Gambar : Tahap-tahap perkembangan embrio dalam kandungan
Merupakan selaput membran yang terbentuk selama perkembangan embrio atau selama kehamilan. Ada 3 membran yaitu
Sakus Vitelinus atau Kantong Telor
Merupakan pelebaran endodermis yang berisi persediaan makanan bagi embrio
Amnion (Cairan Ketuban)
Merupakan kantong yang berisi cairan tempat embrio mengapung. Amnion memiliki beberapa fungsi yaitu
a. memberi ruang gerak bagi janin selama berkembang
b. melindungi janin dari benturan dengan dinding rahim
c. sebagai cadangan cairan dan nutrisi bagi janin
d. menjadi inkubator atau pengatur suhu alami
e. sebagai pelumas atau pelicin sehingga membantu proses kelahiran bayi
f. sebagai pendeteksi kelainan keturunan
g. menjaga janin dari serangan bakteri
Alantois
Merupakan selaput yang membentuk tali pusar, terdapat pembuluh darah yang menghubungkan embrio dengan plasenta. Alantois berfungsi menyalurkan makanan dan oksigen ke embrio serta sebagai saluran pengeluaran zat-zat sisa dari embrio.
Korion
Merupakan membran terluar pada embrio membentuk vili korion yang berisi pembuluh darah dengan jaringan endometrium ibu membentuk plasenta. Plasenta berfungsi sebagai pertukaran gas, makanan serta zat sisa antara janin dan ibu.
Saat usia kehamilan makin tua, jumlah estrogen dalam darah makin banyak karena merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan progesteron makin sedikit karena berfungsi mencegah kontraksi uterus.
Hormon oksitosin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis juga berperan merangsang kontraksi uterus menjelang persalinan sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga makin besar. Selain gaya dorong terdapat pula gaya gesek antara bayi dengan cairan plasenta dan gaya gesek antara bayi dengan saluran serviks.