 persen. Kecepatan terbang mobil ini sekitar 100-300 kilometer perjam. Kedepannya mobil ini dapat ditingkatkan kapasitas baterai dan daya angkatnya. Menurut pembuatnya kendaraan ini sangat aman karena dilengkapi dengan beberapa sistem pengamanan apabila mesin atau baterai gagal bekerja.
Foto yang atas mobil terbang Blackfly® buatan Marcus Leng dari Startup Opener perusahaan start up asal Kanada yang sekarang sudah hijrah ke Silicon Valey untuk masuk ke tahap industri. Proyek rahasia 9 tahun ini diperkena-lkan kepada publik pada Juli 2018 dan akan diproduksi secara masal tahun 2020-an. Mobil terbang ini telah melewati lebih dari 1.200 jam penerbangan dan lebih dari 19.000 kilometer perjalanan. Mobil terbang ini harganya terjangkau, kira-kira hampir seharga mobil SUV yang biasa digunakan di Amerika Serikat. (Sumber gambar https://www.youtube.com/watch?v=jozITRIYLL 4&t=9s)
Foto yang bawah adalah mobil terbang Lilium Jet buatan start up Jerman, Lilium Aviation. Saat ini mobil terbang ini telah melewati uji terbang. Pada tahun 2017mobil ini telah mendapat pembiyaan sebesar 1,5 triliun rupiah untuk membawanya ke industri serta produksi masal. (Suber gambar: https://www.youtube.com/watch?v=ohig71bwRUE)
Dengan hadirnya mobil terbang ini beberapa jenis usaha dan pekerjaan yang bakal terkena dampak “disruption” adalah:
Properti. Orang tidak perlu tinggal di kota besar lagi yang padat, sesak, polusi dan harga tanahnya mahal. Dengan adanya mobil terbang orang bisa tinggal di gunung, hutan atau suatu pulau kecil meski tanpa ada akses jalan ke rumah.
Penjualan, jasa dan restoran di ruko-ruko pinggir jalan. Karena jalan raya nantinya akan jarang digunakan maka ruko-ruko, warung pinggir jalan akan sepi.
Kontraktor jalan atau jembatan. Hadirnya mobil terbang akan menjadikan pembuatan jalan raya dan jembatan berkurang karena hampir tidak diperlukan lagi.
Tranportasi, jalan tol, kereta, bahkan pesawat.
Periklanan di jalan raya.
Pengisian bahan bakar minyak.
Otomotif (mobil, motor) darat dan laut.
Pelabuhan laut, terminal dan airport.
Penerbangan jarak dekat.
Dampak dari disrupsi akibat hadirnya mobil terbang ini diperkirakan sangat dahsyat. Bersiap-siaplah !!