Air Terjun Dolo menjadi wisata alam selanjutnya yang menghadirkan panorama mengagumkan. Berada di ketinggian 1800 mdpl, udara di sekitarnya begitu sejuk dan memanjakan siapapun yang mengunjunginya. Air terjun Dolo juga terbilang tinggi yakni sekitar 25 meter.Tempat ini sangat cocok untuk seorang petualang , karena medannya yang menantang .
Goa Selomangleng beralamat di Jalan Mastrip, Kediri. Dulunya goa ini merupakan tempat pertapaan Dewi Kilisuci, putri Kerajaan Kahuripan yang dipimpin Raja Airlangga. Menurut cerita, sang putri memutuskan bertapa demi meminta kemakmuran bagi rakyat Kediri. Ia lantas memutuskan tak menikah dan meninggalkan keduniawian.
Nama Selomangleng sendiri diberikan bukan tanpa alasan. Berdasarkan sumber yang saya peroleh, kata Selo memiliki arti batu, sementara Mangleng berarti miring. Secara geografis goa ini memang berada di kaki Gunung Klotok, namun permukaan tanah di sekitar goa sendiri cukup landai.
Goa Selomangleng bukan goa alami. Tempat ini terbentuk dari hasil pahatan pada batuan keras. Posisinya tidak terlalu tinggi, namun tetap sedikit berbahaya untuk digapai. Pasalnya, permukaan batu di sekitarnya bisa sangat licin.
Monumen Simpang Lima Gumul atau biasa disingkat SLG (bahasa Jawa: ꦩꦺꦴꦤꦸꦩꦺꦤ꧀ꦱꦶꦩ꧀ꦥꦁꦭꦶꦩꦒꦸꦩꦸꦭ꧀, translit. Monumèn Simpang Lima Gumul) adalah salah satu bangunan yang menjadi ikon Kabupaten Kediri yang bentuknya menyerupai Arc de Triomphe yang berada di Paris, Prancis.[1] SLG mulai dibangun pada tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2008, yang digagas oleh Bupati Kediri saat itu, Sutrisno.[2][3] Bangunan ini terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, tepatnya di pusat pertemuan lima jalan yang menuju ke Kota Kediri, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten, Kediri.[3]
Jika Arc de Triomphe dibangun untuk menghormati para pejuang yang bertempur dan mati bagi Prancis dalam Revolusi Prancis dan Perang Napoleon, namun belum ada kejelasan mengapa dan untuk menghormati siapa Monumen Simpang Lima Gumul Kediri ini dibangun.[3] Dalam beberapa sumber menyebutkan, bahwa didirikannya monumen ini dikarenakan terinspirasi dari Jongko Jojoboyo, raja dari Kerajaan Kediri abad ke-12 yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri.[2][4]
Selain sebagai ikon sebuah kota, saat ini SLG juga menjadi sentra (pusat) ekonomi dan perdagangan baru (Central Business District) di Kabupaten Kediri, sehingga diharapkan dapat membuat perekonomian Kediri semakin bertambah maju.[1][5] Monumen Simpang Lima Gumul berlokasi di kawasan yang strategis dan dilengkapi dengan beragam sarana umum, seperti gedung pertemuan (convention hall), gedung serbaguna (multipurpose), Bank daerah, terminal bus antarkota dan MPU (Mobil Penumpang Umum), pasar TuGu (Sabtu-Minggu) dan sarana rekreasi seperti wisata air Water Park Gumul Paradise Islanda dan juga Taman Hijau SLG. Di Taman Hijau SLG tersebut terdapat Lokomotif uap sebagai salah satu tempat untuk berswafoto.[1][5]