Kenapa harus ke Sekolah Karakter Identik?
Sesuai kajian para ahli neuroscience dari literasi Al-Qur’an dan Al-Hadist Nabi Muhammad bahwa setiap manusia yang dilahirkan ke dunia sudah dalam keadaan fitrah. Sehingga pola pembelajaran yang digunakan dengan model Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dan berbasis proyek.
Sekolah Karakter Identik sangat menyakini setiap anak yang lahir sudah dalam keadaan pintar sesuai fitrahnya, maka peran sekolah menjadi stimulator, fasilitator, motivator dengan menyadarkan dan memahamkan peran siswa sebagai manusia yang hidup dimuka bumi untuk menjadi Abdullah (seorang hamba Allah) dan Khalifah (Regenerasi pemimpin).
Sekolah Karakter Identik menjadikan pembelajaran dengan suasana dan nuansa pembelajaran yang humanis; menyesuaikan tahap perkembangan usia dan mental anak tanpa tekanan fisik dan verbal, dan dinamis; pembelajaran siswa dengan explorasi, model pembelajaran tidak perlu diseragamkan, belajar tidak harus dikelas dan tanpa beban pekerjaan rumah (PR).
Apa itu Sekolah Karakter Identik?
Sekolah Karakter Identik adalah Lembaga Pendidikan Formal dalam naungan Yayasan Sekolah Islam Identik mulai level TK, SD, SMP dengan izin operasional dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal Palayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTST) Kota Tangerang Selatan.
Pondasi lahirnya Sekolah Karakter Identik berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist Nabi Muhammad Saw :
Surah Al-Qolam ayat 4 “ Dan Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti luhur”
Surah ArRum ayat 30 “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidk mengetahui”
Al-Hadist Nabi Muhammad :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanya yang akan membuat dia Yahudi, Nasroni dan Majusi” (HR. Muslim)
Karakter yang dimaksud berdasarkan konsep sekolah adalah titik temu antara horizontal dan vertical yang disebut manusia seutuhnya:
Pendekatan horizontal yang disebut “Akhlak”, sebuah kemuliaan yang diperoleh manusia berdasarkan usaha pengabdiannya kepada Allah dengan ibadah sesuai syariat Islam.
Pendekatan vertical yang disebut “adab/mental”, sebuah kemuliaan yang diperoleh manusia berdasarkan usaha cara berfikir dan cara bekerja sesuai kondisi peradaban manusia dizamannya.
